Kisah Warga Palestina di Bogor Buka Warung Kebab Pakai Resep Asli Palestina, Dulu Beri Gratis karena Tak Laku Kini Ludes 400 Porsi Sehari
Begini kisah Uncle Hasan yang merupakan warga Gaza saat memulai usaha ini dari bawah.
Begini kisah Uncle Hasan yang merupakan warga Gaza saat memulai usaha ini dari bawah.
Seorang warga asal Palestina, Hasan Abu Daqat, sukses membuka usaha kebab di Kota Bogor, Jawa Barat. Alasan kebabnya diburu para penikmat karena cita rasanya yang otentik dengan bumbu asli yang dibawa dari negaranya.
Ia membuka warungnya secara sederhana di Jalan Artzimar III, Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara. Saat ini tempatnya selalu ramai dan kebabnya mampu tejual hingga ratusan porsi setiap hari.
Selain berjualan, pria yang karib disapa Uncle Hasan ini juga menceritakan bagaimana kondisi di wilayah Gaza yang kini porak poranda diserang militer Israel. Berikut kisah Uncle Hasan selengkapnya.
Deceritakan Uncle Hasan dalam kanal YouTube Langsung Laper yang dikutip Selasa (6/2), ia benar-benar memulai usaha kebabnya dari bawah.
Awalnya ia berjualan di pinggir jalan dengan menggelar meja dan kompor serta alat masak.
Ketika itu kebabnya tak langsung ramai, bahkan pernah tidak laku terjual.
“Saya mulai jualan kebab itu di 2019 dan berjalan dengan baik di Januari 2020,” kata warga asli Gaza itu.
Saat memulai usaha, kebabnya hanya terjual satu hingga dua porsi sehari. Ketika tidak habis, kebabnya ia bagikan kepada warga sekitar.
Bahkan di sela-sela jualan Hasan juga membagikan kebabnya kepada siapapun yang lewat sebagai tester, sekaligus mencari rasa seperti apa yang disukai oleh warga lokal.
“Dulu gelar meja di depan dengan kompor, mulai jual setiap hari kadang-kadang satu porsi, kadang-kadang dua porsi, kadang-kadang nggak laku, kasih gratis aja,” terang pria murah senyum itu.
Uncle Hasan menjelaskan jika kebabnya merupakan resep keluarganya yang dijual oleh sang paman di Gaza. Resep ini terdiri beberapa jenis rempah yang sudah dihaluskan.
Rempah kemudian dicampurkan ke potongan daging ayam dan cincang sebagai bumbu utama. Setelah itu diberi bumbu rempah Indonesia dan bawang bombay. Menurutnya resep asli keluarga ini jadi kunci kelezatan kebabnya.
“Ini pakai empat jenis bumbu dari Palestina karena paman saya chef besar di Gaza, Palestina, jadi saya ikut belajar memasak. Dan sekarang saya tinggal di sini bersama istri dan anak, asli Palestina,” terang dia.
Untuk saat ini ia hanya membuka satu cabang di Citra Indah City, Jonggol dan masih jalan sampai saat ini.
Namun sebelumnya ia pernah membuka dua cabang dan harus tutup karena para pelanggan justru lari ke tempatnya berjualan saat ini.
“Selain di Jonggol kita pernah buka juga di Ciawi, Ciomas tapi pada larinya ke sini, pengan merasakan yang uncle katanya. Akhirnya kita tutup di sana. Tapi alhamdulillah dari Tangerang, Jakarta, Bandung dari Sukabumi, semuda datang ke sini langsung,” tambahnya.
Untuk harganya, Uncle Hasan menjual menu-menunya di harga sekitar Rp20 sampai Rp30 ribu. Selain kebab, dia juga menjual nasi, susu kurma sampai manisan Palestine.
“Di sini kita jual murah, semua orang bisa beli dan mencicipi. Rp100 ribu itu kita bisa dapat lima porsi,” katanya
“Semua barang di sini fresh, kita roti buat tiap hari, sayur, bawang bombay, mayonnaise juga kita buat sendiri,” tambahnya lagi
Usaha kebabnya saat ini laris manis. Tak kurang dari 400 porsi kebab bisa habis terutama saat awal bulan.
Saat pertengahan atau akhir, penjualannya menurun sedikit di angka 350 sampai 400 porsi kebab.
"Sekarang bisa masak sampai 400 porsi per hari, kalau awal bulan. Di luar itu 300-350 porsi," katanya
Uncle Hasan saat menceritakan kondisi Palestina saat ini.
Di tengah-tengah jualannya Uncle Hasan turut menceritakan bagaimana kondisi Gaza dan Palestina secara keseluruhan saat ini. Menurut dia, banyak warga yang meninggal dan menderita akibat perang.
Korbannya dari kalangan kelompok rentan seperti lansia, perempuan dan anak-anak. Parahnya, rumah sakit juga dihancurkan oleh tentara Israel sehingga seluruhnya luluh lantak.
“Gaza dari 2007 itu udah tutup semua, perang kali ini berat banget karena hancur semua, rumah, rumah sakit, masjid. Jadi sekarang orang-orang di sana hanya bisa duduk di jalan, nggak ada tempat untuk tidur, nggak ada air untuk minum. Udah banyak yang meninggal sekarang,” terang Uncle Hasan
Menurut informasi dari Uncle Hasan, sebanyak kurang lebih 20.000 orang telah meninggal dunia. Lalu terdapat juga 30.000 an orang mengalami kondisi yang sakit dan membutuhkan pertolongan medis.
Hasan menambahkan bahwa mereka hanya bisa bertahan hidup sebisanya, karena kondisinya memang kacau karena perang dari Israel.
“Yang meninggal ada 20.000 an orang, yang sakit itu sekitar 30.000 ribuan, anak-anak, ibu hamil. Sekarang juga mau masuk musim dingin, jadi kasihan betul orang, Masya Allah, ada rumah sakit paling bagus di Timur Gaza, Rumah Sakit Indonesia juga hancur, paman saya sama anaknya juga jadi korban meninggal, Insya Allah dapat syahid di surga,” katanya
Ditambahkan Uncle jika saat ini warga Palestina di sana hanya bisa meminum air dari laut, karena kesulitan mendapat akses bantuan.
Namun jika hujan, air yang turun akan dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari termasuk konsumsi.
“2.500.000 an orang di Palestina sekarang tidur di jalan, mereka minum air laut, atau kalau ada hujan mereka minum,” katanya.
Israel memblokade masuknya bantuan ke Gaza, sehingga warga kesulitan mendapatkan makanan.
Baca SelengkapnyaBerawal dari pinjam gerobak bekas kini Syahroni punya lebih dari 2.200 outlet ayam goreng tepung.
Baca SelengkapnyaMcDonald’s Indonesia adalah restoran cepat saji pertama yang menjadi mitra penghimpun sedekah Baznas RI untuk membantu kemanusiaan.
Baca SelengkapnyaCerita gadis Palestina yang mengaku bahwa senang bisa tinggal di Indonesia. Paras cantiknya curi perhatian.
Baca SelengkapnyaAntrean terpantau sampai ke ujung jalan. Beberapa terlihat berdesakan demi mendapatkan roti.
Baca SelengkapnyaMereka tetap antusias salat berjamaah di tengah reruntuhan masjid.
Baca SelengkapnyaDalam rangka Halal Bihalal nasional, MUI kembali ingatkan masyarakat untuk terus menyuarakan aksi kepedulian terhadap Palestina.
Baca Selengkapnya