Matangnya usia demokrasi RI tak sebanding dengan supremasi hukum
Merdeka.com - Usia demokrasi Indonesia dinilai sudah matang karena telah menginjak usia 19 tahun pasca reformasi tahun 1998. Namun demikian, kondisi tersebut tidak sebanding dengan matangnya supremasi hukum di Tanah Air.
Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid mencontohkan adanya dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang sering dialamatkan ke militer. Namun, justru selalu dibawa ke ranah peradilan militer bukan ranah peradilan umum sehingga pada ujungnya keterlibatan besar militer dalam kasus HAM tak pernah terungkap.
Hal sama juga berlaku dalam dugaan korupsi yang terjadi di dunia militer. Namun, sampai saat ini, peradilan umum tak dapat menyentuh dugaan korupsi di militer.
"Bidang korupsi belum pernah penyidikan, penyelidikan sipil untuk perkara korupsi yang dilakukan oleh anggota militer. Persamaan derajat militer dan warga sipil belum ada," kata Usman dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (14/5).
Usman juga mengkritisi penegakan hukum dalam pelanggaran Hak Asasi Manusia. Sebab, kata dia, lembaga negara seperti Komnas HAM telah dipolitisasi sehingga tak dapat bersikap independen dalam menuntaskan kasus HAM.
"Badan Pengawas Keuangan telah banyak mengeluarkan laporkan janggal untuk Komnas HAM, banyak pernyataan komisioner Komnas HAM yang kontroversial dan tidak membawa pengaruh positif kepada Komnas HAM," tegasnya.
Usai reformasi, lanjut Usman, banyak pula ditemukan kasus HAM besar yang masih sering terjadi, seperti pembunuhan petani dan aktivis anti tambang ilegal, Salim Kancil.
"Banyak pula ditemukan sejumlah kriminalisasi terhadap sejumlah tokoh terutama pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan teror penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan. Ini potret memprihatinkan," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komnas HAM Kecam Pembunuhan Danramil Aradide di Paniai Papua Tengah
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai situasi konflik dan kekerasan di Papua semakin mencederai HAM.
Baca SelengkapnyaHakim MK Diminta Deklarasi Sikap Bebas Tanpa Tekanan Sebelum Sidangkan Sengketa Pilpres 2024
Hakim MK saat ini dinilai belum bisa dibilang aman dari cengkraman nepotisme atau dinasti politik.
Baca SelengkapnyaAnies Lepas Tim Hukum Gugat Hasil Pemilu 2024: Harapannya Proses di MK Bisa jadi Pelajaran
Anies-Cak Imin melepas Tim Hukum Nasional (THN) untuk menggugat hasil Pemilu 2024 Mahkamah Konstitusi atau MK.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tim Hukum AMIN Ancam Laporkan Jokowi ke Bawaslu soal Pernyataan Presiden Boleh Kampanye dan Memihak di Pemilu
Tim Hukum Nasional AMIN sudah menyiapkan format laporan terkait pernyataan Jokowi ke Bawaslu.
Baca SelengkapnyaDulu Mengkritik Sekarang Memuji IKN, Ini Penjelasan AHY
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjelaskan alasan dirinya kini memuji pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).
Baca SelengkapnyaIni Peran Anwar Usman Jika Ada Sengketa Pemilu 2024 di Mahkamah Konstitusi
Ketua MK Suhartoyo mengatakan lembaga yang dipimpinnya segera membahas kepastian keterlibatan Hakim Arsul Sani di dalam PHPU atau sengketa Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaSaksi AMIN Temukan Lurah di Riau Minta Data Pemilih 02 untuk Diberikan Bansos, Ini Pengakuannya
Saksi tim hukum Anies-Muhaimin (AMIN) Surya Dharma mengungkap, ada seorang Lurah di Riau yang terlibat dalam upaya pemenangan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaHaris Azhar-Fatia Bebas, Hakim Singgung Sikap Rendah Hati Jokowi: Semoga Tuhan Melindungi Beliau
Jokowi, kata Cokorda sering mendapat kritikan hingga cercaaan namun tak pernah menggubrisnya.
Baca SelengkapnyaPerludem Serahkan Revisi Angka Ambang Batas Parlemen ke Pembentuk UU: Harus Ada Hitungan Rasional
Dengan adanya revisi, diharapkan suara rakyat tidak terbuang sia-sia.
Baca Selengkapnya