Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

7 Fenomena Aneh yang Terjadi Pada Tubuh Ketika di Luar Angkasa

7 Fenomena Aneh yang Terjadi Pada Tubuh Ketika di Luar Angkasa Fenomena aneh yang terjadi pada tubuh kita ketika di luar angkasa. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Perjalanan ke luar angkasa sudah terjadi sejak dahulu kala. Hal ini akan terus berlangsung dan bahkan akan terjadi dalam jumlah yang lebih banyak lagi, karena agen luar angkasa juga banyak.

Tak cuma itu, misi pun juga makin banyak, setara dengan penemuan sains soal luar angkasa yang jug amakin meluas.

Namun mari kita membahas hal yang lebih mendetil: kondisi astronot. Bagaimana kondisi astronot di luar angkasa? Di situasi yang berkebalikan dengan di Bumi, apakah mereka akan baik-baik saja di sana?

Jawabannya tentu baik-baik saja, namun para astronot harusnya beradaptasi dengan kondisi yang sangatlah ekstrem. Apa saja kondisi tersebut? Mari kita simak.

Sindrom adaptasi luar angkasa

Tanpa adanya tarikan gravitasi, di luar angkasa seorang astronot akan mudah terkena sindrom yang sederhananya disebut "mabuk luar angkasa." Tak seperti mabuk darat, mabuk luar angkasa lebih intens, karena dipadu dengan pusing, disorientasi, ketidaknyamanan yang tak bisa diatasi, vertigo, hingga muntah.

Dari semua orang yang pernah ke luar angkasa, separuh dari keseluruhannya mengalami sindrom ini. Tidak adanya gravitasi namun berubahnya gaya gravitasional secara mendadak tak akan ramah dengan astronot. Namun hal ini akan segera hilang jika kita bisa segera adaptasi.

Hilangnya kuku

Di luar angkasa, terdapat fenomena bernama delaminasi kuku yang sebabkan hilangnya kuku. Dalam sebuah studi yang melibatkan banyak sekali astronot, di luar angkasa ada 22 astronot yang kehilangan kuku.

Hal ini terjadi karena adanya tekanan di ujung jari Anda, yang akhirnya membuat kuku copot secara menyakitkan. Para astronot biasanya mencabut kukunya terlebih dahulu ketimbang hal ini terjadi.

Hilangnya dengkuran

Jika Anda terbiasa mengorok di Bumi, di luar angkasa sepertinya Anda akan sembuh. Pasalnya tidak adanya tarikan gravitasi di sistem pernafasan Anda, justru membuat penyebab dengkuran tak lagi terjadi. blokade yang biasanya terjadi karena penmpukan lemak di leher, tak terjadi ketika gravitasi tak ada.

Rabun

Setelah beberapa lama di luar angkasa, penglihatan Anda akan makin kabur. Hal ini dikarenakan memipihnya bola mata dan perubahan letak retina karena di kondisi tak ada gravitasi, cairan tubuh naik ke atas. Hal ini biasanya tak akan berlangsung lama meski ada juga yang jadi rabun dalam waktu bertahun-tahun.

Dari 300 astronot, ada 23 persen yang mengalami rabun ini di misi jangka pendek dan 49 persen yang mengalami rabun di misi jangka panjang. Jadi, jika kita pergi ke Bulan atau planet baru, ada kemungkinan besar kita akan rabun.

Perubahan massa otot

Ketika berada di luar angkasa, tentu kita lebih banyak mengambang. Karena hal ini, tubuh bagian bawah kita akan banyak kehilangan massa tulang, dan lemahnya otot hingga atrofi.

Hal ini dicegah kemunculannya oleh para astronot dengan tetap berolahraga di atas sana.

Tinggi badan bertambah

Jika Anda bermimpi untuk jadi orang yang lebih tinggi, ternyata hal ini bisa dengan mudah dicapai jika Anda berangkat ke luar angkasa.

Di luar angkasa, ternyata tulang belakang akan sedikit terpisah dan menyebar. Hal ini akan membuat tulang belakang memanjang dan Anda akan lebih tinggi.

Hal ini merupakan hal yang tak perlu dikhawatirkan karena tulang belakang Anda akan menyusut ketika kembali ada gravitasi.

Menurut ilmuwan, di luar angkasa Anda akan bertambah tinggi 3 persen dari tinggi normal Anda, dan butuh beberapa bulan lagi untuk kembali memendek ke ukuran normal Anda.

Pergeseran otak ke atas

Lama-lama tinggal di luar angkasa ternyata dapat menyebabkan otak bergeser ke atas!

Temuan yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine dan dikutip oleh The Verge ini, menyebut bahwa para ilmuwan menganalisis pemindaian MRI terhadap 16 astronot, sebelum dan sesudah menghabiskan beberapa minggu di Space Shuttle, NASA. Para ilmuwan ini juga meneliti 18 astronot yang menghabiskan beberapa bulan di Stasiun Luar Angkasa.

Studi yang dikepalai oleh Donna Roberts, seorang radiolog dari Medical University of South Carolina ini, menyebut bahwa makin lama seorang astronot berada di luar angkasa, kondisi otaknya makin parah berubah.

Studi ini juga menyebut bahwa tidak terlalu jelas apakah ada korelasi antara fenomena ini dengan kesehatan astronot, di mana riset lebih lanjut dibutuhkan. Yang jelas, NASA dituntut untuk untuk mengurangi perubahan ini untuk para astronot.

Jika ditilik secara ilmiah, pergeseran otak ditakutkan bisa menarik saraf optik yang bisa membuat kabur penglihatan.

(mdk/idc)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Inkontinensia Urine Adalah Gangguan Buang Air Kecil, Berikut Penyebab dan Cara Mengatasinya
Inkontinensia Urine Adalah Gangguan Buang Air Kecil, Berikut Penyebab dan Cara Mengatasinya

Inkontinensia urine atau kebocoran urine adalah kondisi di mana seseorang tidak dapat mengendalikan buang air kecil.

Baca Selengkapnya
Penyakit yang Sebabkan Keringat Dingin, Bukan cuma Masuk Angin
Penyakit yang Sebabkan Keringat Dingin, Bukan cuma Masuk Angin

Keringat dingin bukan seperti keringat biasanya yang muncul saat olahraga atau cuaca panas. Keringat ini muncul ketika tubuh mengalami kondisi tertentu.

Baca Selengkapnya
Penyebab Gatal di Jari Tangan, Ketahui Cara Mengatasinya
Penyebab Gatal di Jari Tangan, Ketahui Cara Mengatasinya

Gatal di jari tangan bisa dipengaruhi oleh beberapa kondisi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
3 Cara Cegah Terjadinya Kelelahan saat Bekerja
3 Cara Cegah Terjadinya Kelelahan saat Bekerja

Bekerja terlalu keras atau dalam waktu yang lama bisa memunculkan kelelahan pada tubuh. Pada kondisi seperti ini, penting untuk mencegahnya sebelum terjadi.

Baca Selengkapnya
7 Penyebab ISPA pada Anak, Begini Cara Mengatasinya
7 Penyebab ISPA pada Anak, Begini Cara Mengatasinya

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh anak-anak.

Baca Selengkapnya
Mengenal Gejala Selesma pada Anak, Begini Cara Mencegahnya
Mengenal Gejala Selesma pada Anak, Begini Cara Mencegahnya

Gejala selesma pada anak biasanya meliputi bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, hingga demam ringan. Namun kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya.

Baca Selengkapnya
6 Kondisi yang Bisa Menekan Rasa Lapar dan Membuat Seseorang Tak Merasakannya
6 Kondisi yang Bisa Menekan Rasa Lapar dan Membuat Seseorang Tak Merasakannya

Munculnya rasa lapar merupakan sinyal alami pada tubuh. Namun, sejumlah kondisi bisa menyebabkan kita tidak merasakan rasa lapar ini.

Baca Selengkapnya
Dampak Anak Sering Tidur Larut Malam, Bisa Ganggu Perkembangan si Kecil
Dampak Anak Sering Tidur Larut Malam, Bisa Ganggu Perkembangan si Kecil

Anak yang sering tidur larut malam bisa mengalami berbagai masalah, mulai dari fisik, emosional, hingga akademik. Dampaknya pun bisa memengaruhi perkembangannya

Baca Selengkapnya
16 Cara Mengatasi Anak Susah Makan, Orang Tua Jangan Panik Dulu
16 Cara Mengatasi Anak Susah Makan, Orang Tua Jangan Panik Dulu

Hampir setiap orang tua pernah mengalami anak susah makan. Namun sebenarnya terdapat cara mengatasi anak susah makan yang bisa diterapkan.

Baca Selengkapnya