Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

KKP Gandeng MDPI dan YKCI, Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan dan Industri Rumput Laut

KKP Gandeng MDPI dan YKCI, Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan dan Industri Rumput Laut KKP Lakukan Kerjasama dengan MDPI dan YKCI. ©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan langkah konkret dalam menjaga keberlanjutan ekologi sekaligus mendorong kesejahteraan nelayan. Kali ini, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) menggandeng Yayasan Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI) guna memperkuat sistem ketertelusuran dan logistik ikan nasional (STELINA).

"Kenapa kita perlu bekerja sama dengan MDPI, karena kita tahu, mereka memiliki track record dalam mengembangkan skema fair trade," kata Direktur Jenderal PDSPKP, Artati Widiarti usai penandatanganan kerja sama KKP-MDPI di Jakarta, Selasa (17/5/2022).

Artati mengungkapkan, skema fair trade bertujuan untuk memberikan insentif berupa dana premium bagi nelayan dengan mengutamakan keberlanjutan sumber daya ikan. Dengan pendampingan dari MDPI ini, pada tahun 2014, kelompok nelayan Pulau Buru telah memperoleh sertifikat USA-Fair Trade Tuna Handline yang pertama di dunia sekaligus menjadi bagian integral sertifikasi eco-labelling Marine Stewardship Council (MSC).

Hasilnya, 123 nelayan kecil penangkap ikan tuna sirip kuning (yellowfin tuna) di Pulau Buru berhasil meraih sertifikasi eco-labelling Marine Stewardship Council (MSC).

"Tentu ini bukti nyata bahwa keberlanjutan bisa berdampingan dengan kesejahteraan nelayan," jelasnya.

Melalui kerja sama ini, Artati berharap MDPI bisa berkolaborasi dalam penguatan kelembagaan korporasi nelayan, supplier, dan Unit Pengolahan Ikan, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi ketertelusuran. Selain itu, KKP-MDPI berkomitmen untuk melakukan penguatan pemasaran dan promosi, khususnya pasar ekspor produk kelautan dan perikanan Indonesia yang berasal dari nelayan, terutama nelayan kecil.

"Ini pekerjaan besar, kita harus mengawal keberlanjutan dan kesejahteraan nelayan-nelayan kecil," ujar Artati.

Senada dengan Artati, Ketua MDPI, Saut Tampubolon, menyebutkan melalui kerja sama ini setidaknya akan menjawab 4 isu besar yang menjadi perhatian pasar ekspor terkait praktek pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Keempat isu tersebut, yakni: kualitas ikan, kesejahteraan nelayan (termasuk karyawan Unit Pengolahan Ikan), keberlanjutan sumber daya ikan, dan ketertelusuran produk perikanan.

Dalam kesempatan ini, Artati juga melakukan penandatangan kerja sama dengan Yayasan Konservasi Cakrawala Indonesia (YKCI) dalam rangka mendukung hilirisasi komoditas rumput laut, meliputi peningkatan nilai tambah, pengelolaan rantai pasok, promosi dan pemasaran, peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia, serta peningkatan akses pembiayaan.

"Kerja sama ini tidak kalah penting mengingat rumput laut adalah salah satu komoditas prioritas ekspor dari Indonesia. Selain itu, peran rumput laut dalam isu climate change sangat penting, saya mengharapkan YKCI dapat menginisiasi penghitungan serapan karbon ataupun carbon credit dari rumput laut," tutur Artati.

Ketua YKCI Meyza Irmadhiany menyambut baik kerja sama dengan KKP. Menurutnya, kerja sama ini akan mengembangkan investasi industri rumput laut yang bernilai positif terhadap lingkungan yang dapat diterima baik oleh masyarakat lokal maupun internasional.

Artati berharap masyarakat bisa merasakan dampak langsung dari kedua kerja sama ini. Terlebih Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, telah menetapkan 3 program prioritas jangka menengah, meliputi penerapan kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota di setiap Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia untuk keberlanjutan ekologi dan kesejahteraan nelayan, yang akan didukung dengan sistem pengawasan terintegrasi berbasis teknologi satelit.

Kedua, pengembangan perikanan budidaya dengan komoditas yang berorientasi ekspor, antara lain udang, lobster, kepiting, dan rumput laut. Dan ketiga, pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.

"Dua kerja sama ini menunjukkan komitmen kita dalam mengimplementasikan 3 program prioritas KKP, semoga niat baik kita semua dimudahkan dan dirahmati Tuhan YME," tutup Artati.

Sebelumnya, Menteri Trenggono mendorong akselerasi program prioritas melalui sinergi dan kerja sama dengan berbagai pihak, baik dengan Instansi Pemerintah, Swasta, maupun Lembaga Swadaya Masyarakat terkait. Pihak mitra kerja sama ini diharapkan dapat mengisi ceruk kosong yang tidak bisa dijangkau oleh KKP.Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan langkah konkret dalam menjaga keberlanjutan ekologi sekaligus mendorong kesejahteraan nelayan. Kali ini, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) menggandeng Yayasan Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI) guna memperkuat sistem ketertelusuran dan logistik ikan nasional (STELINA).

"Kenapa kita perlu bekerja sama dengan MDPI, karena kita tahu, mereka memiliki track record dalam mengembangkan skema fair trade," kata Direktur Jenderal PDSPKP, Artati Widiarti usai penandatanganan kerja sama KKP-MDPI di Jakarta, Selasa (17/5/2022).

Artati mengungkapkan, skema fair trade bertujuan untuk memberikan insentif berupa dana premium bagi nelayan dengan mengutamakan keberlanjutan sumber daya ikan. Dengan pendampingan dari MDPI ini, pada tahun 2014, kelompok nelayan Pulau Buru telah memperoleh sertifikat USA-Fair Trade Tuna Handline yang pertama di dunia sekaligus menjadi bagian integral sertifikasi eco-labelling Marine Stewardship Council (MSC).

Hasilnya, 123 nelayan kecil penangkap ikan tuna sirip kuning (yellowfin tuna) di Pulau Buru berhasil meraih sertifikasi eco-labelling Marine Stewardship Council (MSC).

"Tentu ini bukti nyata bahwa keberlanjutan bisa berdampingan dengan kesejahteraan nelayan," jelasnya.

Melalui kerja sama ini, Artati berharap MDPI bisa berkolaborasi dalam penguatan kelembagaan korporasi nelayan, supplier, dan Unit Pengolahan Ikan, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi ketertelusuran. Selain itu, KKP-MDPI berkomitmen untuk melakukan penguatan pemasaran dan promosi, khususnya pasar ekspor produk kelautan dan perikanan Indonesia yang berasal dari nelayan, terutama nelayan kecil.

"Ini pekerjaan besar, kita harus mengawal keberlanjutan dan kesejahteraan nelayan-nelayan kecil," ujar Artati.

Senada dengan Artati, Ketua MDPI, Saut Tampubolon, menyebutkan melalui kerja sama ini setidaknya akan menjawab 4 isu besar yang menjadi perhatian pasar ekspor terkait praktek pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Keempat isu tersebut, yakni: kualitas ikan, kesejahteraan nelayan (termasuk karyawan Unit Pengolahan Ikan), keberlanjutan sumber daya ikan, dan ketertelusuran produk perikanan.

kkp lakukan kerjasama dengan mdpi dan ykci©2022 Merdeka.com

KKP Juga Melakukan Kerja Sama dengan YKCI Untuk Tingkatkan Kualitas Industri Rumput Laut

Dalam kesempatan ini, Artati juga melakukan penandatangan kerja sama dengan Yayasan Konservasi Cakrawala Indonesia (YKCI) dalam rangka mendukung hilirisasi komoditas rumput laut, meliputi peningkatan nilai tambah, pengelolaan rantai pasok, promosi dan pemasaran, peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia, serta peningkatan akses pembiayaan.

"Kerja sama ini tidak kalah penting mengingat rumput laut adalah salah satu komoditas prioritas ekspor dari Indonesia. Selain itu, peran rumput laut dalam isu climate change sangat penting, saya mengharapkan YKCI dapat menginisiasi penghitungan serapan karbon ataupun carbon credit dari rumput laut," tutur Artati.

Ketua YKCI Meyza Irmadhiany menyambut baik kerja sama dengan KKP. Menurutnya, kerja sama ini akan mengembangkan investasi industri rumput laut yang bernilai positif terhadap lingkungan yang dapat diterima baik oleh masyarakat lokal maupun internasional.

Artati berharap masyarakat bisa merasakan dampak langsung dari kedua kerja sama ini. Terlebih Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, telah menetapkan 3 program prioritas jangka menengah, meliputi penerapan kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota di setiap Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia untuk keberlanjutan ekologi dan kesejahteraan nelayan, yang akan didukung dengan sistem pengawasan terintegrasi berbasis teknologi satelit.

Kedua, pengembangan perikanan budidaya dengan komoditas yang berorientasi ekspor, antara lain udang, lobster, kepiting, dan rumput laut. Dan ketiga, pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.

"Dua kerja sama ini menunjukkan komitmen kita dalam mengimplementasikan 3 program prioritas KKP, semoga niat baik kita semua dimudahkan dan dirahmati Tuhan YME," tutup Artati.

Sebelumnya, Menteri Trenggono mendorong akselerasi program prioritas melalui sinergi dan kerja sama dengan berbagai pihak, baik dengan Instansi Pemerintah, Swasta, maupun Lembaga Swadaya Masyarakat terkait. Pihak mitra kerja sama ini diharapkan dapat mengisi ceruk kosong yang tidak bisa dijangkau oleh KKP.

(mdk/dzm)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
KKP Bakal Tertibkan Bagan Tancap di Perairan Dadap Agar Tak Ganggu Ekosistem Laut

KKP Bakal Tertibkan Bagan Tancap di Perairan Dadap Agar Tak Ganggu Ekosistem Laut

Bagan tancap adalah alat tangkap menetap sehingga mengganggu alur pelayaran

Baca Selengkapnya
DKPP Resmikan Kantor Baru, Kemendagri: Semoga Semakin Efisien Menjalankan Tugas

DKPP Resmikan Kantor Baru, Kemendagri: Semoga Semakin Efisien Menjalankan Tugas

DKPP diharapkan bisa bekerja secara lebih nyaman, melaksanakan tanggung jawab sepenuhnya,

Baca Selengkapnya
Airlangga Tegaskan Komitmen Golkar Lanjutkan Program Jokowi, Termasuk Proyek Tanggul Raksasa

Airlangga Tegaskan Komitmen Golkar Lanjutkan Program Jokowi, Termasuk Proyek Tanggul Raksasa

Partai Golkar menegaskan komitmennya melanjutkan kinerja dan program pemerintah Joko Widodo, termasuk merealisasikan proyek Tanggul Laut Raksasa di Pantura.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
LKPP Bertekad Sejahterakan UMKK Jateng Lewat e-Katalog

LKPP Bertekad Sejahterakan UMKK Jateng Lewat e-Katalog

Kepala LKPP Hendrar Prihadi menyebut alokasi anggaran pada rencana umum pengadaan barang dan jasa setiap tahunnya mencapai Rp1.200 triliun.

Baca Selengkapnya
KKP Bakal Lakukan Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Targetnya Sebelum Lebaran

KKP Bakal Lakukan Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Targetnya Sebelum Lebaran

Tujuan kebijakan ini untuk menciptakan lapangan pekerjaan serta mendongkrak pendapatan negara bukan pajak (PNBP).

Baca Selengkapnya
OJK Usul Program INOVASI Buat Kripto Lebih Inklusif, Pelaku Industri Angkat Suara

OJK Usul Program INOVASI Buat Kripto Lebih Inklusif, Pelaku Industri Angkat Suara

Kerangka strategi INOVASI mencakup sejumlah langkah yang dinilai sangat relevan dengan perkembangan industri kripto.

Baca Selengkapnya
Kampanye di Merauke, PPP Paparkan Program 17 Juta Lapangan Kerja Ganjar-Mahfud ke Milenial Papua

Kampanye di Merauke, PPP Paparkan Program 17 Juta Lapangan Kerja Ganjar-Mahfud ke Milenial Papua

Plt Ketum PPP Muhamad Mardiono memaparkan program 17 juta lapangan kerja Ganjar-Mahfud kepada milenial Papua.

Baca Selengkapnya
Perkuat Sektor Maritim, Direktorat KPLP Kemenhub dan BKI Bahas Sertifikasi ISPS Code

Perkuat Sektor Maritim, Direktorat KPLP Kemenhub dan BKI Bahas Sertifikasi ISPS Code

BKI menginginkan agar kegiatan Pembahasan Kerja Sama ini menjadi katalisator BKI untuk selalu bersinergi dengan Direktorat KPLP dalam menjalankan program.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Ini Alasan Pemerintah Setop Impor Jagung untuk Pakan Ternak

Terungkap, Ini Alasan Pemerintah Setop Impor Jagung untuk Pakan Ternak

Arief menekankan bahwa prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan produksi dalam negeri, terutama menjelang panen raya jagung.

Baca Selengkapnya