Mengenal Tari Lawet, Kesenian Khas Pesisir Kebumen yang Kini Mulai Meredup
Dulu tarian ini rutin dibawakan saat acara-acara besar daerah periode 1990 hingga 2000.
Dulu tarian ini rutin dibawakan saat acara-acara besar daerah periode 1990 hingga 2000.
Pesisir Kebumen sudah terkenal sebagai daerah penghasil sarang burung walet sejak abad ke-17. Mereka banyak tinggal di goa-goa yang memang banyak terdapat di daerah itu.
Berbeda pengucapan, masyarakat setempat menyebut kata “walet” dengan “lawet”. Seiring waktu, keberadaan lawet menjadi ikon Kebumen dan bertransformasi ke dalam bentuk kreasi tari bernama Tari Lawet.
Keinginan bupati disambut baik oleh seorang seniman asal Klaten, Sardjoko. Ia kemudian melakukan survei dan refleksi budaya di Pantai Karangbolong, Kebumen. Pantai itu dipilih karena di sana banyak terdapat goa-goa yang menjadi sarang burung lawet.
Melihat kondisi alam, perilaku satwa, serta orang yang mengunduh sarang burung lawet, Sardjoko terinspirasi untuk menciptakan lagu yang berwujud tari lawet.
Gerakan tarian ini lincah disertai dengan gerakan burung lawet. Selain itu terdapat beberapa gerakan dalam tarian ini seperti ngulet, loncat egot, angklingan, didis, lenggut, nyucuk, ukel, lincah nyucuk, dan kepetan. Tak hanya gerakan tari Lawet, lagu pengiring dan kostum juga tak luput dari hasil kreasi Pak Sardjoko.
Sumber foto: YouTube DKC Kebumen
Tarian ini bercerita tentang rutinitas burung Lawet sehari-hari mulai dari bangun tidur lalu keluar goa untuk mencari makan lalu kembali lagi ke dalam goa saat sore hari. Kostum tarian ini didominasi warna hitam diselingi warna biru di bagian sayapnya, sesuai dengan warna burung lawet itu sendiri.
Sumber Foto: YouTube SDN 1 Kutosari
Dilansir dari Budaya-Indonesia.org, tari lawet pernah berjaya pada masanya. Dirintis dari Bumi Perkemahan Widoro Payung pada tanggal 31 Agustus 1989 dengan jumlah penari 200 orang, mulai saat itu tarian tersebut mengalami kemajuan yang pesat.
Sumber foto: YouTube DKC Kebume
Tarian ini kemudian rutin dibawakan pada acara-acara besar khususnya di Kebumen pada rentan tahun 1990-2000. Bahkan pada periode itu tari Lawet masuk ke dalam kurikulum wajib sebagai Muatan Lokal Sekolah Dasar.
Sumber Foto: YouTube/PGRI Jateng
Sejak saat itu Tari Lawet meredup dari tanah Kebumen hingga sekarang.
Ketiga korban tersambar petir saat menggarap sawah.
Baca SelengkapnyaKA Argo Semeru dan Argo Wilis mengalami anjlok di Petak Jalan Sentolo-Wates.
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan kalau acara kirab tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat umum.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Telaga Buret membuat sejumlah desa di Tulungagung tak pernah alami kekeringan.
Baca SelengkapnyaUpaya pencegahan bisa dilakukan sejak dini. Misalnya saja, rutin berolahraga,
Baca SelengkapnyaAturan tentang gaji PNS lulusan SMA diatur melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 tahun 2019.
Baca SelengkapnyaSeperti kita tahu, belum lama ini Tissa Biani baru merayakan ulang tahunnya yang ke-21. Di usia barunya ini, ia merayakannya di ketinggian.
Baca SelengkapnyaSederet potret haru pada perayaan HUT ke-78 RI di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaTradisi ini sebagai bentuk keresahan atas keresahan alam yang merajarela
Baca Selengkapnya