Ternyata Bukan soal Uang, Ini Dua Kekhawatiran Orang Kaya Dunia soal Ancaman Serius Mengintai Umat Manusia
Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya.
Salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates telah mengingatkan publik selama beberapa dekade terakhir mengenai sejumlah ancaman serius. Dia menyebutkan bahwa bencana iklim hingga kemungkinan serangan siber besar akan menjadi ancaman serius bagi umat manusia di bumi, tetapi itu bukan yang utama.
Dia menyebut, ada dua ancaman terbesar yang mengkhawatirkan Bill Gates. Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya dalam 25 tahun ke depan.
-
Bagaimana Bill Gates mengatasi kekhawatirannya? Dari hal tersebut, terlihat bahwa Gates memiliki sikap optimisme dan pesimisme yang digabungkan menjadi satu, dengan cara memikirkan kemungkinan terburuk yang terjadi. Namun, ia tetap memiliki sebuah upaya yang harus dilakukan agar pikiran pesimis tersebut tidak bertahan lama.
-
Siapa orang terkaya di dunia? Dikenal sebagai salah satu pengusaha paling inovatif di dunia, Elon Musk telah meraih posisi pertama dalam daftar Orang Terkaya di Dunia versi majalah Forbes.
-
Apa menurut Bill Gates yang harus dilakukan orang kaya? 'Saya percaya orang kaya harus membayar lebih banyak daripada yang mereka lakukan saat ini,' tulis Gates dalam blognya pada tahun 2019.
-
Kenapa Bill Gates khawatir soal gaji karyawannya? 'Saya selalu khawatir karena orang-orang yang bekerja dengan saya memiliki usia yang lebih tua dari saya dan mempunyai anak. Lantas, hal ini yang membuat saya berpikir, bagaimana jika mereka tidak dibayar? apakah gaji yang saya berikan dapat memenuhi kebutuhan tersebut?'
-
Mengapa tokoh kaya berpengaruh pada masyarakat? Selain kesuksesan finansial, tokoh-tokoh berpengaruh ini juga berdampak pada bisnis dan masyarakat.
Ilmuwan umumnya menganggap pandemi sebagai kejadian yang mungkin terjadi seiring waktu. Penelitian menunjukkan bahwa pandemi menjadi semakin sering karena faktor-faktor seperti perubahan iklim dan pertumbuhan populasi.
Bagi Gates dan para ahli kesehatan global lainnya, tantangan utamanya bukanlah apakah pandemi akan terjadi, melainkan apakah negara-negara akan lebih siap dibandingkan saat Covid-19 melanda.
"Negara yang diharapkan dunia untuk memimpin dan menjadi model ternyata tidak memenuhi harapan tersebut," kata Gates, merujuk pada Amerika Serikat, dikutip dari CNBC, Sabtu (14/9).
Dalam bukunya yang dirilis pada 2022 berjudul "How to Prevent the Next Pandemic," Gates mengecam sejumlah pemerintah, termasuk Amerika Serikat, karena tidak memadai dalam menanggapi pandemi Covid-19.
Gates menyarankan agar negara-negara di seluruh dunia meningkatkan kebijakan karantina, berinvestasi dalam pemantauan penyakit, serta meningkatkan penelitian dan pengembangan vaksin.
Perpecahan Politik
Meski ada beberapa kemajuan dalam hal ini, termasuk peningkatan anggaran untuk kesiapsiagaan pandemi di AS dan negara lainnya, Gates menilai bahwa respons global masih belum cukup memadai.
Dia menegaskan, "Meskipun beberapa pelajaran dari pandemi Covid-19 telah dipelajari, sayangnya kemajuan yang dicapai jauh dari yang saya harapkan.”
Gates juga menyoroti bahwa perpecahan politik yang menghambat respons terhadap Covid-19 masih menjadi penghalang besar dalam mempersiapkan wabah di masa depan.
"Menyatukan pemikiran kita tentang apa yang kita lakukan dengan baik, apa yang tidak kita lakukan dengan baik, masih belum terjadi. Mungkin, dalam lima tahun ke depan, itu akan membaik. Namun, sejauh ini, itu cukup mengejutkan."
Pencegahan Penyakit
Dalam episode mendatang dari serial dokumenter Netflix "What’s Next? The Future with Bill Gates," yang akan tayang pada 18 September, Gates akan membahas fokus utama tentang pencegahan penyakit.
Dalam pemutaran awal episode tersebut, Gates berbincang dengan Dr. Anthony Fauci, mantan direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, yang menekankan tanggung jawab moral negara-negara terkaya seperti AS untuk memimpin upaya pencegahan penyakit di seluruh dunia.
Fauci juga membahas isu misinformasi dalam memoarnya "On Call," yang dikhawatirkan telah menggerogoti kepercayaan publik terhadap inisiatif kesehatan masyarakat.
Dia juga mengatakan dengan optimis dalam wawancara bulan Juli dengan People, di mana ia mengatakan bahwa ia percaya bahwa kepercayaan publik terhadap fakta ilmiah pada akhirnya akan dipulihkan.
"Saya masih merasa agak optimis bahwa akan ada sisi baik dalam diri setiap orang yang akan muncul," kata Fauci.