Alasan Pemerintah Pilih Vaksin Sinovac: Paling Terdepan
Merdeka.com - Juru Bicara vaksin Covid-19 Bambang Heriyanto menjelaskan alasan pemerintah mendatangkan vaksin Sinovac dari Cina lebih dahulu. Aman dan cepat sebagai alasannya.
Bambang mengatakan, Presiden Joko Widodo memberikan arahan supaya mendatangkan vaksin berdasarkan prinsip aman, cepat dan mandiri.
"Jadi tadi karena Sinovac tercepat, terdepan juga termasuk sudah masuk dalam (uji klinis) fase III, sekarang beberapa juga sudah kelihatan juga ada Pfizer, moderna, dan insya allah Sinovac juga. Cuma dalam satu kelompok itu Sinovac yang terdepan,"kata Bambang kepada wartawan, Senin (14/12).
Dari ratusan penelitian terhadap vaksin Covid-19, ada 10 pengembang yang terdepan dalam penelitian Vaksin Covid-19. Salah satunya adalah Sinovac. Namun, dibanding pengembang yang lain, vaksin Sinovac dinilai paling cepat.
Vaksin Sinovac ini juga tengah menjalani uji klinis tahap ketiga di Indonesia. Sehingga dipercaya vaksin Sinovac paling terdepan dibanding vaksin dari pengembang lainnya.
"Ada namanya soft list ya, ada sekitar 10 pengembang yang sudah terdepan dalam mengembangkan vaksin Covid-19, salah satunya Sinovac. Ada juga di situ Pfizier, Sinopharm, ada Moderna. Kita melihat Sinovac ini termasuk yang cepat," katanya.
Selain itu, alasan lainnya adalah kompetensi teknologi pengembangan vaksin. Sinovac memiliki kesamaan kompetensi platform inactivated dengan Bio Farma. Sehingga diharapkan akan ada transfer teknologi agar Indonesia bisa mengembangkan vaksin secara mandiri.
"Artinya kalau terjadi di situ ada transfer teknologi kita menuju ke arah mandiri, seperti yang dikatakan pak Jokowi harus cepat, aman dan mandiri. Artinya kan kita nanti suatu saat kita bisa buat vaksin sendiri," jelas Bambang yang juga juru bicara Bio Farma ini.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komnas KIPI Pastikan Vaksin nOPV2 Aman Digunakan untuk Cegah Polio
Komnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaKemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Vaksin Covid-19 Mulai Berbayar, Ini Kelompok yang Bisa Dapat Gratis
Maxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember
Vaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaDaftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaSaran untuk Pemerintah Tengah Susun Aturan Turunan UU Kesehatan, Terutama Soal Produk Tembakau
Pemerintah disarankan memperbanyak pasal tentang edukasi dan sosialisasi agar penguatan sistem kesehatan nasional dapat dilakukan.
Baca SelengkapnyaKasus Dugaan Pencabulan Istri Pasien Dinaikkan Penyidikan, Dokter MY Bakal Jadi Tersangka?
Cukup banyak alat bukti yang telah dikantongi penyidik, baik didapat dari TKP maupun serahan dari pelapor.
Baca SelengkapnyaJokowi Pastikan Puskesmas Punya Alat USG Kehamilan, Kesehatan Ibu dan Bayi Terjamin!
Pemerintah telah mendistribusikan alat USG kepada 10 ribu puskesmas di seluruh Indonesia.
Baca Selengkapnya