Hubungan ADHD dengan Kebiasaan Menunda-nunda, Begini Cara Mengatasinya
Kondisi ADHD dianggap memiliki hubungan dengan perilaku menunda-nunda.
Menunda pekerjaan menjadi salah satu perilaku yang dihubungkan dengan penderita ADHD.
Hubungan ADHD dengan Kebiasaan Menunda-nunda, Begini Cara Mengatasinya
Banyak orang pernah menunda tugas atau perkerjaannya. Ketika dihadapkan dengan tugas yang tidak ingin kita lakukan, banyak dari kita akan menundanya sampai beberapa menit, jam, atau hingga hitungan hari sampai kita merasa tidak terlalu kewalahan dengan semua tanggung jawab kita yang lain atau hanya menunggu sampai kita memiliki lebih banyak energi untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Masalah dapat mulai terjadi jika Anda menunda tugas-tugas yang Anda punya, lagi dan lagi, tapi tidak pernah menyelesaikannya. Dan hal ini tampaknya cukup sering terjadi pada orang dengan gangguan defisit perhatian/hiperaktivitas (ADHD), karena berbagai alasan.
-
Apa itu ADHD? Dilansir dari Healthline, ADHD adalah suatu kondisi kesehatan mental yang dapat menyebabkan tingkat hiperaktif dan perilaku impulsif yang tidak biasa. Biasanya penderita gangguan tersebut, perhatiannya mudah teralihkan dari satu aktivitas ke aktivitas lain dan menghambat produktivitas sehari-hari.
-
Bagaimana mengatasi ADHD? Perawatan untuk ADHD mungkin melibatkan terapi perilaku, terapi obat, atau keduanya.
-
Bagaimana cara untuk mengatasi kebiasaan menunda? Mulai dari sekarang kerjakan langsung pekerjaan atau tugas tanpa harus menunda. Semakin lama kamu tunda, semakin kecil kemungkinan pekerjaan itu akan selesai. Perang melawan kebiasaan menunda itu penting. Cuma dengan sadar saja udah bikin kamu lebih maju dari yang lain.
-
Bagaimana ADHD memengaruhi kemampuan menyelesaikan tugas? Gagal menyelesaikan tugas dapat menjadi gejala ADHD pada orang dewasa, menurut Pusat Pengendalian Penyakit (CDC). Wetzel, penulis buku elektronik The Adult ADHD Handbook For Patients, Family & Friends, menemukan bahwa pasien ADHD yang paling sukses cenderung menjadi pengusaha yang menyadari kekurangan ini dan mengelilingi diri mereka sendiri dengan orang-orang yang berfokus pada detail, menyelesaikan dokumen, dan menangani bagian yang biasa saja dari sebuah tugas.
Hubungan Antara ADHD dan Penundaan
ADHD adalah gangguan perkembangan saraf yang menyebabkan gejala seperti sulitnya untuk fokus, impulsif, dan hiperaktif. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), 9,4% anak didiagnosis dengan ADHD. Meskipun kondisi ini sering didiagnosis pada masa kanak-kanak, penyakit ini juga dapat menyerang orang dewasa. National Institute of Mental Health (NIMH) menunjukkan bahwa prevalensi ADHD di kalangan orang dewasa adalah 4,4%. Namun, tidak jarang ADHD dewasa tidak terdiagnosis dan tidak diobati.
Orang menunda karena berbagai alasan, termasuk keinginan untuk melakukan aktivitas yang lebih menarik. Bagi penderita ADHD, penundaan seringkali dipengaruhi oleh gejala kondisinya.
Meskipun umum, penundaan bukanlah gejala diagnostik resmi ADHD. Dalam studi tahun 2014, para peneliti yang menduga bahwa penundaan terkait dengan impulsif malah menemukan bahwa hal itu hanya terkait karena kurangnya fokus.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penundaan sering berfungsi sebagai strategi kompensasi untuk remaja dan orang dewasa yang menderita ADHD. Saat menghadapi tugas yang menantang, penundaan memberi mereka cara untuk berhenti menghadapi masalah yang tidak menyenangkan dan membuat mereka merasa kesulitan untuk menyelesaikannya dengan kemampuan mereka.
Faktor-faktor yang menyebabkan penundaan itu cukup kompleks dan beragam, tetapi masalah dengan fungsi eksekutif sering memainkan peran penting.
Saat dihadapkan dengan suatu tugas, penderita ADHD berjuang untuk membuat keputusan tentang bagaimana memulai dan bagaimana memantau kemajuan mereka. Mereka mungkin meninggalkan tugas sejenak karena terganggu oleh hal lain. Semua faktor ini membuat tugas terus tertunda, terkadang hingga menit terakhir. Dalam kasus lain, mereka mungkin tidak akan menyelesaikannya sama sekali.
Dampak Menunda-nunda pada ADHD
Banyak orang dewasa dengan attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) bergumul dengan penundaan kronis. Penundaan ini dapat menyebabkan masalah di tempat kerja ketika tanggung jawab pekerjaan tidak diselesaikan hingga waktu yang ditentukan.
Hal ini dapat menyebabkan tekanan keuangan karena tagihan terlambat dibayar. Dan penundaan dapat menyebabkan masalah dalam hubungan ketika Anda terus mengabaikan orang lain, membuat mereka merasa tidak dihargai. Penundaan juga dapat menyebabkan suasana hati dan emosi negatif serta rendah diri. Kegagalan untuk menyelesaikan tugas ini dapat menyebabkan perasaan frustrasi, bersalah, dan malu. Emosi seperti itu juga berkontribusi pada kecenderungan untuk menunda tugas. Peneliti menyarankan bahwa membantu orang mengatasi penundaan berguna untuk mengurangi beberapa emosi internalisasi negatif yang terkadang terjadi pada ADHD seperti rasa bersalah, sedih, malu, depresi, dan kecemasan.
Tips Cara Mengatasinya
Meskipun ada hubungan antara ADHD dan penundaan, bukan berarti seseorang dengan ADHD harus terus menunda-nunda. Berikut adalah beberapa tip untuk mengatasi penundaan ketika Anda menderita ADHD.
• Pecah tugas yang lebih besar menjadi tugas yang lebih kecil. Ini membantu menjaga agar tugas tidak terasa terlalu sulit. Jika Anda ingin membersihkan lemari, misalnya, alih-alih menangani semuanya sekaligus, Anda dapat membersihkan rak paling atas suatu hari nanti, pakaian di rak gantung di hari lain, dan semua yang ada di dasar di hari ketiga. • Beri reward. Jika Anda menunda melakukan sesuatu karena membosankan, berikan semacam hadiah yang akan Anda dapatkan setelah menyelesaikannya. Ini dapat membantu Anda mengatasi emosi negatif yang menyebabkan Anda menunda-nunda karena Anda tahu ada sesuatu yang menarik di sisi lain. • Batasi gangguan saat melakukan tugas. Karena penundaan dapat terjadi karena fokus Anda yang teralihkan saat mengerjakan suatu tugas, cobalah untuk membatasi jumlah gangguan yang dapat menarik Anda dari tugas. Heningkan ponsel dan matikan televisi saat mengerjakan tugas. Juga, beri tahu orang lain di sekitar Anda bahwa Anda tidak ingin diganggu. • Carilah bantuan profesional. Penelitian telah menemukan bahwa terlibat dalam terapi penerimaan dan komitmen (ACT) membantu mengurangi penundaan pada orang dengan ADHD. ACT melibatkan belajar bagaimana menerima pikiran atau keadaan negatif sambil juga melakukan perilaku yang lebih sehat.