Fahmi juga meminta KPK mengabulkan permohonannya menjadi Justice Collaborator. Sejak awal, ia mengklaim sudah kooperatif dalam persidangan dan memberikan keterangan yang dibutuhkan kepada penyidik.

Eks Kalapas Sukamiskin, Wahid Husen mengungkapkan bahwa terpidana kasus korupsi e-KTP Setya Novanto pernah melanggar izin berobat keluar Lapas. Namun, pihak Lapas tidak memberikan teguran atau peringatan keras kepada pria yang akrab disapa Setnov itu.

Fahmi Darmawansyah akan menghadapi sidang tuntutan pada, Rabu (20/2).

Fahmi yang juga terdakwa dalam kasus ini mengatakan, saung atau gazebo yang kerap dimanfaatkan untuk menerima tamu sejumlah napi itu mencapai Rp 1,7 miliar. Harga itu memang terbilang mahal jika dibandingkan dengan harga normal.

Sejumlah hadiah yang diberikan ia akui bermacam-macam dari mulai uang operasional mobil, biaya hotel hingga cincin batu akik. Ia mengklaim hal itu didasari dari sifatnya yang suka memberikan sesuatu kepada orang lain.

"Kenapa izin luar biasa alasan orang tua? Izin menjenguk orang tua, tapi ga dateng?" tanya Hakim kepada Wawan.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu pernah meminta untuk membuat Gazebo. Alasannya, Setnov memerlukan itu untuk menerima tamu-tamu dari DPR. Wahid mengaku tidak bisa menolak karena melihat sosok mantan Ketua DPR itu.

Kemudahan dan fasilitas yang diberikan dari petugas tidak lepas dari latar belakang naarapidana sebagai pejabat publik maupun pengusaha. Mereka mengaku tidak bisa tegas, apalagi ada sejumlah mantan menteri yang menjadi warga binaan.

Sri Puguh Budi Utami mengaku tidak tahu menahu masalah tas tersebut. Sang sopir, Mulyana tidak pernah memberitahu adanya hadiah tas. Sebelum adanya titipan hadiah itu, Sri pergi ke Thailand untuk untuk menghadiri pameran produk selama empat hari.

Napi Sukamiskin Modus Izin Sakit, Keluar Naik Ambulans Pulang Pakai Alphard. Hal itu disampaikan salah seorang saksi bernama Fickie, yang merupakan sopir ambulans Lapas Sukamiskin. Dalam sidang pun dihadirkan eks Kalapas Sukamiskin Wahid Husen dan Fahmi Darmawansyah.

"Seperti orang jatuh cinta. Suami saya sering menceritakan pak Wahid baik banget. Suka bawain soto, suka bawain obat untuk suami saya," kata Inneke saat sidang yang digelar di Pengadilan Tipikor pada PN Bandung, Rabu (19/12).

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM) Jawa Barat sudah mengganti petugas Lapas Sukamiskin yang terindikasi terlibat korupsi. Saat ini, semua izin bagi para napi diperketat dan mereka mengklaim praktik yang melanggar aturan seperti pengelolaan bisnis renovasi sudah tidak ada lagi di dalam Lapas.

Dari angka Rp 100 juta itu, Andri mengatakan modal renovasi Rp 35 juta. Sisa lebih dari uang tersebut dibagikan sebesar Rp 25 juta diberikan ke Kepala Pengamanan Lapas (KPLP), sementara dirinya mengantongi Rp 40 juta.

Adanya pemberian tas tersebut terungkap dalam surat dakwaan Wahid Husen. Febri memastikan pihaknya akan menelusuri lebih lanjut apakah tas itu telah diterima Sri Puguh atau belum.

Berdasarkan berkas dakwaan Wahid, tas merek Louis Vuitton diberikan Fahmi Darmawansyah pada Juli 2018. Wahid sebagai penerima kemudian menyerahkan tas tersebut kepada Sri Puguh sebagai kado ulang tahun.

Kalapas Sukamiskin, Tejo Herwanto mengaku tidak mengetahui adanya ruang khusus untuk senggama. Semua hal yang melanggar aturan diklaim sudah dibongkar.

CCTV itu diambil bulan Juli 2018. Saat Wawan menginap di Hotel Hilton Bandung selama dua hari. Saat itu, Wawan beralasan meminta izin mengunjungi ibunya yang sedang sakit di Serang, Banten.

"Seluruh informasi yang relevan dan penting sudah kami tuangkan di dakwaan tersebut. Prinsip dasarnya, ada sejumlah napi yang kami duga bisa mendapatkan fasilitas khusus di dalam ataupun keluar Lapas dengan berbagai alasan dan kebutuhan," kata Febri.