Merdeka.com - IDC baru saja merilis data tentang pertarungan smartphone di Indonesia. Dalam data Q2 tahun 2018 itu, IDC menyebutkan bahwa Vivo naik peringkat menjadi nomor 4 dari 5 smartphone top di Indonesia. Market share Vivo terkerek menjadi 9 persen dibandingkan kuartal yang sama di tahun 2017 yakni 3 persen.

Edi Kusuma, General Manager for Brand and Activation Vivo Smartphone, mensyukuri atas perolehan prestasi ini. Kata dia, ini tak lepas dari kerja keras seluruh tim dan juga kompetitor yang membuat semangat smartphone asal Tiongkok ini.

"Puji Tuhan. Ini berarti naiknya market share kita menunjukkan bahwa produk kita diterima oleh masyarakat. Kita betul-betul memberikan produk yang terbaik. Bagi kita, pencapaian itu harus lebih lagi. Karena kita gak boleh puas atas pencapaian ini," jelasnya usai acara peluncuran Vivo V11 Pro di Jakarta, Rabu (12/9).

Lebih lanjut dikatakan Edi, Vivo memiliki ambisi untuk menjadi 3 besar smartphone di Indonesia. Pencapaiannya ini, dia harapkan dapat terwujud dalam 5 tahun setelah beroperasi di Indonesia. Sejauh ini, Vivo sudah 4 tahun berada di Indonesia.

"Tahun depan berarti harus bisa masuk ke 3 besar. Kalau bisa di tahun ini lebih baik lewat penjualan Vivo V11 Pro," katanya.

Sebagaimana diketahui, Vivo baru saja merilis V11 Pro. Smartphone ini menjadi senjata terbarunya untuk bertarung di industri smartphone tanah air.

V11 Pro merupakan model pertama seri V yang menggabungkan teknologi screen touch ID dengan menghilangkan panel sidik jari untuk desain yang terintegrasi. Rintisan teknologi ini pertama kali memulai debutnya di MWC 2017 lalu dan telah secara efektif menjadi solusi bezelless atau minim bingkai.

Hadir dalam pilihan warna Nebula Purple dan Starry Black, Vivo V11 Pro dibanderol dengan harga Rp 4.999.000. Harga yang harus dibayar konsumen itu, didukung dengan prosesor Qualcomm Snapdragon 660AIE dengan didukung RAM 6GB dan memori 64GB.