Harga gula dipatok Rp 12.500 per Kg untungkan konsumen dan ritel
Merdeka.com - Penetapan Harga Eceran tertinggi (HET) untuk komoditas pangan pokok seperti gula disebut berdampak positif terhadap perdagangan gula di level ritel. Sebab, baik konsumen maupun pedagang ritel diyakini akan diuntungkan dengan harga yang stabil.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendukung langkah pemerintah memoderatori penetapan HET antara produsen dan distributor. Pedagang juga mengakui, penetapan ini menenangkan mereka, akan lonjakan harga yang bisanya dikeluhkan konsumen.
Koordinator Bidang Pengaduan dan Hukum Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Sularsi meyakini, penetapan HET gula sebesar Rp 12.500 per Kg dimaksudkan untuk mengantisipasi agar harga gula tidak melebihi dari yang sewajarnya. Oleh sebab itu, dari sisi konsumen penetapan HET gula sangat baik untuk melindungi masyarakat.
"Kalau dari sisi konsumen, penetapan HET ini sangat menguntungkan. Karena ada kepastian harga tertinggi. Tidak seperti harga cabai yang sewaktu-waktu bisa sangat tinggi harganya," tuturnya di Jakarta.
Hanya saja, dengan adanya penetapan HET gula, menurutnya pemerintah juga harus mengedepankan mekanisme pengawasan. "Caranya, dengan wajib melakukan operasi pasar apabila muncul harga melebihi HET yang telah ditetapkan," imbuhnya.
Selain itu, dia juga meminta penetapan HET gula ini juga bisa menguntungkan petani lokal. Di antaranya dengan mengawasi peredaran produk lokal dan memperbaiki tata niaga impor. "Jangan sampai justru petani yang terancam dengan penetapan HET ini. Itu harus selesai. Petani juga harus diuntungkan," serunya.
Heri, Pedagang kebutuhan pokok di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur mengaku sudah tahu adanya kebijakan penetapan HET untuk gula. Dia merasa dalam sebulan terakhir, harga gula terbilang stabil di banding bulan-bulan sebelumnya, begitu pula jika dibandingkan dengan harga kebutuhan pokok lainnya. Karena itu, dia yakin penetapan HET ini akan berdampak langsung pada stabilitas harga gula di pasaran.
Dari pengalamannya, dia mengatakan jika stabilisasi harga, erat kaitannya dengan daya beli masyarakat. "Ya kalau harga nggak stabil, terus ada kenaikan yang cukup tinggi, daya beli masyarakat akan berpengaruh. Meski gula termasuk kebutuhan pokok yang pasti ada pembelinya, tapi kami bisa rasakan perubahan daya beli masyarakat, ada pengurangan," ungkapnya.
Dia mencontohkan, menjelang perayaan tahun baru kemarin, harga gula sempat mencapai Rp 16.000 per Kg. Saat itulah daya beli masyarakat dirasakan Heri sangat menurun. Karena itulah dia berharap penetapan HET gula yang ada saat ini, bisa diterapkan juga untuk komoditi lain yang cukup penting bagi masyarakat, misalnya minyak goreng.
Senada, Pedagang grosiran kelontong di wilayah Pinang Ranti, Jakarta Timur, Gelora Surbakti berharap pemerintah terus melakukan upaya untuk menjaga stabilitas harga gula di pasaran, khususnya setiap menjelang hari raya. Pada momen-momen hari raya biasanya fluktuasi harga gula di pasaran bisa mencapai Rp 5.000 per Kg. Disparitas harga yang tinggi semacam ini, menurutnya selalu berdampak langsung pada daya beli masyarakat
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI), Abdullah Mansuri menyambut positif penerapan HET tersebut. Dia berpendapat, penerapan HET ini akan membuat para pemain gula berhati-hati, lantaran dengan HET harga gula yang ada di pasaran tak lagi bisa dipermainkan sekehendaknya.
"Gula ini kan pemainnya banyak banget, dan tahapannya cukup ribet menurut saya. Jadi dengan adanya HET ini lebih bagus. Ini demi kebaikan bersama. Agar harga gula juga bisa dikendalikan," kata Abdullah.
Meski begitu, Abdullah mengingatkan kondisi yang terjadi di lapangan masih belum sepenuhnya sesuai harapan. Kendati saat ini HET gula ditetapkan sebesar Rp 12.500 per Kg, di lapangan masih dtemukan gula dijual sampai Rp 14.500 per Kg.
Karenanya, dia meminta pemerintah terus mengawasi dan campur tangan dalam proses produksi dan distribusi gula. "Tidak fair kalau pedagang ditekan dengan HET tetapi pemerintah tidak bisa menjamin bahwa harga gula yang sampai di pedagang Rp 11.000 atau Rp 11.500 sehingga pedang bisa menjual Rp 12.500 per Kg. Ini harus dijamin oleh pemerintah," tuturnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras premium sebesar Rp1.000 per kg.
Baca SelengkapnyaKonsumsi gula dalam sehari-hari memerlukan kontrol dan perhatian. Yuk, simak berapa banyak gula yang dapat dikonsumsi manusia dalam sehari!
Baca SelengkapnyaKenaikan ini terjadi karena harga beras Bulog sudah dinaikkan menjadi Rp10.900 per Kg, dari harga eceran tertinggi (HET) sebelumnya Rp9.450 per Kg.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pelaku industri mengaku kesulitan untuk memasarkan produk minuman kemasan rendah kalori.
Baca SelengkapnyaMengurangi konsumsi gula bisa dilakukan secara perlahan dengan menerapkan berbagai cara.
Baca SelengkapnyaSejak 10 Maret 2024, Pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras premium sebesar Rp1.000 per kilogram (kg).
Baca SelengkapnyaPenting untuk memperhatikan batas maksimal konsumsi gula harian.
Baca SelengkapnyaMeskipun harga beras saat ini mahal dan langka, Pemerintah tidak akan mengubah Harga Eceran Tertinggi (HET).
Baca SelengkapnyaDia heran, mengapa harga beras naik sangat tinggi, belum lagi ketersediaan beras di toko-toko ritel yang terbatas.
Baca Selengkapnya