FOTO: Keseruan Jelajah Histori Merdeka, Napak Tilas Tujuh Pahlawan Revolusi
Acara perdana Komunitas Sejarah Merdeka ini mendapat sambutan antusias dari penggemar sejarah.
Acara perdana Komunitas Sejarah Merdeka ini mendapat sambutan antusias dari penggemar sejarah.
Tempat pertama yang dikunjungi adalah Museum Sasmitaloka Jenderal Ahmad Yani di Jalan Lembang No. 58, Jakarta Pusat.
Didampingi seorang pemandu, para peserta diajak mengelilingi setiap sudut bekas kediaman Jenderal Ahmad Yani.
Pemandu juga mengisahkan peristiwa subuh berdarah yang mengugurkan Jenderal Ahmad Yani pada 1 Oktober 1965 itu.
Selanjutnya, tempat kedua yang dikunjungi adalah Museum Sasmitaloka Museum Jenderal Besar AH Nasution.
Di tempat inilah telah terjadi peristiwa dramatis yang hampir merenggut nyawa Jenderal Besar AH Nasution pada 1 Oktober 1965.
Pasukan Tjakrabirawa G-30S/PKI berupaya menculik dan membunuh Nasution. Namun, upaya tersebut gagal karena sang jenderal berhasil melarikan diri.
Peristiwa tersebut justru menewaskan putri kedua Nasution, Ade Irma Suryani Nasution dan ajudannya, Kapten Pierre Andreas Tendean.
Selanjutnya, kegiatan berlanjut pada acara makan siang bersama dan diskusi sejarah di Kantor Kapan Lagi Youniverse (KLY), Gondangdia, Jakarta.
Acara ini sekaligus launching kanal Histori dan tampilan baru Merdeka.com.
Pemimpin Redaksi Merdeka.com, Darojatun memberikan souvenir kepada peserta Jelajah Histori Merdeka.
Tak sampai di sini, Jelajah Histori Merdeka masih berlanjut di lokasi bersejarah lainnya, yakni Museum Lubang Buaya dan Monumen Pancasila Sakti di Jakarta Timur.
Di Museum Lubang Buaya, para peserta Jelajah Histori Merdeka diajak melihat langsung sumur yang menjadi tempat penguburan jasad para pahlawan revolusi yang diculik dan dibunuh oleh PKI.
Peserta juga diajak untuk merasakan suasana ketegangan momen eksekusi pahlawan revolusi melalui diorama-diorama yang ditampilkan di Rumah Eksekusi Jenderal G30S/PKI.
Deretan barang barang koleksi milik jenderal pahlawan revolusi menarik perhatian para peserta Jelajah Histori Merdeka.
"Saya melihat apa yang tersaji dari event Jelajah Histori ini adalah sebuah titik temu dari tuntutan anak zaman now yang tidak mau ruang-ruang kilas balik hanya terkunci di balik tembok museum," kata Darojatun, Pemred Merdeka.com.
"Sajian napak tilas lewat 'hadir', 'terlibat', 'merasakan'; amat berbeda dengan 'membaca' atau 'diceritakan'. Dan hal ini memberikan pengalaman berbeda untuk gerasi milenial, Gen-Z, atau bahkan generasi kolonial yang sudah terlalu asyik masyuk dengan gadget-nya,” tambahnya.
"Bisa dibilang event ini adalah sebuah langkah dari online ke offline yang akan menumbuhkan lagi kecintaan untuk belajar dari sejarah dengan cara melibatkan diri lewat perspektif orang pertama secara langsung.
Semoga makin banyak yang terlibat di seri event selanjutnya sehingga orang 'terbangun dari belenggu sejarah' secara personal sekaligus kolektif,” harap Jatun.
Acara perdana Komunitas Histori Merdeka ini disambut antusias para penggemar sejarah di Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaAcara perdana Komunitas Histori Merdeka ini disambut antusias para penggemar sejarah di Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaMonumen Tugu, Balai Kota Malang dan sekitarnya memiliki sejarah besar dalam perjuangan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia dari penjajahan.
Baca SelengkapnyaAgen Polisi Sukitman terkejut. Sumur sudah tak ada lagi, dan banyak gundukan tanah seperti kuburan di Lubang Buaya.
Baca SelengkapnyaSosok anggota polisi pertama di Indonesia yang dinobatkan jadi pahlawan revolusi.
Baca Selengkapnya"Mereka merasakan langsung ini alternatif untuk belajar sejarah secara menyenangkan untuk semua usia," kata Kepala Kanal Histori Merdeka Ramadhian.
Baca SelengkapnyaMKMK melakukan Pertemuan tertutup dengan 9 hakim konstitisi terkait laporan dugaan pelanggaran etik putusan syarat capres dan cawapres.
Baca SelengkapnyaDulu bahu membahu mendirikan Orde Baru bersama Soeharto. Sang Jenderal pecah kongsi kemudian
Baca SelengkapnyaRevolusi Sosial Sumatra Timur kisah kelam pembantaian kesultanan Melayu.
Baca Selengkapnya