Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita kesedihan Megawati saat 'Desoekarnoisasi' terjadi

Cerita kesedihan Megawati saat 'Desoekarnoisasi' terjadi Haul Bung Karno ke-47 di MPR. ©2017 merdeka.com/Raynaldo Ghifari

Merdeka.com - Presiden Joko Widodo menunjuk Megawati Soekarnoputri dan delapan tokoh lainnya sebagai Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Untuk Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP). Megawati mengaku kaget atas penunjukan itu. Mega juga bercerita soal munculnya 'Desoekarnoisasi' setelah ayahnya lengser dari kursi presiden.

Pernyataan ini disampaikan dalam acara peringatan Haul Bung Karno ke-47 dan peluncuran buku 'Bung Karno, Islam dan Pancasila'. Buku tersebut ditulis oleh Ketua Fraksi PDIP yang juga anggota Komisi III Ahmad Basarah.

Hadir pula sejumlah menteri Kabinet Kerja, kepala lembaga negara. Dari kalangan menteri terlihat hadir, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.

Terlihat juga Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Arief Hidayat, mantan Ketua MK Mahfud MD, Jaksa Agung M Prasetyo serta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

"Saya lihat ada Pak Mahfud Md sekarang beliau bersama-sama saya baru beberapa hari yang lalu dilantik oleh bapak presiden untuk bersama berada di sebuah unit yang ketika saya pun kaget dilantik juga," kata Megawati saat memberikan sambutan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/6).

Jokowi sempat bertanya kesediaan Megawati untuk mengisi posisi dewan pengarah UKP-PIP. Megawati menegaskan, siap ditempatkan posisi mana pun untuk membantu membumikan Pancasila.

"Lalu presiden bertanya kepada saya 'Ibu enggak apa-apa ya kalau jadi ketua pengarah unit' buat pancasila sih saya ditaruh dimana saja berterima kasih," ucap Mega menirukan percakapannya dengan Jokowi.

Dalam kesempatan ini, Megawati membuka kenangannya saat Proklamator sekaligus Ayahnya Soekarno dilengserkan dari jabatan Presiden RI pada tahun 1967. Dilengserkannya Soekarno ternyata memberikan pengaruh besar kepada masyarakat.

Bahkan, kata Megawati, muncul istilah politik 'desoekarnoisasi' di masyarakat. Penyebutan nama Soekarno menjadi tabu diucapkan dan menimbulkan ketakutan bagi para pengagum Soekarno.

"Tadi saya bilang ke Pak Arief (Ketua MK, Arief Hidayat), kenapa sampai sedemikian rupa. Karena dalam politik ada proses desoekarnaisasi, sampai Pak Arief ngomong foto saja harus diturunkan. Di kalangan rakyat itu terjadi," ulasnya.

Fenomena itu ternyata berdampak pada diri Megawati. Megawati mengaku sampai harus dikeluarkan dari bangku perkuliahan karena diketahui anak dari tokoh berjuluk putra sang fajar itu.

"Tapi yang jadi persoalan, secara pikiran kalau diputar bahwa hal itu benar, dalam jiwa kita dikatakan benar sehingga mendatangkan ketakutan, jangan coba sebut nama itu tabu. Sampai saya yang maunya kuliah, kebetulan karena saya anak biologis bung karno dikeluarkan tidak bisa," tambahnya.

Lebih lanjut, Mega menuturkan, dirinya sempat ditanya oleh pihak Badan Pembina Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7) soal Bung Karno. Megawati membela ayahnya.

"Itulah masa-masa itu berpuluh-puluh tahun, sampai ada BP7 sampai teman saya menjadi manggala, kadang datang sembunyi-sembunyi lalu datang bertanya tentang Bung Karno. Mereka bingung. Kalau dulu saya itu selalu dikatakan membela orang tua. So what memang enggak boleh membela orang tua?" tukasnya.

Tak sampai di situ, Presiden ke 5 RI ini pernah mendapat pertanyaan menohok terkait Soekarno. Hal itu terjadi saat tahun 1993 saat memberikan kuliah umum kepada anggota ABRI di Sekolah Staf dan Komando ABRI.

"Ketika tahun 1993 saya menjadi ketua umum PDI memberi kuliah di Sesko ABRI. Saya menyiapkan diri, berlembar-lembar saya siapkan, boleh tanya jawab. Semuanya diam, lalu saya katakan pada pimpinan kalau tidak ada yang mau bertanya tidak perlu dipaksakan. Tapi ada satu perwira yang mengangkat tangan," tuturnya.

Kala itu, ada seorang perwira yang bertanya apakah Soekarno adalah seorang pengkhianat bangsa. Megawati secara tegas membantah bahwa Soekarno adalah pengkhianat.

"Bolehkah saya bertanya, bagaimanakah menurut Ibu orang bernama Soekarno apakah dia seorang pengkhianat? Saya betul-betul kaget, lalu saya berpikir apakah menjawab sebagai ketua partai, warga negara atau anak Bung Karno. Saya tanya pimpinan minta arahan apakah boleh menjawab," ujarnya.

"Lalu saya jawab anak muda sekalian di sini, saya akan mencopot kostum sebagai ketua umum partai, saya katakan secara tegas, berani disumpah, saya Megawati Soekarnoputri bahwa ayah saya bukanlah seorang pengkhianat bangsa," sambungnya.

Dia menduga pertanyaan yang disampaikan perwira tersebut titipan dari pihak tertentu. Setelah acara selesai, perwira tersebut mendatanginya dan meminta maaf atas pertanyaan yang menyangkut Soekarno.

Megawati meminta perwira dan seluruh masyarakat tidak mengkerdilkan Soekarno. Sebab, seluruh dunia mengakui pemikiran, kewibawaan dan kepemimpinan Soekarno.

"Setelah selesai mereka merubung saya. 'Saya minta maaf kepada ibu, kata saya minta maaflah kepada proklamatormu Bung Karno'," papar Megawati.

(mdk/bal)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Megawati Ultah ke 77, Sekjen PDIP: Sikap Beliau Tolak Presiden 3 Periode Bawa Konsekuensi di Pemilu 2024

Megawati Ultah ke 77, Sekjen PDIP: Sikap Beliau Tolak Presiden 3 Periode Bawa Konsekuensi di Pemilu 2024

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, perayaan ulang tahun Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ke-77 akan dirayakan secara sederhana

Baca Selengkapnya
Reaksi Keras Megawati Terkait Kasus Aiman: Enak Saja Anak Orang Dipanggil-panggil

Reaksi Keras Megawati Terkait Kasus Aiman: Enak Saja Anak Orang Dipanggil-panggil

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersuara keras terkait kasus dugaan berita bohong yang menjerat Aiman Witjaksono.

Baca Selengkapnya
Soal Presiden Boleh Kampanye, TKN Contohkan Megawati dan SBY

Soal Presiden Boleh Kampanye, TKN Contohkan Megawati dan SBY

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono kala itu berkampanye meski masih menjabat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ganjar Ungkap Reaksi Megawati Dengar Kabar Jokowi Minta Bertemu

Ganjar Ungkap Reaksi Megawati Dengar Kabar Jokowi Minta Bertemu

Ganjar Pranowo mengungkapkan respons Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat mendengar kabar Presiden Jokowi ingin bertemu.

Baca Selengkapnya
Pesan Tegas Megawati ke Ganjar: Semua Sekarang Siaga!

Pesan Tegas Megawati ke Ganjar: Semua Sekarang Siaga!

Megawati Soekarnoputri mengamati perkembangan situasi yang terjadi jelang pemungutan suara Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Datangi Prajurit di Perbatasan, Kasad Beri Pesan Mendalam 'Fokus, Ingat Ada Anak Istri Menunggu'

Datangi Prajurit di Perbatasan, Kasad Beri Pesan Mendalam 'Fokus, Ingat Ada Anak Istri Menunggu'

Isinya seputar profesionalisme, fokus, hingga keluarga.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Megawati Penjaga Demokrasi, Tolak Presiden Tiga Periode Meski Untungkan PDIP

VIDEO: Megawati Penjaga Demokrasi, Tolak Presiden Tiga Periode Meski Untungkan PDIP

Hasto mengatakan, jika bukan karena Megawati, masa jabatan presiden bisa saja diperpanjang menjadi tiga periode

Baca Selengkapnya
Ternyata Ibu Tien Soeharto Cuma Mau Diwawancara Pemuda ini, Sosoknya Kini Jadi Capres 2024

Ternyata Ibu Tien Soeharto Cuma Mau Diwawancara Pemuda ini, Sosoknya Kini Jadi Capres 2024

Tak disangka, Ibu Tien Soeharto hanya ingin diwawancara oleh pemuda ini. Siapakah dia? Berikut sosoknya.

Baca Selengkapnya
Jokowi Sebut Presiden Boleh Kampanye, Istana Contohkan Megawati dan SBY Pernah Kampanye untuk Partai

Jokowi Sebut Presiden Boleh Kampanye, Istana Contohkan Megawati dan SBY Pernah Kampanye untuk Partai

Istana meluruskan ucapan Presiden Jokowi soal presiden boleh kampanye dan memihak.

Baca Selengkapnya