Gurih Renyah Slondok Desa Kenalan Khas Magelang, Eksis Sejak 1980

merdeka.com Sekitar 2 Tahun yang lalu

Merdeka.com - "Kriuk...kriuk..." itulah bunyi yang terdengar saat menikmati camilan khas Magelang, slondok. Renyah menggoyang lidah. Panganan sejenis keripik ini punya cita rasa gurih. Bentuknya melingkar seperti donat kecil dengan lubang di bagian tengah.

Ukurannya yang kecil tak cukup merasa puas jika hanya dimakan sekali saja. Dijamin, saat pertama kali kamu menggigit slondok pasti akan ketagihan. Akan ambil lagi, lagi dan lagi. Salah satu produksi slondok yang masih eksis hingga saat ini ada di Desa Kenalan, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Sejak era tahun 1980-an, desa ini dikenal sebagai sentra produksi camilan berbahan singkong ini. Terbukti, Desa Kenalan mampu membuktikan ketangguhannya. 4 dekade berlalu, Desa Kenalan menjaga panganan tradisional slondok dengan cita rasa gurih renyahnya.

Meski terlihat sederhana, ada proses yang panjang sebelum slondok bisa dinikmati. Dari singkong mentah sampai camilan yang renyah.

Pertama-tama singkong mentah dicuci bersih. Setelah dicuci bersih, singkong direbus hingga setengah masak. Setelah itu singkong diangin-anginkan selama beberapa jam. Sambil menunggu agak dingin, singkong dipisahkan dari sumbunya. Pada saat didinginkan, singkong mengeluarkan aroma tengik yang menusuk hidung.

Belum selesai, singkong rebus yang sudah dingin kemudian digiling dalam alat khusus. Tak lupa menambahkan bumbu-bumbu bawang putih, garam dan penyedap rasa agar slondok terasa gurih. Singkong giling kemudian dibentuk lingkaran kecil-kecil seperti cincin, dengan lubang kecil di tengah.

Peralatan di produksi ini semua masih mengandalkan tenaga tangan. Namun, proses pembuatan yang masih menggunakan cara tradisional membuat keaslian cita rasanya terjaga. Para pekerja tekun membuat butiran slondok satu demi per satu.

Setelah terbentuk cincin, slondok pun dijemur. Proses penjemuran slondok ini mengandalkan sinar terik matahari. Butiran-butiran slondok ditata di atas papan seperti kayu. Dijemur selama satu hari penuh agar benar-benar kering.

Setelah dirasa kering, slondok pun siap memasuki tahap penggorengan. Nah, jika slondok tidak benar-benar kering akan membuat minyak goreng boros saat digoreng. Setidaknya, dari satu kuintal singkong bisa menghasilkan sekitar 30-40 kilogram slondok.

Desa Kenalan dikenal sebagai sentra produksi slondok. Rata-rata masyarakat desa memproduksi slondok. Termasuk, Slondok Krepus Kriting yang dihasilkan oleh Agus Umar.

Pria separuh baya ini sudah menggeluti usaha ini lebih dari 15 tahun. Selain original, slondok Pak Agus memiliki berbagai macam varian. Dari rasa pedas, bawang dan jengkol. Camilan ini bisa di beli dengan harga antara Rp 22.000 - 25.000/Kg. Biasanya dibeli wisatawan untuk oleh-oleh dari Kota Sejuta Bunga.

Rasa yang gurih serta tekstur yang renyah membuat slondok cocok di lidah warga Indonesia. Makanan ringan khas dengan bahan baku utama singkong ini terbukti mampu membangkitkan perekonomian warga Desa Kenalan.

(mdk/Tys)

ATAU

Geser ke atas Berita Selanjutnya