Achmad Yurianto: Kapan Covid-19 Berakhir? Pertanyaan Paling Sulit Dijawab
Merdeka.com - Juru Bicara Indonesia untuk Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan pernyataan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mesti dimaknai sebagai tantangan kepada seluruh masyarakat. Sebelumnya Doni Monardo mengatakan, berdasarkan perhitungan Badan Intelijen Negara (BIN) Covid-19 diprediksi mencapai puncak pada akhir Juni atau akhir Juli.
"Ini statement yang mengacu pada perhitungan para pakar. Ini sesuatu yang bagus. Karena ini tantangan. Ini bukan janji tapi tantangan bersama ke masyarakat," kata dia, dalam diskusi virtual bertema 'Yuri Bicara Akhir Pandemi', Minggu (3/5).
Sementara terkait prediksi kapan Covid-19 berakhir, lanjut Yuri, tidak bisa dengan tegas berikan waktunya. Sebab ada banyak faktor-faktor yang berkaitan dengan penyebaran Covid-19. Fakta bahwa Covid-19 merupakan pandemi, artinya terjadi di seluruh dunia, juga harus jadi perhitungan.
"Kalau bicara normal dalam arti normal seperti sebelum Covid-19 ini sesuatu yang harus kita persepsikan sama dulu. Karena di China pun sekarang kita lihat belum normal seperti belum ada Covid-19," ujar dia.
"Jadi tidak bisa kita ukur, ukurannya seperti sebelum kejadian. Ini panjang ini untuk menuju ke sana. Ini bukan masalah Indonesia. Kalaupun 100 persen di Indonesia sudah tidak ada penyakit, apakah kemudian kita akan menutup diri dari datangnya orang-orang dari luar Indonesia. Ini yang muncul juga di China kan. Muncul kasus baru karena datangnya orang lain dari luar China," imbuhnya.
Dia pun mengakui, pertanyaan 'kapan Covid-19 berakhir?' merupakan pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Karena banyaknya faktor-faktor pendukung untuk mencapainya.
"Pertanyaan paling sulit kalau ditanya kapan selesai. Karena variabel untuk mencapai ini tidak berada di satu kelompok. Ini permasalahan bersama. Karena itu yang bisa dilakukan adalah perkiraan tentunya variabel perkiraan sangat dinamis karena variabelnya sebagian besar ada di masyarakat bukan di pemerintah. Ini penyakit yang pembawanya orang. Artinya semua orang memiliki peran yang sama apakah akan membawa penyakit ke mana-mana, atau menghentikan penularan ini," urai dia.
Karena itu, yang harus dilakukan saat ini yakni membangun optimisme di masyarakat untuk mampu melawan Covid-19. Masyarakat harus diajak untuk bekerja sama dengan dengan semua elemen dalam penanggulangan penyakit yang disebabkan virus SARS-Cov-2 itu.
"Bagi kita, bagi saya sekarang adalah membangun optimisme pada masyarakat tanpa memberikan harapan yang ujungnya sebenarnya tidak bisa kita pertanggungjawabkan ada di siapa. Kalau hanya berdasarkan hitung-hitungan saya pikir para pakar banyak yang melakukan itu, silakan. Tapi kembali lagi kuncinya adalah bukan hitung-hitungan tetapi di masyarakat," ungkapnya.
"Kita membawa masyarakat adalah subjek dan objek dari upaya penanggulangan ini. Kita tidak boleh menempatkan masyarakat hanya sebagai objek, yang kemudian hanya kita jejali kamu nggak boleh begini, harus begini, tapi dia sadar betul mengapa dia harus melakukan itu," lanjut dia.
Karena itu, setiap perhitungan dan prediksi yang keluar mesti ditanggapi sebagai tantangan baik bagi pemerintah maupun Indonesia untuk sama-sama berupaya melawan Covid-19.
"Tantangan ini. Masyarakat kita ajak, mari bisa tidak menyelesaikan ini di Bulan Juni. Karena Juni akan kita selesaikan asal, masih ada 'asal'-nya, ada syarat dan ketentuan yang berlaku," paparnya.
"Ayo sama-sama kita komitmen untuk lakukan ini tanpa dijejali sebuah perhitungan yang ujung-ujungnya malah masyarakat sendiri bertanya, 'apa iya?. Nanti kalau harapannya terlalu tinggi kemudian tidak terjadi, dikira PHP nanti. Bukan pembohongan lah. Harapan palsu," tandasnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaDaftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaBegini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu
Di musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca SelengkapnyaKemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnya