Menag: Kami Mau Katakan Tak Ada Radikalisme, Tapi Setiap Hari Ada di Masjid
Merdeka.com - Menteri Agama Fachrul Razi diminta anggota Komisi VIII DPR belajar kembali makna radikalisme. Hal itu terjadi saat rapat dengar pendapat di DPR, Kamis (7/11).
Menjawab hal tersebut, Menag Fachrul mengatakan, tidak melebih-lebihkan adanya radikalisme di Indonesia. Meski sebenarnya dirinya ingin mengatakan tak ada radikalisme di Tanah Air.
"Saya juga ingin, kami semua ingin mengatakan nggak ada radikalisme itu, nggak usah dikhawatirkan itu. Tapi, kan kita setiap hari ada di Masjid, kita dengarkan, kita lihat bagaimana audience menyikapi," kata Fachrul di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis (7/11).
Tetap Waspada Radikalisme
Namun, Fachrul tidak bisa menyangkal bahwa banyak temuan paham radikal bahkan di masjid-masjid.
"Ada pak, banyak pak, takut kita pak. Jadi jangan kita juga kemudian kalau ada (radikalisme) wah itu, jangan, pasti bapak ibu-ibu juga merasa, ini kok ada (radikalisme) seperti ini ya? Perlu kita waspadai," ucapnya.
Meski menemukan bakat radikalisme, Menag Fachrul menyebut jumlahnya tidak terlalu besar.
"Tapi buat kita bukan sesuatu yang wah banget, tapi tetap harus diwaspadai itu memang ada. Kewajiban kita bersama dan mengambil langkah-langkah," katanya.
Menag Diminta Belajar Agama
Anggota Komisi VIII dari Fraksi PAN, Ali Taher Parasong saat diberi waktu untuk bertanya, langsung meminta Fachrul Razi belajar tentang agama lagi agar memahami makna radikalisme.
"Belajarlah tentang apa itu agama, Pak Menteri, dan apa itu faith, dan apa itu religion. Agama pasal 29 adalah organisasi, mengatur, bukan faith," kata Ali di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (7/11).
Ali menyebut, kepercayaan tiap umat beragama di Indonesia tak boleh dimasuki oleh siapa pun termasuk pemerintah. Menurutnya, tugas negara di bawah Kemenag adalah terkait pendidikan agama dan kerukunan antar agama di Indonesia bukan ibadah pribadi.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru
Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaPerangi Radikalisme dan Terorisme dengan Moderasi Beragama
Di tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaJadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran
Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Momen Hangat Ulama Kondang Buka Puasa Bersama Jenderal AU, Beri Pesan 'Teruslah jadi Muslim Baik Jenderal'
Bersama dengan jajaran dan keluarga besar TNI, ternyata sang ulama kondang itu menghadiri undangan acara buka bersama Kepala Staf TNI AU (Kasau).
Baca SelengkapnyaRemaja Terlibat Perampokan dan Perkosaan di Musi Rawas Serahkan Diri, Ini Perannya saat Beraksi
Polisi merampungkan penangkapan semua pelaku yang berjumlah empat orang.
Baca SelengkapnyaGencarkan Narasi Damai, Perbedaan Jangan Dianggap Permusuhan
Narasi-narasi provokatif dapat memicu perpecahan harus dihindari terlebih di tahun politik.
Baca SelengkapnyaMenjunjung Tinggi Toleransi di Bulan Ramadan
Toleransi saat Ramadan, salah satunya pengurangan jam kerja dengan maksud menghormati mereka yang berpuasa.
Baca Selengkapnya8 Cara Ngabuburit yang Seru, Lakukan Ini agar Puasa Lebih Berwarna
Merdeka.com merangkum informasi tentang 8 cara ngabuburit yang seru, mulai dari berburu takjil gratis, hingga ikut dalam kajian yang diadakan di masjid-masjid.
Baca SelengkapnyaMomen Menjelang Buka Puasa Pertama di Area Masjidil Haram, Jalanan Dipenuhi Jemaah Meski Jauh dari Waktu Berbuka
Situasi Masjidil Haram pada hati pertama pun nampak penuh dengan jamaah yang ingin menghabiskan waktu
Baca Selengkapnya