Merdeka.com - Hobi menulis dan membaca memang menyenangkan untuk ditekuni. Kalau kamu sudah senang menulis dan membaca pasti sudah nggak asing lagi kan dengan daftar pustaka? Daftar pustaka banyak digunakan untuk tulisan-tulisan yang bersifat ilmiah. Coba lihat bagian halaman belakang buku pelajaranmu. Di situ ada daftar pustaka kan?

Jika kamu perhatikan, daftar pustaka ditulis dengan cara yang agak unik. Kali ini, yuk kita bahas tentang tata cara menulis nama pengarang pada daftar pustaka.

1. Penulisan nama pengarang dari buku dengan seorang pengarang

Nama keluarga ditulis sebelum nama kecil atau inisial. Kalau buku disusun oleh sebuah komisi/lembaga, nama komisi/lembaga dipakai untuk menggantikan nama pengarang. Kalau nggak ada nama pengarang, urutan dimulai dari judul buku.

Contoh:

---------------. 1999. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Putra A. Bardin.

2. Penulisan nama pengarang dari buku dengan dua atau tiga pengarang

Nama pengarang kedua dan ketiga tidak dibalik. Ketentuan lain sama dengan bagian 1. Urutan nama pengarang harus sesuai dengan yang tercantum dalam halaman judul buku dan tidak boleh ada perubahan urutan.

Contoh:

Kridalaksana, Harimurti dan Djoko Kentjono,ed. 1991. Seminar Bahasa Indonesia 1968. Ende-Flores: Nusa Indah.

3. Penulisan nama pengarang dari buku dengan banyak pengarang.

Hanya nama pertama yang dicantumkan dengan susunan terbalik. Nama-nama pengarang yang lainnya dituliskan dengan singkatan dkk.

Contoh:

Karso, dkk. 1994. Sejarah Nasional dan Sejarah Umum. Bandung: Angkasa.

Fungsi dari daftar pustaka adalah sebagai sumber informasi untuk memastikan suatu karangan ilmiah bisa dipertanggungjawabkan. Kalau kamu bisa menulis daftar pustaka benar, maka pembaca akan lebih mudah mempercayai tulisan yang kamu buat. Selamat mencoba menulis daftar pustaka!

(mdk/iwe)