Perjalanan Bisnis Bebek Goreng H. Slamet, Dulunya Cuma Warung Kecil Pinggir Jalan
Merdeka.com - Di tengah menjamurnya kuliner luar negeri di Indonesia, Bebek Goreng H. Slamet tetap awet tak tergerus zaman. Sejak dibuka pertama kali tahun 1986 di Kertasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, resto bebek ini sudah memiliki cabang di seluruh kota-kota besar di Pulau Jawa.
Pendiri rumah makan Bebek Goreng H. Slamet bernama Slamet Raharjo. Dia merintis usaha rumah makan bebek goreng bersama sang istri, Baryatin.
Sebelum membuka usaha kuliner bebek goreng, pada tahun 1979, Slamet dan istri berjualan gado-gado, rujak, kikil sapi, sate kelinci, dan menu lainnya. Berjalannya waktu, Slamet fokus mengembangkan bisnis rumah makan dengan menu utama bebek goreng dan membuka rumah makan bebek untuk skala kecil di pinggir jalan.
-
Bagaimana Slamet Sarojo memulai bisnisnya? Perjalanan bisnis Slamet diawali menjadi agen rokok kretek tuton Tapen di Semarang. Pemilik pabrik rokok itu adalah Liem Giat Thiem. Thiem merasa berutang Budi pada Slamet karena pada tahun 1949, berhasil menangkap perampok pabrik rokok miliknya.
-
Bagaimana Budi dan istrinya membangun usaha slondok? Budi dan istrinya memutuskan menjual seluruh aset hasil kerja keras mereka selama merantau di Tarakan. Uangnya digunakan untuk modal usaha slondok atau keripik khas Jawa Timur, serta memberangkatkan umrah kedua orang tuanya.
-
Siapa yang mendirikan Sate Sapi Pak Kempleng? Dilansir dari Jatengprov.go.id, Sate Pak Klempeng telah dikenal sejak tahun 1960-an. Pembeli dapat memilih beragam isian sate seperti daging, paru, babat, ati, ginjal, atau iso. Satu porsi berisi 10 tusuk sate. Banyak pelancong dari luar kota yang rela mampir demi mencicipi sate sapi Pak Kempleng.
-
Bagaimana cara dia memulai usaha roti? “Iseng-iseng cari resep roti di YouTube dan akhirnya setelah enam bulan uji coba barulah menemukan resep paten dan jualan roti,“ katanya lagi.
-
Apa yang dilakukan pemilik restoran? 'Kami hanya menerima manusia dan hewan. Meskipun hanya kucing dan anjing sekalipun,' ujar pemilik toko.
-
Siapa pemilik Bubur Ayam Ko Iyo? Pengelola Bubur Ayam Ko Iyo, Hary Siswandy mengatakan bahwa resep, cara membuat, hingga cara menyajikannya tidak pernah dia ubah sejak dahulu.
Di tahun 1992, rumah makan tersebut bergeser ke arah kediaman pribadi Slamet. Keduanya meningkatkan kapasitas luas area rumah makan untuk menampung pelanggan.
Dalam akun YouTube Merdeka Jawa Tengah, Slamet menyampaikan proses memasak bebek sebelum disajikan kepada pelanggan yaitu menggodok bebek selama 3 jam. Kemudian direndam bumbu khusus sebelum digoreng.
Sang istri, melalui pihak keluarga, kemudian menimpali filosofi sambal korek yang dijual di rumah makannya sebagai kilas balik saat keluarga Slamet masih dalam kondisi serba kesusahan. "Sambal korek filosofinya mengorek itu dari zaman susah dari ngorek-ngorek sampai habis," demikian penjelasannya, dikutip pada Rabu (7/6).
Di tahun 2019, Haji Slamet sebagai pendiri rumah makan bebek goreng legendaris, meninggal dunia setelah mengalami serangan jantung.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pria asal Sragen yang membagikan cerita inspiratifnya meraih kesukesan berjualan di pinggir jalan dengan penghasilan jutaan rupiah per hari.
Baca SelengkapnyaSeorang pengusaha ayam kremes asal Klaten menceritakan kisahnya membangun usahanya dari nol sampai sukses.
Baca SelengkapnyaKuliner ayam yang disajikan punya cita rasa gurih dan legit yang khas karena berasal dari daging ayam kampung segar yang langsung diolah.
Baca SelengkapnyaBerkat bantuan KUR BRI, warung miliknya bisa naik kelas dan tetap menghadirkan menu legendaris sejak 1994
Baca SelengkapnyaDengan modal yang sedikit, Ragawi mulai menekuni dunia peternakan.
Baca SelengkapnyaIa pun masih terus melakukan riset untuk mengembangkan bisnisnya
Baca SelengkapnyaKisah sukses pedagang sayur yang banting setir menjadi pengusaha bawang goreng di Sukoharjo. Kini Sumardi dan Anik sukses dan telah memiliki 3 pabrik sendiri.
Baca SelengkapnyaWarung sederhana di tengah sawah yang terletak di Desa Majasem, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, ternyata milik keluarga almarhum Didi Kempot.
Baca SelengkapnyaDalam sehari, puluhan ekor ayam kampung bisa habis untuk memenuhi permintaan pembeli.
Baca SelengkapnyaMereka tak pernah membayangkan akan jadi pengusaha camilan.
Baca SelengkapnyaSaat diwawancara dalam akun YouTube Pecah Telur, Nanang menceritakan kilas balik perjalanan hidupnya yang serba nelangsa.
Baca SelengkapnyaWarung itu bentuknya cukup sederhana. Material bangunannya terbuat dari kayu. Konon usia warung itu telah mencapai 1 abad atau 100 tahun.
Baca Selengkapnya