Para Pekerja Ini Rela Tinggalkan Gaji Besar Mencapai Rp5,8 Miliar, Alasannya karena Tak Nyaman
Bekerja dengan gaji tinggi pun tidak menjamin Anda nyaman menjalani kehidupan. Seperti yang dialami Vivian Tu.
Bekerja dengan gaji tinggi pun tidak menjamin Anda nyaman menjalani kehidupan. Seperti yang dialami Vivian Tu.
Bekerja di sebuah perusahaan multinasional dengan gaji fantastis menjadi impian bagi kebanyakan masyarakat. Perusahaan seperti McKinsey, JPMorgan, Meta hingga perusahaan multinasional lainnya kerap kali menjadi incaran para pencari kerja level internasional.
Namun, bekerja dengan gaji tinggi pun tidak menjamin Anda nyaman menjalani kehidupan. Seperti yang dialami Vivian Tu. Dia merupakan mantan trader di JPMorgan. Dia juga bekerja sebagai sales dan marketing di BuzzFeed.
Mengutip Business Insider, keputusannya berhenti dari JPMorgan merupakan pilihan terbaik dalam hidupnya. Dia menyadari bahwa cukup berkompeten dalam melakukan hal lain dengan bayaran yang rasional.
Dia pun mengembangkan keahliannya ke ramah digital dengan membuat akun YouTube bernama "Your Rich BFF".
"Saya menganggap diri saya beruntung dalam karir, karena saya tidak memiliki penyesalan, dan hal ini jarang terjadi. Oleh karena itu, saya berharap kisah saya tentang berpindah pekerjaan dapat menunjukkan kepada orang-orang bahwa loyalitas terhadap perusahaan tidak lagi menjadi hal yang biasa, dan sejujurnya hal itu tidak membuahkan hasil," kata Vivian.
Sama haknya dengan Vivian, Angelina Lu memutuskan keluar dari pekerjaannya sebagai analis bisnis di McKinsey & Company. Angelina mengatakan, bekerja di McKinney sangat dituntut untuk lembur.
"Kami rata-rata bekerja 12-15 jam," ucap Angelina
merdeka.com
Terakhir, ada Eric Yu yang memutuskan berhenti sebagai software engineer di Meta. Dia berhenti karena mengalami serangan panik ketika bekerja di bawah tekanan.
Mengutip Business Insider, Eric bercerita ketika dia mengalami serangan panik saat perusahaan menerapkan kebijakan bekerja dari rumah (work from home).
Eric sadar meninggalkan pekerjaan dengan gaji USD370.000 atau setara Rp5,8 miliar per tahun terdengar sangat gila. Sebab, dia pun menyadari bekerja di Meta selama sisa hidupnya akan menjamin keamanan finansial.
Tetapi dia tahu itu tidak tepat untuknya. Kini, Eric dan tunangannya telah mulai merintis bisnis rumah berbiaya rendah untuk memasuki dunia real estate.
"Pada November 2019, saya mengalami serangan panik pertama saat saya bekerja dari rumah. Saat itu sekitar jam 4 sore, dan kelingking kiri saya mati rasa sepenuhnya. Pada awalnya, saya mengabaikannya, tapi keadaannya menjadi lebih buruk. Satu jam kemudian, telinga saya berdenging, dan jantung saya berdetak sangat kencang," kata Eric.
Ganjar-Mahfud juga menyatakan komitmennya untuk mempercepat keadilan dan kemakmuran rakyat.
Baca SelengkapnyaTak hanya ke PNS, pemerintah diminta untuk menaruh perhatian yang sama terhadap pekerja swasta hingga pelaku UMKM.
Baca SelengkapnyaSetiap negara menawarkan kemudahan dan jumlah gaji berbeda untuk rakyatnya. Setidaknya, saat ini ada negara yang bisa memberi gaji hingga Rp1 miliar per tahun.
Baca SelengkapnyaAplikasi E-Makaryo dibuat sesederhana mungkin agar mampu diakses seluruh kalangan.
Baca SelengkapnyaArif berharap penipuan berkedok lowongan pekerjaan ini bisa diberantas sampai ke akar-akarnya. Karena kasus ini meresahkan masyarakat, terutama pencari kerja.
Baca SelengkapnyaDinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kota Bontang menggelar bimbingan teknis (bimtek) penguatan karakter pengusaha.
Baca SelengkapnyaSemakin tinggi ekspektasi gaji yang ditawarkan suatu profesi, maka semakin tinggi juga minat masyarakat untuk menekuni bidang tersebut.
Baca SelengkapnyaSatgas TPPU memiliki tenggat waktu kerja hingga akhir tahun 2023 untuk menyelesaikan pengusutan transaksi mencurigakan Rp349 Triliun di Kemenkeu.
Baca SelengkapnyaKerja sama tersebut bertujuan juga untuk memfasilitasi pembiayaan bagi pelanggan polimer domestik Chandra Asri.
Baca Selengkapnya