Didirikan 1902, Begini Kisah Toko Tio Tek Hong yang Jadi Toserba Modern Pertama di Indonesia
Lagu nasional “Indonesia Raya” disebut direkam untuk pertama kali di toko tersebut.
Toko ini kabarnya memakai sitem toserba lebih dulu dari Sarinah
Didirikan 1902, Begini Kisah Toko Tio Tek Hong yang Jadi Toserba Modern Pertama di Indonesia
Bangunan tersebut kabarnya merupakan merupakan salah satu toko serba ada (Toserba) berkonsep modern pertama di Indonesia.
Letaknya berada di Jalan Pintu Air Raya, Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat.
Dahulu ada banyak barang yang dijual di sini, mulai dari bahan makanan, kebutuhan sehari-hari sampai perkakas dan senjata. Banyak kalangan elit yang berbelanja di sini, karena isinya cukup lengkap dan penataannya yang disesuaikan.
Bahkan, lagu nasional “Indonesia Raya” disebut direkam untuk pertama kali di toko tersebut.
-
Kapan toko serba ada pertama di Bandung didirikan? Mengutip laman Pemkot Bandung, gedung De Vries diketahui pertama didirkan pada 1899.
-
Di mana lokasi toko serba ada pertama di Bandung? Jawabannya ada di Jalan Asia Afrika nomor 81, Braga.
-
Siapa pemilik toko serba ada pertama di Bandung? Kala itu pemiliknya adalah orang Eropa ke-1500 yang menetap di Bandung bernama Andreas de Vries.
-
Apa yang dijual di toko serba ada pertama di Bandung? Barang-barang yang dijual diketahui sudah cukup lengkap, mulai dari makanan, kain, sepatu, dan obat-obatan. Lalu ada juga kusen bangunan, sigaren (cerutu), kunst boek en apierhandel (toko kesenian, buku, dan kertas).Kemudian landbouwbenodigdheden (keperluan pertanian), venduhouders (balai lelang), dranken provisien (minuman beralkohol), porcelain glass (barang pecah belah), meubelen (mebel).
-
Mengapa toko serba ada pertama di Bandung menjadi pusat mode? Ramainya De Vries disinyalir membuat kawasan tersebut menjadi pusat fesyen dan mode di Preanger (Priangan-Bandung), dan membuat kawasan Braga terkenal hingga sekarang.
-
Di mana lokasi awal Toko Oen? Pada awal berdirinya, Toko Oen berada di Yogyakarta.
Bangunannya juga terbilang megah, dengan struktur dua lantai dan ornamen khas zaman klasik di masa silam.
Dari sumber sejarah dikatakan bahwa Toko Tio Tek Hong mulai beroperasi di awal 1902 silam.
Sampai sekarang, sisa kejayaannya masih bisa disaksikan melalui bangunan tua berkonsep art deco yang saat ini telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.
Yuk kenalan dengan bangunan bersejarah tersebut berikut ini.
Didirikan Oleh Anak Pengusaha Batavia
Dalam buku Keadaan Jakarta Tempo Doeloe: Sebuah Kenangan 1882 – 1952, menceritakan bahwa toko tersebut didirikan oleh anak dari seorang pengusaha sukses Tionghoa di Batavia.
Anak yang diketahui bernama sama, Tio Tek Hong ini mewarisi darah pengusaha dari sang ayah.
Saking kaya rayanya, Tio Tek Hong sampai disekolahkan di Europese Lagere School di Schoolweg (ELS). Padahal, sekolah ini jadi tempat pendidikan ekslusif kalangan Eropa karena biayanya yang sangat mahal kala itu.
Dari sana, ia hanya menjalankan sekolah selama dua tahun setelah kemudian memilih untuk menikah dengan seorang gadis asal Sukabumi, Jawa Barat. Sejak itu, dirinya mulai dikenalkan dengan pengusaha senapan dan memulai usahanya dengan mendirikan toko.
Jadi Toserba Modern Pertama di Hindia Belanda
Jika selama ini Sarinah dianggap sebagai toko serba ada pertama di Indonesia, rupanya Toko Tio Tek Hong sudah mengawalinya di awal abad ke-20. Ketika itu, toko tersebut juga sudah menerapkan prinsip toko serba ada.
Mengutip Facebook Bangunan Kolonial di Kota-Kota Indonesia, bangunan ini kala itu dibuat megah. Ini guna memudahkan barang-barang yang dijual dalam bentuk banyak. Tio Tek Hong mencoba menjawab kebutuhan warga di kawasan Pasar Baru yang saat itu masuk daerah bisnis golongan Eropa.
Ia pun lantas beradaptasi dengan menerapkan prinsip ala toserba, seperti labeling harga sehingga tak bisa ditawar. Masa itu, labeling harga jadi hal yang tak populer sehingga Tio Tek Hong dianggap mempelopori sebelum Sarinah.
Barang yang Dijual di Toko Tio Tek Hong
Tio Tek Hong berupaya mempelopori pendirian toko yang tidak pernah ada di masa itu. Kala masanya, toko hanya berskala kecil dengan barang-barang yang tidak lengkap dan fleksibilitas harga.
Namun, dirinya mencoba menghilangkan hal tersebut dengan menyediakan barang secara lengkap mulai dari kain, peralatan rumah tangga, kartu pos, barang elektronik sampai peralatan musik. Di bangunan ini juga, Tio Tek Hong mendirikan studio rekaman.
Kemudian ia juga menjual senjata api dan keperluannya, karena ia memiliki hobi berburu hewan, bersama komunitasnya.
Jadi Tempat Rekaman Lagu Indonesia Raya
Kisah sejarah dari bangunan tersebut tak berhenti sampai di situ. Label rekaman miliknya dengan nama sama itu juga pernah menjadi bagian dari sejarah Indonesia.
Ketika itu, toko ini pernah merekam lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam versi paling awal. Kemudian perilisannya dilakukan pada 1928, dengan format piringan hitam berukuran besar.
Di masanya, piringan hitam ini konon laris terjual dan disukai oleh para penikmat musik kala itu. Ini karena kualitas rekaman yang sudah mumpuni di masanya, sehingga hasil suara musik terdegar jelas.
Sampai sekarang, Toko Tio Tek Hong masih berdiri dan bisa disaksikan kemegahannya sembari bernostalgia masa Jakarta masih bernama Batavia.