OJK: 5 persen nasabah bank di Singapura berasal dari Indonesia
Merdeka.com - Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Irwan Lubis mengingatkan agar Warga negara Indonesia (WNI) tidak Khawatir ikut program Tax Amnesty atau Pengampunan Pajak. Hal ini terkait penjegalan yang dilakukan perbankan Singapura terhadap nasabahnya yang ingin menarik uang dan membawa pulang ke Indonesia.
Perbankan Singapura beberapa waktu lalu melaporkan WNI yang mengambil uang untuk Tax Amnesty ke polisi setempat.
Menurut Irwan, saat ini warga negara Indonesia cukup banyak menyimpan uang di Singapura. Setidaknya, 5 persen dari nasabah tiap-tiap bank di Singapura berasal dari Indonesia.
"Kita kan enggak punya data karena diakan nasabahnya di Singapura. Misalnya WNI buka rekening di DBS dan OCBC tapi saya kira di satu bank ada sekitar 5 persen nasabahnya orang Indonesia," kata Irwan di Jakarta, Rabu (21/9).
Meski dalam jumlah sedikit, nominal uang yang disimpan di Singapura kemungkinan cukup besar. Sebab, satu orang nasabah bisa menyimpan banyak uangnya di Singapura.
"Itukan artinya nominal dijumlahnya 5 persen besar-besar kan."
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut semua negara di dunia saat ini bersaing untuk mendatangkan uang masuk. Salah satunya Indonesia yang baru saja mengesahkan UU Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty dengan harapan orang Indonesia bisa mengembalikan uangnya ke dalam negeri.
Menurut Jokowi, Indonesia sebenarnya punya banyak uang. Namun, tak sedikit pula pengusaha atau konglomerat yang justru memilih untuk menyimpan uangnya di luar negeri.
"Bukan uang siapa-siapa, itu uang kita. Ada yang ditaruh di bawah bantal. Saya tahu, ada yang ditaruh di bank Swiss, ada yang ditaruh di Hongkong, ada yang ditaruh di BPI, ada yang ditaruh di Singapura. Datanya ada di kantong saya," kata Presiden Jokowi dalam sosialisasi Tax Amnesty di Sumatera Utara seperti ditulis situs Setkab di Jakarta, Jumat (22/7).
Jokowi mengingatkan kepada pengusaha dan orang Indonesia bahwa mereka hidup dan makan di Indonesia, serta bertempat tinggal di Indonesia. Para pengusaha juga diberi kemudahan oleh pemerintah mencari rezeki di Indonesia. Karena itu, Presiden menilai, kalau ada uang ditempatkan di luar negeri tidak pantas sebetulnya.
"Enggak apa apa sebetulnya dalam bisnis biasa tetapi dalam saat ini negara membutuhkan partisipasi dari saudara semuanya, sehingga kita carikan payung hukumnya," katanya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat dia mencocokkan data yang dibawa penagih, diduga ada praktik pemalsuan data-data tersebut diduga palsu.
Baca SelengkapnyaIndustri perbankan melanjutkan tren pertumbuhan yang positif, dengan kredit tetap tumbuh double digit di bulan Februari.
Baca SelengkapnyaSaat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2023, tingkat inklusi keuangan di Indonesia tercatat sebesar 88,7 persen, atau lebih tinggi dari tahun 2022 yang sebesar 85,1 persen.
Baca SelengkapnyaApabila ditemukan adanya pergerakan yang tidak wajar ataupun mencurigakan, maka bank wajib melaporkan ke PPATK.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data OJK, tabungan orang Indonesia pada bulan Februari meningkat jadi Rp8.441 triliun.
Baca SelengkapnyaSudah banyak kasus di Indonesia yang menunjukkan nasabah lebih galak saat ditagih utang.
Baca Selengkapnya