Dilarang jadi presiden, Aung San Suu Kyi yakin rebut pemerintahan
Merdeka.com - Ketua Partai Liga Nasional untuk Demokrasi Myanmar (NLD) Aung San Suu Kyi meyakini bakal menang pemilihan umum pada akhir pekan ini. Kendati dijegal oleh lawan politiknya sehingga tidak mungkin menjadi presiden, simbol oposisi itu berjanji pada pemilihnya akan mengambil alih pemerintahan.
"Saya akan menjalankan pemerintahan dan nantinya presiden yang kami pilih akan bekerja sesuai arah kebijakan NLD," kata Suu Kyi dalam jumpa pers di Kota Yangon, seperti dilansir Channel News Asia, Kamis (5/11).
Pemilu bebas Myanmar pertama setelah kekuasaan junta militer dikurangi, akan digelar pada 8 November mendatang. NLD yang dipimpin Suu Kyi pernah memenangkan pemilu pada 1990, tapi tentara mengkudeta pemerintah, lalu menolak mengakui hasil pencoblosan. Suu Kyi menjadi tahanan rumah nyaris 15 tahun.
Banyak pengamat maupun warga mengatakan Partai NLD masih menjadi favorit semua penduduk Myanmar. Masalahnya, Suu Kyi yang meraih Nobel Perdamaian pada 1991 tidak mungkin menjadi presiden.
Parlemen Myanmar, atas desakan militer, lima bulan lalu membuat aturan pemilu yang jelas-jelas hendak menjegal Suu Kyi. Dalam amandemen UU didukung 388 anggota parlemen itu, disebutkan bahwa warga Myanmar yang keluarganya berstatus warga asing tidak boleh menjadi presiden. Mendiang suami Suu Kyi, Michael Aris, adalah warga negara Inggris, begitu pula kedua putranya.
Suu Kyi mengaku tidak lagi memikirkan bisa maju atau tidak sebagai presiden. Fokusnya sekarang mengajak masyarakat memenangkan NLD. Dia mengingatkan pendukungnya agar mengawasi TPS, karena ada dugaan partai penguasa yang dekat dengan tentara bakal berlaku curang atau melakukan politik uang. "Jika anda semua melihat hal-hal mencurigakan, mari kita awasi, mari kita permasalahkan," kata politikus perempuan berusia 70 tahun itu.
Sekalipun nanti menang pemilu, NLD tidak bisa mulus memerintah. Konstitusi menyatakan 25 persen kursi legislatif adalah hak khusus junta militer.
Masalah lain dalam politik Myanmar saat ini adalah diskriminasi terhadap penduduk minoritas muslim. NLD yang terhitung partai progresif, tidak berani mendukung etnis Rohingya karena isu ini tidak populer. Apalagi Partai Uni Solidaritas yang menguasai pemerintahan, didukung kelompok Buddha radikal, menyatakan warga muslim harus diusir dari Myanmar.
Biksu radikal, Ashin Wirathu, mengajak umat Buddha di Myanmar tidak memilih NLD. Dia menuding Suu Kyi gagal membendung pertumbuhan populasi kelompok muslim yang mengancam nilai-nilai Buddha di negara mereka.
Wakil Presiden NLD Cabang Mandalay, Win Mya, adalah contoh politikus populer yang tidak bisa masuk parlemen karena sentimen antimuslim yang berkembang di masyarakat. Sosok kepercayaan Suu Kyi ini adalah penganut Islam.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
NasDem: Pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi Puluhan Kali, Tidak Terkait Sikap Politik
Surya Paloh dan Jokowi diketahui menggelar pertemuan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (18/2).
Baca SelengkapnyaCurhat Eks Napiter Kembali ke Pangkuan NKRI Sumpah Setia pada Pancasila
Munir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
Baca SelengkapnyaJokowi Panggil Yasonna dan Sri Mulyani ke Istana, Ini yang Dibahas
Presiden Jokowi memanggil Menteri Yasonna dan Sri Mulyani Indrawati ke Istana Negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata
AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaRespons Puan Maharani Ditanya Maruarar Sirait Keluar PDIP: Terima Kasih
Langkah politik ini diakui Maruarar Sirait mengikuti Joko Widodo
Baca SelengkapnyaRespons Istana Soal Pemakzulan Jokowi: Sampaikan Mimpi Politik Sah-sah Saja
"Dalam negara demokrasi, menyampaikan pendapat, kritik atau bahkan punya 'mimpi-mimpi politik' adalah sah-sah saja," kata Ari
Baca SelengkapnyaMenag Minta Khatib Salat Jumat Sampaikan Pesan Pemilu Damai dan Hargai Perbedaan Pilihan Politik
Yaqut mengatakan, pemilu sebagai pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali sehingga dijalankan dengan penuh riang gembira.
Baca SelengkapnyaPuji Penampilan Gibran saat Debat Cawapres, TKN Makin Yakin Menang Satu Putaran
Wakil Ketua TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka Ahmad Muzani optimistis pasangan calon presiden nomor urut 2 itu bisa menang satu putaran.
Baca SelengkapnyaPeristiwa 23 Maret: Adam Malik Menjadi Wakil Presiden ke-3 Menggantikan Sri Sultan HB IX
Tepat hari ini, 23 Maret pada 1978 silam, Adam Malik dilantik menjadi Wakil Presiden Indonesia ketiga.
Baca Selengkapnya