Menko Polhukam Mahfud MD menolak bersikap tentang sistem pemilu yang tengah jadi perdebatan di parlemen. Kecuali PDIP, 8 parpol di parlemen setuju sistem pemilu coblos caleg atau proporsional terbuka.

7 Elite parpol parlemen kumpul di Hotel Dharmawangsa, Minggu (8/1). Mereka kompak menolak sistem pemilu proporsional tertutup alias coblos parpol yang disuarakan PDIP.

Menurutnya, tidak hadirnya Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto maupun perwakilan partai lainnya bukan berarti partainya tidak ikut dalam sikap ketujuh partai Golkar, Demokrat, NasDem, PAN, PKB, PPP dan PKS.

Sebab, kata Ali, penolakan sistem coblos partai atau proporsional tertutup merupakan kedaulatan Partai yang bukan merupakan sesuatu seharusnya dilaporkan ke Jokowi, sekalipun partainya masuk dalam koalisi pemerintahan.

Sebelum pertemuan, Waketum Partai NasDem, Ahmad Ali sempat menjelaskan bahwa pertemuan delapan partai hari ini adalah untuk menyamakan persepsi terkait dengan sikap mereka menolak sistem pemilu proporsional tertutup.

Menurut Cak Imin, pembahasan sistem Pemilu 2024 seharusnya dilakukan sejak dulu. Jika coblos partai ditentukan sejak dulu, ia tidak akan mempermasalahkan hal tersebut.

Perdebatan partai politik terkait sistem proposional tertutup dan terbuka tengah bergulir.

Sistem proporsional terbuka mengarah ke politik liberal 'pasar bebas' yang menjunjung tinggi popularitas perseorangan semata daripada sistem kepartaian.

Sistem Pemilu 2024, antara proporsional terbuka atau tertutup, menjadi perdebatan. Sebagian kalangan menyatakan sistem proporsional tertutup dengan mencoblos partai lebih simpel dan murah, tetapi sebagian lainnya tetap menginginkan sistem proporsional terbuka agar diterapkan.

Tanpa PDIP, 8 fraksi partai politik di DPR menyatakan menolak Sistem Proporsional Tertutup di Pemilu 2024 karena alasan demokrasi.