Google Pecat Karyawan yang Protes terhadap Israel
Google dan Amazon memiliki kontrak USD1,2 miliar untuk menyediakan layanan komputasi awan kepada pemerintah dan militer Israel.
Google dan Amazon memiliki kontrak USD1,2 miliar untuk menyediakan layanan komputasi awan kepada pemerintah dan militer Israel.
Para pekerja tersebut dipecat setelah penyelidikan menemukan bahwa mereka telah melakukan protes di dalam kantor Google di New York dan Sunnyvale, California.
tulis CNN.com dikutip Jumat (19/4).
Para pengunjuk rasa membentangkan spanduk bertuliskan “Tidak Ada Lagi Genosida Demi Keuntungan” dan “Kami Mendukung Google Palestina, Arab, dan Muslim.”
Juru Bicara Google mengatakan kepada CNN, bahwa protes tersebut adalah bagian dari kampanye jangka panjang yang dilakukan oleh sekelompok organisasi yang menentang kerjasama dengan Israel.
Dia menjelaskan, bahwa sejumlah kecil pengunjuk rasa karyawan masuk dan mengganggu beberapa lokasi kerja Google. Selain itu, pengunjuk rasa disebutkan menghalangi pekerjaan karyawan lain secara fisik dan mencegah mereka mengakses fasilitas perusahaan.
tambah juru bicara tersebut.
Hasil penyelidikan ini mengakibatkan pemutusan hubungan kerja terhadap 28 karyawan, dan akan terus menyelidiki dan mengambil tindakan sesuai kebutuhan.
Program ini lebih dikenal sebagai Project Nimbus, menurut No Tech For Apartaheid, yang mengutuk keras pemecatan tersebut.
kata Kelompok itu dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada Medium Thursday.
Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang.
Mengapa karyawan Google menentang kontrak senilai USD 1,2 miliar antara Google dengan pemerintah Israel?
Baca SelengkapnyaBerawal dari ini, banyak karyawan Google yang memprotes kebijakan kerja sama perusahaan dengan Israel.
Baca SelengkapnyaPara karyawan melakukan aksi demo menentang kebijakan perusahaan tersebut.
Baca SelengkapnyaIni adalah periode terpanjang matinya jaringan komunikasi sejak agresi Israel dimulai pada 7 Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaBanyak warganet mengunggah video di media sosial, menunjukkan keadaan sekitar mereka yang gelap gulita karena listrik padam.
Baca SelengkapnyaPemerintah Israel mengantisipasi penerimaan klaim kecacatan capai angka 20.000 sampai akhir 2024.
Baca SelengkapnyaNetanyahu Minta Uang ke UEA untuk Bayar Gaji Pekerja Palestina, Dijawab Ketus Begini oleh MBZ
Baca Selengkapnyasepanjang 2022, Israel menumpuk utang USD 16,9 miliar atau sekitar 63 miliar shekel.
Baca SelengkapnyaPerubahan ini mencerminkan bagaimana AI menggantikan lapangan kerja di industri.
Baca SelengkapnyaBegini Situasi di Bromo Jelang Libur Natal dan Tahun Baru, 'Muuaacet rek
Baca Selengkapnya