Masyarakat Minim Literasi Dinilai Jadi Penyebab Marak Hoaks di Medsos
Merdeka.com - Maraknya informasi hoaks atau berita bohong disebabkan minimnya minat literasi masyarakat terhadap media sosial. Meski tak dapat dipungkiri, perkembangan digitalisasi media memberikan banyak kemudahan untuk masyarakat.
Blogger ternama asal Solo, Blonthank Poer mengatakan jika segala informasi tidak diimbangi dengan pengetahuan, perkembangan teknologi akan memberikan dampak negatif, salah satunya maraknya berita bohong.
Menurutnya, tak sedikit masyarakat yang hanya membaca judul berita yang disebar melalui medsos secara masif tanpa memahami isi berita. Masyarakat yang mempunyai gadget, whatsApp, telegram, aplikasi percakapan dinilai tidak begitu suka membaca berita.
"Masyarakat banyak yang tidak mencoba mencari tahu terkait informasi yang beredar. Misalkan ada link berita, mereka juga tidak mau membukanya, melainkan hanya mengambil judulnya saja," ujarnya saat diskusi bertajuk "Pengaruh Media Sosial Terhadap Dinamika Sosial-Politik di Indonesia," di Pasar Gede, Solo, Senin (19/11) malam.
Kondisi ini, kata dia, menunjukkan literasi masyarakat masih sangat rendah. Apalagi masyarakat juga tidak cukup peduli dengan yang terjadi di sekitar kita.
"Masyarakat sekarang ini kurang peduli, tidak mau memberitahu saudara atau tetangga terkait informasi yang beredar," katanya.
Padahal, lanjut dia, informasi tersebut belum bisa dipastikan kebenarannya. Kondisi akan semakin parah jika terjadi pada masyarakat awam. Mereka akan begitu percaya saat ada informasi yang beredar disertai dengan link berita yang ada.
Padahal, membuat sebuah website itu begitu mudah. Sehingga saat ini banyak link yang mempunyai kemiripan dengan link media online yang sudah terpercaya.
"Sekarang ini membuat web itu sangat mudah, misalkan dengan dot com, dot co dan orang awam tidak tahu soal itu. Saya berharap dengan adanya diskusi ini setidaknya akan memantik kepedulian masyarakat untuk lebih selektif dalam menerima informasi," katanya.
Pembicara lainnya, akademisi Giri Lumakto menambahkan, untuk membentengi dari maraknya peredaran berita hoaks itu yang perlu dilakukan adalah literasi media digital melalui pembentukan kurikulum dalam dunia pendidikan.
"Kuncinya adalah literasi media. Karena, penyebaran berita hoaks tersebut dapat terjadi karena literasi kita yang masih rendah," pungkas dia.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sisa berita hoaks lainnya tidak diturunkan, melainkan hanya diberikan stempel hoaks karena dianggap tidak terlalu berbahaya.
Baca SelengkapnyaPasangan yang bahagia dengan hubungan mereka tidak tergoda untuk membandingkan diri mereka dengan orang lain.
Baca SelengkapnyaMasyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ternyata, ngomongin bos lewat media sosial adalah tindakan yang melanggar hukum, begini penjelasannya dari pengacara terkenal.
Baca Selengkapnya"Yang suka bermedsos tolong kalimatnya yang baik ya," pesan Ganjar
Baca SelengkapnyaWarga diminta tidak terpancing berita hoaks dan SARA terkait Pemilu.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau untuk selalu mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya dan melaporkan hoaks kepada pihak berwenang.
Baca SelengkapnyaPj Wali kota Jayapura Frans Pekey mengajak seluruh warga menjaga kamtibmas jelang kedatangan jenazah Lukas Enembe
Baca SelengkapnyaNamun harus tetap teguh dan tangguh menghadapi setiap godaan tersebut.
Baca Selengkapnya