Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cara Masyarakat Karo Atasi Kekeringan saat Musim Tanam, Lakukan Ritual Tarian Pemanggil Hujan

<b>Cara Masyarakat Karo Atasi Kekeringan Saat Musim Tanam, Lakukan Ritual Tarian Pemanggil Hujan</b>

Cara Masyarakat Karo Atasi Kekeringan Saat Musim Tanam, Lakukan Ritual Tarian Pemanggil Hujan

Konon tarian ini sudah lahir sejak abad 15 saat Karo masih dikenal dengan Kerajaan Lingga.

Sejumlah wilayah di Indonesia kini tengah dilanda kekeringan. Kondisi ini membuat para petani kesulitan karena tanamannya tak bisa tumbuh dengan baik.

Terkait kondisi kekeringan ini, di Tanah Karo, Sumatra Utara ada tradisi unik untuk memanggil hujan saat kemarau panjang yakni tari gundala-gundala.

Simak ulasan tarian unik yang satu ini mengutip dari berbagai sumber.

Asal Usul Tari Gundala

Tarian gundala-gundala ini adalah kesenian sendratari khas Batak Karo yang mengusung tema drama, tarian, dan juga musik. Konon tarian ini sudah lahir sejak abad 15 saat Karo masih dikenal dengan Kerajaan Lingga.

Ciri khas atraksi kesenian masyarakat Karo ini adalah para penarinya yang menggunakan topeng kayu.

Pada masa Kerajaan Linggai, Tarian Gundala ini ditampilkan pada upacara "Ndilo Wari Udan" atau ritual pemanggil hujan saat musim kemarau berkepanjangan.

Cara Masyarakat Karo Atasi Kekeringan saat Musim Tanam, Lakukan Ritual Tarian Pemanggil Hujan

Keberadaan tarian ini berawal dari Legenda Gurda-Gurdi. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, pada zaman dahulu, hidup seorang putri raja yang cantik sehingga banyak pria yang ingin dekat dengannya. Namun bisa mendekati putri raja adalah hal yang sulit karena sang putri terus dikawal oleh Panglima yang jagoan. (Foto: pariwisatasumut.net)

Lantas ada seorang pria yang mengubah dirinya menjadi seekor burung bernama Sigurda-Gurda yang cantik demi bisa berdekatan dengan sang putri raja.

Usahanya pun berhasil tapi sang putri justru penasaran dengan ekornya.

Akhirnya sang putri berhasil menyentuh ekornya. Hal itu membuat burung Sigurda-Gurda marah besar lantaran apa yang dilakukan putri raja tersebut adalah sebuah pantangan.

Burung Sigurda-Gurda lantas berusaha untuk membunuh sang putri.

Namun berkat panglima yang tangguh, akhirnya burung tersebut bisa dikalahkan dan dijinakkan.

<b>Gunakan Iringan Musik</b>

Gunakan Iringan Musik

Eksistensi tari gundala-gundala di Tanah Karo hingga kini masih terjaga. Hal ini terlihat dari masyarakat setempat yang masih melaksanakan tradisi tersebut untuk memanggil hujan saat musim kemarau. (Foto: Pixabay)

Tarian ini ditampilkan dengan iringan beberapa instrumen musik seperti gendang, gong, serunai, hingga keteng-keteng (alat musik pukul khas Karo).


Ciri khas dari tarian gundala-gundala ini adalah setiap penari memiliki peran dan karakter masing-masing. Ada yang berperan sebagai raja, permaisuri, panglima, putri raja yang cantik, dan juga burung Sigurda-Gurda.

Seluruh karakter mereka ini masih sangat berkaitan dengan cerita legenda Kerajaan Lingga di masa lampau dan cikal bakal lahirnya tari gundala-gundala ini. Biasanya tarian ini dibawakan oleh lima orang penari.

Tarian Budaya

Seiring berjalan waktu, tarian gundala-gundala berubah fungsi menjadi tari pertunjukan yang dibawakan pada saat festival budaya di Tanah Karo, acara kesenian, hingga perayaan HUT RI.

Tetapi, tak sedikit juga masyarakat asli Karo yang masih percaya bahwa tarian ini bisa digunakan sebagai salah cara untuk mendatangkan air hujan di tengah musim kemarau yang berkepanjangan.

Agar tarian ini terus hidup, Pemerintah Indonesia telah menetapkan tari gundala-gundala menjadi salah satu Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada tahun 2015 silam.

Bagi kamu yang penasaran dengan tarian ini, bisa langsung berangkat ke Karo dan melihat langsung kekayaan budaya dan pariwisata di tempat ini. 

Mengenal Tarei Asyeik, Ritual Adat Memanggil Roh Leluhur Khas Masyarakat Gunung Kerinci
Mengenal Tarei Asyeik, Ritual Adat Memanggil Roh Leluhur Khas Masyarakat Gunung Kerinci

Tarei Asyeik sebuah upacara adat khas masyarakat Gunung Kerinci Jambi untuk memanggil roh-roh leluhur mereka.

Baca Selengkapnya
Tradisi Masyarakat Sunda saat Musim Kemarau, Pasang Kincir Angin dari Bambu
Tradisi Masyarakat Sunda saat Musim Kemarau, Pasang Kincir Angin dari Bambu

Semaking bising suaranya, semakin senang warga mendengarnya.

Baca Selengkapnya
"Pemimpin Jiwa Ksatria Bukan Nempel Tokoh Lain"

Wayang menjadi ritual kehidupan. Bagaimana kejahatan dikalahkan dengan kebaikan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Tari Walijamaliha yang Tampil di KTT ASEAN 2023, Gambarkan Warga Banten yang Ramah dan Religius
Mengenal Tari Walijamaliha yang Tampil di KTT ASEAN 2023, Gambarkan Warga Banten yang Ramah dan Religius

Ada penggambaran orang Banten yang ramah dan religius di dalam tarian ini.

Baca Selengkapnya
Penampakan Artefak Sihir yang Ditemukan di Rute Haji Kuno, Peneliti Sebut Dulu Digunakan untuk Ritual Magis
Penampakan Artefak Sihir yang Ditemukan di Rute Haji Kuno, Peneliti Sebut Dulu Digunakan untuk Ritual Magis

Potret artefak kuno yang ditemukan di jalur haji lama.

Baca Selengkapnya
Modus Ritual Pengobatan, Pria di Papua Barat Perkosa Keponakan
Modus Ritual Pengobatan, Pria di Papua Barat Perkosa Keponakan

Pelaku menjalankan aksinya saat korban meminta untuk diobati karena serimg kerasukan.

Baca Selengkapnya
Ritual Adat Dayak 'Ngampar Bide'
Ritual Adat Dayak 'Ngampar Bide'

Ritual adat Dayak Ngampar Bide dalam kemeriahan Pekan Gawai Dayak

Baca Selengkapnya
Keunikan Kertas Daluang, Dulu Jadi Media Tulis Masyarakat Yogyakarta
Keunikan Kertas Daluang, Dulu Jadi Media Tulis Masyarakat Yogyakarta

Pemanfaatan kertas ini sudah berkembang di era pra-Islam

Baca Selengkapnya
Meriahnya Ritual Kebo-keboan Alas Malang, Wujud Kekuatan Budaya Banyuwangi
Meriahnya Ritual Kebo-keboan Alas Malang, Wujud Kekuatan Budaya Banyuwangi

Ritual adat Kebo-keboan Alas Malang yang digelar masyarakat Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Minggu (30/7), berlangsung meriah.

Baca Selengkapnya