Hasil Rapid Test Negatif Belum Tentu Kebal Corona
Merdeka.com - Juru Pemerintah Penanganan Virus Covid-19, Achmad Yurianto menjelaskan, hasil negatif rapid test belum tentu menunjukkan seseorang kebal corona. Menurutnya, harus dilakukan tes ulang setelah tujuh hari.
"Yang sudah melaksanakan rapid test dan hasilnya negatif jangan memaknai bahwa anda bebas dari penyakit ini," kata Yuri saat jumpa pers di BNPB, Jakarta, Jumat (27/3).
Dia menuturkan, beberapa kasus negatif corona sebenarnya adalah kasus yang sudah terinfeksi. Tetapi masih kurang dari tujuh hari sehingga antibodi orang tersebut belum terbentuk.
"Maka pada saat pemeriksaan bisa memberikan kesan gambaran negatif. Sebenarnya virusnya sedang berproses karena kita bisa mendapatkan antibodi itu pada umumnya setelah hari ketujuh," ucapnya.
Jika setelah tujuh hari masih negatif, kata Yuri, orang tersebut juga belum tentu aman. Maka dari itu, tetap melakukan jaga jarak terhadap orang lain.
"Bukan berarti kebal anda belum terinfeksi dan sangat-sangat mungkin bisa terinfeksi manakala kontak dekat dengan kasus positif tetap dilakukan," katanya.
Tak Bosan Ingatkan Cuci Tangan Pakai Sabun
Yuri menambahkan, melihat kasus positif yang terus bertambah, artinya
proses penularan Covid-19 masih berlangsung di masyarakat. Tak bosan dia mengingatkan kepada masyarakat agar menjaga jarak dengan orang lain lain minimal satu setengah meter.
"Baik di rumah maupun di luar rumah," katanya.
Kemudian, tanamkan perilaku hidup bersih juga menjadi salah satu kuncinya. Biasakan mencuci tangan dengan sabun.
"Tidak perlu cari sesuatu yang sulit karena sudah dibuktikan virus ini mudah hancur kena sabun, deterjen. Tidak ada alasan hand sanitizer buat cuci tangan, cuci tangan pakai sabun ini jadi penting," ucap dia.
Saat ini pemerintah juga sedang melakukan Skrining Kesehatan ke kelompok yang rentan tertular.
Sebanyak 500 ribu kits atau alat tes cepat (Rapid test) virus Corona disebar ke seluruh provinsi untuk mendeteksi keberadaan virus mematikan itu di tubuh masyarakat. Walaupun, rapid test bukan untuk menegakkan diagnosa.
"Kita tetap waspada betul rapid test tidak beri jaminan kita ga sakit," ucap dia.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apa Perbedaan dari Istilah Akut dan Kronis pada Penyakit?
Istilah akut dan kronis pada penyakit merujuk pada dua kondisi yang berbeda dan perlu kita pahami.
Baca SelengkapnyaBisa Sebabkan Masalah dan Penyakit, Ketahui 8 Bagian Tubuh yang Tak Boleh Disentuh Sembarangan
Sejumlah bagian tubuh ternyata tidak boleh kita sentuh sembarangan, terutama dengan kondisi tangan yang belum steril.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Kembali Muncul di Solo
Meskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sering Berkeringat di Malam Hari? Waspada, Bisa Jadi Tanda 5 Masalah Kesehatan Ini!
Nggak hanya karena keringat berlebih, ini beberapa masalah kesehatan yang bisa jadi penyebabnya.
Baca SelengkapnyaRisiko Penyakit menurut Golongan Darah, Mana yang Lebih Rentan?
Setiap golongan darah memiliki risiko penyakit yang berbeda karena adanya interaksi antara antigen pada sel darah merah dengan sistem kekebalan tubuh.
Baca SelengkapnyaPenyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaFakta di Balik Ganasnya Penularan DBD di Jepara, Kemenkes Sampai Terjunkan Tim Khusus Amati Jenis Virus
Virus DBD di Jepara menyebar cepat. Lima belas warga sudah jadi korban. Sebelas di antaranya anak-anak
Baca Selengkapnya61 Kasus Positif Covid-19 Ditemukan di DIY
Lonjakan kasus Covid-19 terjadi di DIY. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY saat ini sudah tercatat 61 kasus positif Covid di provinsi itu.
Baca SelengkapnyaBayi Nangis Tak Henti-Henti? Bisa Jadi Mengalami Kolik
Kolik adalah kondisi ketika bayi yang sehat menangis dan disertai dengan rewel yang cukup intens dan berkepanjangan tanpa alasan yang jelas.
Baca Selengkapnya