Menteri Jonan beberkan proyek EBT tengah dikembangkan
Merdeka.com - Kebutuhan energi akan terus meningkat seiring bertumbuhnya perekonomian Indonesia. Berbagai langkah strategis-pun telah dilakukan pemerintah untuk menjamin ketersediaan energi, salah satunya adalah dengan mendorong secara masif pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT).
"Pemerintah mendorong penggunaan energi terbarukan untuk ketahanan energi nasional. Saat ini sedang dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap dengan kapasitas 75 MW dan diharapkan Commercial Operation Date (COD/beroperasi secara komersial) pada awal 2018," ungkap Menteri ESDM, Ignasius Jonan pada acara International Energy Conference, di Jakarta, Kamis (30/11).
Jonan memaparkan, selain Sidrap, ada beberapa proyek EBT yang sedang dilaksanakan, yaitu PLTB Jeneponto, di Sulawesi Selatan dengan kapasitas 65 MW dan PLTB Tanah Baru di Kalimantan Selatan. Pengembangan EBT ini dimaksudkan agar tarif listrik berbasis EBT ke depannya akan lebih murah dan kompetitif.
Harga jual listrik PLTB Sidrap adalah USD 11,4 cent per kWh, dan sekarang dipersiapkan PLTB Sidrap Tahap II, kapasitas 50 MW, dengan harga jual ke PLN yang jauh lebih murah, sekitar USD 6 cent per kWh.
Lebih lanjut, Jonan menyampaikan bahwa untuk PLT Arus Laut, proyek berkapasitas 20 MW akan dikembangkan di Larantuka dengan harga jual listrik dari pengembang ke PT PLN sebesar USD 7,19 cent per kWh. Sangat kompetitif dibandingkan pembangkit listrik dari sumber energi primer lainnya.
"Saya percaya ke depannya EBT akan kompetitif apabila dibandingkan energi fosil, mungkin belum sekarang, tetapi secepatnya di masa depan akan terwujud," tegas Jonan.
Pengembangan EBT akan mengoptimalkan sumber daya alam setempat dengan cara yang efektif dan efisien untuk meningkatkan energi berkelanjutan.
Selain pemanfaatan EBT, upaya menerangi lebih dari 2.500 desa yang berada di daerah perbatasan, terisolir dan terluar juga menjadi prioritas. Pemerintah memberikan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) sehingga rasio elektrifikasi akan meningkat.
Lebih lanjut Jonan mengungkapkan bahwa Kementerian ESDM juga mendorong penggunaan listrik, baik yang berasal dari energi fosil maupun energi terbarukan untuk transportasi maupun perlengkapan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Penggunaan kendaraan listrik yang ramah lingkungan serta ekonomis akan menjadi pilihan kendaraan di masa depan. Demikian juga dengan penggunaan kompor listrik, dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor Liquefied Petroleum Gas (LPG).
"Dengan kompor listrik, mengurangi ketergantungan impor, saat ini kebutuhan LPG 6,5 juta ton per tahun, dan 4,5 juta ton per tahun itu impor. Dengan kompor listrik, lebih murah, bersih dan cepat," tandas Jonan.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyek tersebut antara lain PLTS Banyuwangi, PLTS Pasuruan, PLTS Terapung Gajah Mungkur, PLTS Terapung Kedung Ombo.
Baca SelengkapnyaRumah bersama ini merupakan komitmen pemerintah untuk memperkuat kolaborasi antar kementerian/lembaga terkait untuk percepatan transisi EBT.
Baca SelengkapnyaProyek ini diharapkan bisa mengembangkan portofolio dalam pengelolaan energi hijau atau green energy.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe dikabarkan bakal tiba sekira Pukul 09.00 WIT di Bandara Sentani Jayapura.
Baca Selengkapnyadalam proyek Hijaunesia 2023, PLN IP memprioritaskan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).
Baca SelengkapnyaSumber-sumber energi terbarukan membutuhkan pendanaan besar.
Baca SelengkapnyaFokus pemerintah dalam percepatan transisi energi Indonesia masih mengarah pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Baca SelengkapnyaSistem kelistrikan Nusa Penida akan ditambah kembali dengan pembangkit hijau sebesar 14,5 MW.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengklaim rencana itu dapat terealisasi dengan memanfaatkan hasil produksi kelapa sawit yang jadi salah satu andalan Indonesia.
Baca Selengkapnya