Ekspor Mebel Meningkat Dampak Perang Dagang AS dan China
Merdeka.com - Ekspor pelaku bisnis mebel dan kerajinan kayu dari Soloraya diprediksi akan mengalami peningkatan. Hal ini merupakan salah satu dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Soloraya, Adi Dharma mengatakan, meski ada peningkatan namun nilainya belum signifikan. Peningkatan ekspor secara signifikan baru terasa setelah tiga bulan ke depan.
"Kalau saat ini memang belum terlihat, tapi sudah ada peningkatan. Mungkin 3 bulan ke depan baru akan terlihat ada peningkatan ekspor," ujar Adi kepada wartawan, Selasa (23/7).
Perang dagang yang terjadi antara AS dan Tiongkok, dikatakannya, dapat menjadi peluang sendiri bagi produk lokal dari Indonesia karena harga yang ditawarkan bisa lebih kompetitif.
Hanya saja, saat ini peluang tersebut belum bisa dimanfaatkan secara maksimal. Alasannya, menurut dia, produk Indonesia masih kalah bersaing dengan Vietnam dan India.
"Kemungkinan karena labor cost yang terus naik. Sehingga membuat harga menjadi tidak kompetitif," katanya.
Lebih lanjut Adi menyampaikan, saat ini masih ada sejumlah kendala yang dihadapi oleh pelaku mebel lokal. Di antaranya terkait harga bahan baku yang masih tinggi.
"Kalau melihat potensi pasar, produk kita sangat kuat di hand made. Karena kalau produk masal kita masih kalah bersaing dengan Vietnam dan Tiongkok. Sehingga ke depan yang perlu diperkuat adalah kreatifitasnya," tandasnya.
Sebelumnya, Pihak Istana Kepresidenan berharap neraca perdagangan Indonesia yang sudah mulai surplus pada Juni 2019 terus didongkrak dengan peningkatan ekspor yang memanfaatkan peluang dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pameran Perdagangan Terbesar di China Sepi, Pedagang Ngeluh: Harga Barang Kami Semurah Kol di Pasar
Eksportir dan pedagang di pameran perdagangan besar China mengeluhkan sepinya pembeli akibat ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaBadak Sudah Ada Sejak 14 Juta Tahun Lalu, Fosilnya Ditemukan di China
Penemuan ini memiliki dampak besar terhadap pemahaman evolusi dan distribusi spesies badak di Asia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Lakukan Terobosan, Sulut Ekspor Berbagai Komoditi ke China
Sulut telah melakukan terobosan besar setelah mengekspor langsung berbagai komoditi ke China.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaTren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun
Jjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaIndonesia Bakal Impor 2.350 Ekor Sapi Asal Australia
Daging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.
Baca SelengkapnyaData BPS: Ekspor Indonesia Naik Tipis di Desember 2023, Nilainya USD 22,41 Miliar
Secara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca Selengkapnya