Kementan Motivasi Kaum Milenial Sulsel Terjun ke Sektor Pertanian
Merdeka.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus membuktikan komitmennya dalam mencetak petani-petani muda di segala penjuru Indonesia, termasuk di provinsi Sulawesi Selatan. Keseriusan Kementan mencetak petani dari generasi milenial diwujudkan dalam sejumlah kebijakan dan program. Salah satu bukti nyatanya adalah mengubah Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) menjadi Polbangtan. Perubahan berimplikasi pada sejumlah hal substansial, antara lain kurikulum.
"Bila dulu kurikulum diisi teori sebanyak 60 persen dan sisanya praktik, sekarang justru sebaliknya. Kurikulum didominasi praktik dan hanya menyisakan 30 persen teori," jelas Syaifuddin.
Dengan perubahan komposisi muatan praktik dan teori, penyusunan kurikulum tidak sepenuhnya diserahkan kepada internal Polbangtan. Pihak swasta dan perguruan tinggi juga ikut dilibatkan.
"Mahasiswa kami dulunya berangan-angan menjadi PNS. Tapi sekarang sudah tidak lagi. Kami dorong mereka menjadi petani milenial, yaitu agropreneur yang bisa menciptakan lapangan kerja di bidang pertanian," tandas Syaifuddin.
©2019 Merdeka.comSelain menambah bobot praktik pada kurikulumnya, Polbangtan juga berupaya menumbuhkan minat para mahasiswa untuk bertani dengan memberikan bantuan modal.
"Kami siapkan modal sekitar 15-30 juta rupiah bagi mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) yang tertarik menjadi agropreneur," ungkap Direktur Polbangtan Gowa Syaifuddin, saat menjadi pemateri di acara Bincang Asyik Pertanian (BAKPIA) di Gowa, Jumat (17/5).
Kesempatan untuk mendapatkan modal tidak hanya diberikan untuk para mahasiswa Polbangtan, tapi juga mahasiswa jurusan pertanian dari perguruan tinggi yang menjadi mitra polbangtan. Untuk mendapatkan modal tersebut, para mahasiswa disyaratkan untuk mengikuti mata kuliah kewirausahaan.
Pada kesempatan yang sama, perwakilan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Ismaya Parawansa menyebutkan Kementan menargetkan sebanyak 1 juta petani atau sebanyak 40.000 kelompok tani (poktan) milenial akan lahir pada tahun 2019. Menelisik capaian hingga pertengahan tahun ini, target tersebut diyakini dapat tercapai.
"Berdasarkan identifikasi petani milenial yang dilakukan hingga 30 April kemarin, tercatat sudah ada 28.540 poktan. Ini berarti 63,9 persen dari target yang ditetapkan," ungkapnya.
Sejak mencanangkan target mencetak 1 juta petani milenial, Kementan melalui BPPSDMP terus menggiatkan program Penumbuhan dan Penguatan Petani Milenial untuk menumbuhkan minat generasi muda bekerja di bidang pertanian.
Pelaksanaan program ini digerakkan di seluruh provinsi di Indonesia dimulai dari Aceh sampai ke Papua. "Kami membaginya ke dalam zona kawasan jenis komoditas pertanian mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan," sambung Ismaya.
Setiap zona mendapatkan jenis bantuan yang berbeda. Untuk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan, kelompok tani milenial akan mendapat bantuan benih. Sementara peternakan mendapatkan bantuan ternak, seperti sapi, kambing, dan ayam.
Sebelum mendapatkan bantuan, kelompok tani milenial terlebih dahulu diberikan pembekalan dan bimbingan teknis (bimtek) sesuai dengan bidang pertanian yang ditekuninya. Bimtek diselenggarakan tidak hanya untuk meningkatkan kapasitas, keterampilan, sikap dan pengetahuan petani, tapi juga mengubah pola pikir dan meningkatkan kapasitas seorang petani ke arah yang lebih modern.
©2019 Merdeka.comTak hanya pembekalan, Kementan juga turut mendampingi petani saat turun ke lapangan Guna peningkatan produksi dan produktivitas pertanian, peran Penyuluh Pertanian sangat strategis sebagai pendamping petani. Salah satunya dalam melatih penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada para petani millenial.
Kementan mendefinisikan petani milenial sebagai 19 – 39 tahun atau petani yang tidak berada dalam range umur tersebut tetapi berjiwa milenial, tanggap teknologi digital, dan tanggap alsintan.
"Semangat milineal yang dianggap fasih mengadopsi teknologi dalam beragam aspek bisnis akan membawa pembaruan dalam pembangunan pertanian kedepan," tuturnya.
Mengamini pernyataan Ismaya, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri menyebutkan pembeda petani muda dibandingkan para petani berusia tua adalah kemampuan mereka dalam berinovasi dan menggunakan teknologi.
"Saat ini generasi muda banyak bergerak di bidang pertanian. Mereka memiliki kemampuan yang berbeda dengan usia senior. Kita harus membekali tenaga muda kita yang turun ke sektor pertanian," tutur Boga.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Survei FOI 2022: 50 Persen Anak di Perkotaan Berangkat ke Sekolah dengan Perut Kosong
Pendiri FOI, Wida Septarina Wijayanti mengungkapkan kerja sama ini diharapkan mampu mewujudkan berkomitmen untuk mengatasi ketimpangan pangan di masyarakat.
Baca SelengkapnyaInovasi Produk Pupuk Kaltim Ini Tingkatkan Produktivitas Pertanian Hingga 55 Persen
Produksi kentang di Modoinding Minahasa Selatan, mengalami kenaikan signifikan hingga 55 persen dari awalnya 9,9 ton per Hektare (Ha) menjadi 15,8 ton/Ha.
Baca SelengkapnyaTimses 02: Anak Muda Tentukan Kemajuan Bangsa, Jangan Golput
Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Azanil Kelana mengatakan, masa depan Indonesia berada di tangan anak-anak muda.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terbesar Sepanjang Sejarah, Kemenag Buka Lowongan 20.722 CPNS dan 89.781 PPPK
Berbagai formasi di lingkungan Kemenag memiliki peran penting dalam memberikan wawasan terkait program pembangunan yang dilakukan pemerintah.
Baca SelengkapnyaMenteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel
Baca SelengkapnyaPemerintah Buka Loker 1,3 Juta Formasi PPPK, Ini Syarat Batas Usia Pelamar
Tahun 2024 pemerintah membuka lowongan kerja sebanyak 1,3 juta formasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Baca SelengkapnyaPerludem Tarik Permohonan Pengujian UU Pilkada
Banyaknya tahapan Pilkada 2024 yang akan bersinggungan dengan tahapan Pemilu nasional 2024.
Baca SelengkapnyaDemi Tingkatkan Mutu SDM, Kepsek se-Sumsel Diajak Berinovasi Guna Memajukan Pendidikan
Langkah tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel.
Baca SelengkapnyaDirut Semen Indonesia: Aspek Keberlanjutan Bukan Sekadar Pemenuhan Aturan
SIG memiliki fokus menciptakan program-program inovasi lingkungan dan sosial berdasarkan kebutuhan.
Baca Selengkapnya