Simak Asal Usul Toko Kelontong yang Kini Berubah jadi Supermarket Modern
Pedagang kelontong kebanyakan dilakukan orang-orang keturunan China.
Pedagang kelontong kebanyakan dilakukan orang-orang keturunan China.
Sebelum digitalisasi mendominasi aktivitas ekonomi, masyarakat Indonesia kerap belanja di toko kelontong. Namun kini, toko kelontong berevolusi menjadi sebuah supermarket yang telah dimodernisasi. Namun, tahukah Anda bagaimana asal usul toko kelontong?
Dalam buku berjudul 'Hikajat Soerabaia Tempo Doeloe' karangan Dukut Imam Widodo menjelaskan istilah kelontong merupakan istilah tempo dulu. Pedagang kelontong kebanyakan dilakukan orang-orang keturunan China. Mereka menjajakan dagangannya dengan berteriak. Sehingga membuat warga berkerumun mendatangi pedagang kelontong tersebut.
demikian penjelasan Dukut dalam bukunya yang terbit pada tahun 2008.
Ciri khas pedagang keliling keturunan China yaitu terdapat sebuah alat berbentuk kendang bertangkai. Kendang itu memiliki diameter kecil dan tertutup kulit di kedua sisinya. Alat yang menghasilkan bunyi-bunyian khas ini juga dilengkapi bandul kayu yang diikatkan dengan benang di bagian atas kendang. Jika kendang kecil itu diputar kiri-kanan maka akan timbul bunyi 'tong tong tong'. Namun terkadang bunyi yang sampai ke telinga suara 'kelontong-kelontong' "Itu karena bandulnya memukul kulit kendang," tulis Dukut.
Dalam buku tersebut dituliskan pedagang kelontong kerap datang pada sore atau pagi sekali ke hotel atau area penginapan para pelancong yang kebanyakan orang Eropa untuk menawarkan dagangannya.
Biasanya, para pedagang ini memiliki sebuah alat yang menyerupai mainan dan mengeluarkan bunyi kencang. Alat ini seakan menjadi tanda kedatangan mereka dari jauh. "Oleh karena itu, para pedagang ini kemudian dinamai seperti instrumen ini yakni kelontong yang berarti mainan kerincingan atau berkelontang," tulis Maurik. Maurik menulis, banyak pedagang keturunan China yang merintis usahanya dari pedagang kelontong. Awalnya mereka menjajakan dagangannya dari rumah ke rumah, atau menawarkan barang dagangannya untuk dijual di hotel.
Hingga kemudian, mereka membeli sebuah toko dan terus berkembang menjadi pengusaha sukses.
Para pedagang kelontong berjalan menggoyang-goyangkan krincingnya untuk menarik perhatian calon pembeli untuk berbelanja batang sabun ataupun gulungan benang. Para pedagang kelontong kebanyakan dijalankan oleh orang-orang China.
Merdeka.com.
Indah Permatasari tak gentar menghadapi dapur kosong dan supermarket tutup. Dia berani berburu di pasar tradisional meski sudah larut malam.
Baca SelengkapnyaBerikut cerita WNI yang tiba-tiba diminta ke ruang CCTV supermarket di Jepang karena hal tak terduga.
Baca SelengkapnyaAneka dagangan yang ditawarkan oleh tukang sayur di Jepang ini lengkap bak di supermarket.
Baca SelengkapnyaTiktok diduga akan menggunakan data mengenai produk yang laris di suatu negara untuk kemudian diproduksi di China.
Baca SelengkapnyaPasutri juragan pom bensin dan supermarket di Amerika Serikat asal Indonesia bagikan momen makan bersama pakai petai dan sambel ulek. Begini ulasannya.
Baca SelengkapnyaViral seorang pria nekat tidak mau bayar di supermarket hingga tunjukkan kartu ormas banjir sorotan warganet. Begini ulasannya.
Baca SelengkapnyaSaat miliki waktu senggang, Mpok Alpa memilih untuk berbelanja ke super market.
Baca SelengkapnyaSaat ini diyakini yang menghisap darah hanya nyamuk betina.
Baca SelengkapnyaTemuan baru ini membuktikan bahwa manusia telah mengenal rokok jauh sebelum yang diperkirakan para ilmuwan.
Baca Selengkapnya