Menurut Ferdiana, saat ini masyarakat lebih memilih mengurangi interaksi sosial dengan memanfaatkan platform teknologi digital memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan karena dapat digunakan kapan saja dan di mana saja, termasuk dari rumah sendiri.

Pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia sangat pesat. Saat ini, semakin banyak bisnis yang telah merasakan manfaat digitalisasi, antara lain adanya efisiensi operasional, peningkatan kepuasan pelanggan, serta peningkatan engagement dengan pelanggan.

Beberapa tahun terakhir terjadi disrupsi dalam rantai pasokan global, bahkan sebelum pandemi Covid-19 terjadi. Banyak pabrikan di bawah tekanan untuk dapat mempertahankan daya saing dan produktivitasnya. Kala pandemi, ekonomi global terpuruk sehingga menggeser pandangan hampir di semua sektor, termasuk rantai pasokan.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate mengatakan, program Indonesia Makin Cakap Digital diresmikan bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Kegiatan ini menandai kebangkitan nasional saat ini dengan cara baru. Kebangkitan nasional di era baru dengan digitalisasi Indonesia.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate mengatakan, Indonesia memiliki potensi digital ekonomi mencapai USD124 miliar pada tahun 2025 mendatang. Ini bisa diwujudkan bila dimanfaatkan secara optimal kebermanfaatan internet.

MediaDonuts, perusahaan berbasis teknologi dan periklanan terkemuka di Asia Pasifik dan Timur Tengah, mengumumkan penunjukan perusahaan sebagai perwakilan CNN International Commercial (CNNIC) di Asia Tenggara (ASEAN).

"Suatu ekosistem digital terintegrasi akan mampu mempercepat transformasi digital dan mendorong potensi ekonomi di tengah pandemi, sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat."

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut ekonomi digital Indonesia memiliki potensi yang cukup besar. Bahkan berdasarkan studi dari Google, Temasek dan Bain & Company ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai USD124 miliar di 2025.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan ekonomi digital berpotensi menghasilkan hingga USD 44 miliar, jika Indonesia bisa membangun infrastruktur digital dan mengembangkan ekonomi digital sendiri.

Masyarakat pasar masih butuh sosialisasi dan pendampingan untuk mewujudkan transformasi digital.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan roadmap digitalisasi keuangan. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, sektor keuangan mau tidak mau harus masuk ke ranah digital jika tidak ingin terkena disrupsi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membeberkan strategi pemerintah untuk mengembangkan ekonomi digital di Indonesia. Strategi tersebut, berlandaskan 4 pilar utama. Pertama, pengembangan SDM khususnya bagi talenta di bidang sains dan teknologi.

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Teguh Supangkat, mengatakan selama pandemi covid-19 terjadi pergeseran perilaku. Di mana, pola transaksi masyarakat yang sebelumnya bersifat physical ekonomi menjadi virtual ekonomi.

Pandemi Covid-19 mendorong percepatan transformasi digital bukan hanya di Indonesia, tetapi juga dunia. Perdagangan internasional pun banyak dilakukan dengan menggunakan transaksi elektronik.

Konsumen Indonesia menjadi yang terdepan terkait dengan tingkat penerimaan konsumen dalam merengkuh digital experiences atau pengalaman digital. Hal ini terungkap dalam studi yang dilakukan oleh VMware bertajuk ‘Digital Frontiers 3.0 Study.’

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan ekonomi digital di Indonesia selama pandemi Covid-19 berkembang pesat. Pertumbuhannya hingga 2 digit dibandingkan dengan negara lain. Indonesia hanya kalah dari Vietnam yang mencapai 16 persen.

Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto meminta Kementerian Perdagangan ikut aktif dalam mendorong ekonomi digital di Tanah Air. Sebab, menurutnya potensi dari ekonomi digital hingga sampai saat ini telah mencapai USD 44 miliar.

Asosiasi Pengelola Parkir Indonesia (Aspeparindo), Irfan Januar mengakui bahwa tidak mudah bagi pengelola parkir untuk melakukan digitalisasi. Sebab, pengusaha harus mengeluarkan kocek lebih dalam untuk membeli alat dan membayar jasa integratornya.