Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Video Air Berton-ton Menyembur di Lokasi Peluncuran Roket NASA, Ini Penjelasannya

Video Air Berton-ton Menyembur di Lokasi Peluncuran Roket NASA, Ini Penjelasannya Video Air Berton-ton Menyembur di Lokasi Peluncuran Roket NASA, Ini Penjelasannya. Instagram/World of Engineering_75

Merdeka.com - Sebuah video muncul di media sosial memperlihatkan berton-ton air yang diduga dibuang di dekat tempat peluncuran roket NASA. Salah satu akun yang mengunggah video tersebut adalah World of Engineering_75.

Dalam keterangannya disebutkan bahwa NASA melakukan hal itu untuk melindungi mesin dari pantulan gelombang suara yang disebabkan oleh knalpot roket. Jika melihat video yang diunggahnya, terlihat air menyembur ke atas hingga ‘membanjiri’ area sekitarnya.

Meski banyaknya air yang dikeluarkan, terdapat tempat pembuangan yang mungkin sengaja dipersiapkan untuk mengantisipasi agar air tidak membanjiri wilayah yang terlalu dekat dengan lokasi peluncuran.

Bila ditelisik lebih jauh, video tersebut memang benar terjadi dan dilakukan oleh NASA. Hal itu diketahui dari akun YouTube NASA yang serupa mengunggah konten itu. Hanya saja, video yang belakangan kembali muncul di medsos terjadi pada 5 tahun yang lalu.

Lalu, untuk apa NASA membuang air sebanyak itu?

Seperti dilaporkan Universe Today dan NASA, Sabtu (27/5), sistem yang terlihat seperti peristiwa membuang air ini disebut dengan sistem Ignition Overpressure Protection and Sound Suppression (IOP/SS).

NASA melakukan sistem ini bertujuan untuk mengontrol energi yang ekstrem di wilayah peluncuran roket. Menyemburkan air ke udara ini diklaim mampu menjaga kru dan peralatan roket tetap aman dari energi ekstrem yang dihasilkan di wilayah peluncuran.

Secara analisa fisika, tempat peluncuran roket mampu menghasilkan daya dorong gabungan hingga 8,4 juta pon sehingga membuat suhu di wilayah itu akan sangat panas jika terus dibiarkan tanpa air.

Sistem banjir air IOP/SS ini ternyata telah dimulai sejak program pesawat ulang-alik pada 2011. Pengujian banjir air IOP/SS 2018 ini diketahui menghabiskan sekitar 450 ribu galon air.

Di mana semburan air yang dilepaskan ini akan melintasi peluncuran dan Flame Deflector melalui pipa bantalan untuk mengontrol energi ekstrem yang dihasilkan roket selama proses pengapian dan lepas landas.

Berikut adalah videonya:

View this post on Instagram

A post shared by Futuristic Technology (@world_of_engineering_75)

Reporter magang: Safira Tiur Margaretha

(mdk/faz)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
9 Negara yang Memiliki Air Terjun Tertinggi di Dunia

9 Negara yang Memiliki Air Terjun Tertinggi di Dunia

Air terjun merupakan bentuk keajaiban dan keindahan alam yang patut untuk dilihat. Yuk, simak daftar air terjun tertinggi di dunia!

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Roket Space One Jepang Meledak Sesaat Setelah Diluncurkan

FOTO: Penampakan Roket Space One Jepang Meledak Sesaat Setelah Diluncurkan

Roket tersebut membawa satelit eksperimental pemerintah Jepang yang dapat menggantikan satelit intelijen di orbit.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
VIDEO: Detik-Detik Tegang Jendela Pesawat Terlepas Saat Terbang di Ketinggian, ini Kronologinya

VIDEO: Detik-Detik Tegang Jendela Pesawat Terlepas Saat Terbang di Ketinggian, ini Kronologinya

Salah satu jendela pesawat Boeing 737 Max 9 itu lepas saat terbang

Baca Selengkapnya
Heboh Pertalite Tercampur Air, Begini Penjelasan Pertamina

Heboh Pertalite Tercampur Air, Begini Penjelasan Pertamina

Bensin berasal dari satu SPBU di Kota Bekasi diduga tercampur air dan mengakibatkan kendaraan menjadi mogok.

Baca Selengkapnya
FOTO: Wajah Pesawat Penumpang Pertama Buatan China, Siap Saingi Airbus dan Boeing

FOTO: Wajah Pesawat Penumpang Pertama Buatan China, Siap Saingi Airbus dan Boeing

Pembuatan pesawat komersial C919 ini merupakan upaya China mengurangi ketergantungan pada teknologi asing.

Baca Selengkapnya