Cerita Pasutri di Ciamis Resign dari Bank BUMN demi Keluarga, Kini Punya Usaha Kue Beromzet Rp200 Juta
Saat ini impian untuk menjalani hari-hari bersama keluarga bisa terwujud, dengan usaha kue beromzet hingga Rp200 juta
Saat ini impian untuk menjalani hari-hari bersama keluarga bisa terwujud, dengan usaha kue beromzet hingga Rp200 juta
Pasangan suami istri, Delli Sukmajaya (38) dan Rian Aulia Dwilazuaris (34) menceritakan kisahnya merintis usaha setelah resign dari bank BUMN. Mereka membentuk UMKM dan menjual berbagai produk roti dan kue kering. Kerja kerasnya berbuah manis karena omzet mampu mencapai Rp200 juta per bulan.
Bukan tanpa alasan pasutri asal Kecamatan Rancah tersebut memilih resign setelah menikah. Delli dan Aulia ingin bisa terus bersama di rumah, sembari menjalankan usaha makanan ringan.
Cerita mereka kemudian menginspirasi setelah mampu melewati masa-masa sulit. Bahkan keuangan mereka juga sempat kritis sebelum merintis usaha bersama dan sukses seperti sekarang.
Dikisahkan Aulia, mulanya ia bertemu dengan suami di sebuah bank BUMN. Keduanya lantas menikah hingga suami ditugaskan di Jakarta dan keduanya terpisah
Aulia mengaku, awal mula sepakat merintis usaha bersama adalah ketika ia dan suami mengalami ”long distance mariage”.
“Kita itu ketemu di salah satu bank BUMN di Rancah, dan qodarullah ya kita diberikan jalan karena nikah harus resign dan waktu itu dia ditugasin di Jakarta, daripada jauh LDM, oh iya kayaknya kita usaha aja deh,” kata Aulia di kanal YouTube Naik Kelas.
Senada dengan Aulia, Delli juga tak ingin berpisah dengan Aulia dan sepakat untuk membuka usaha bersama.
Ia mengaku ingin dekat dengan keluarga di rumah, karena jika mengacu ke financial selalu tidak akan pernah cukup.
“Ya mungkin orang banyak yang bilang bekerja di bank dengan segala privilegenya, tapi bagi saya yang terpenting itu keluarga dan soal keyakinan, karena kita mencari kebarokahan, bisa ketemu keluarga setiap hari,” terangnya
Kondisi keuangan tak dipungkiri juga mengalami kendala, terutama setelah memutuskan keluar dari bank.
Ketika itu ia hanya memiliki sisa uang Rp500 ribu, yang kemudian digunakan untuk modal usaha kue di rumah. Kondisi ini dirasakan berbeda, ketika dirinya bekerja di bank tersebut.
“Berat sebetulnya. Saya harus keluar dan tidak punya uang. Istri saya ini yang menguatkan saya dan waktu itu Cuma punya uang Rp500 ribu, yah, tapi cerita ini jadi penguat kita untuk terus berjuang dan membuktikan ke orang-orang,” terang dia.
Keputusan keduanya membuka usaha juga sempat dirasakan sulit lantaran penghasilannya yang hanya Rp20 ribu per hari.
Delli sempat khawatir tidak bisa memenuhi nafkah istri dan anaknya yang saat itu masih kecil.
“Saya sempat mikir, apa jualan ini cukup dengan penghasilan Rp20 ribu sehari, dengan istri dan anak, saya sudah pasrah saja karena ketika keluar sudah minus, harus bayar utang, biaya hidup,” terangnya.
Salah satu cara yang mereka upayakan agar usahanya berhasil adalah melihat peluang yang belum ada di Ciamis. Ketika itu keduanya membuka usaha yang pertama yakni green tea dan street food.
“Ini awalnya itu green tea dan Thai tea, street food gitu dengan modal awalnya Rp500 ribu, waktu itu saya jualan di pinggir jalan saat hamil, dan mulai memberikan kontribusi di sekitar Rancah yang belum ada jajanan kekinian,” terang Aulia.
“Usaha ini bernama Dapur CK dan Kool Kedai yang berdiri beriringan yang hadir di tahun 2017,” tambah Delli.
Tak puas dengan bisnis green tea dan street food, mereka menambah lini bisnis di dunia bakery dan cookies atau kue kering.
Saat itu, rintisannya masih sederhana dan dikerjakan berdua di rumah, dengan alat berupa mixer dan lain-lain. Lama kelamaan pesanan mulai berdatangan dan berkembang.
“Waktu itu diuleni sendiri dan coba bikin donat lalu dijual di kedai, ternyata antusiasnya lumayan, setelah itu kita mulai fokus mengembangkan dengan menjual artisan, kue-kue kering, kita juga jual di marketplace dan agen reseller untuk kue kering,” kata Delli
Setelah usahanya berkembang, Delli dan Aulia mempekerjakan lima karyawan tetap, serta freelance untuk membantu.
Hari besar adalah momen permintaan tertinggi, dengan omzet mencapai 3 kali lipat.
“Kalau mau lebaran itu Alhamdulillah omzetnya bisa mencapai 3 kali lipat, dan kita selalu syukuri berapapun itu. Untuk tiap bulannya sih di angka Rp150 sampai Rp200 juta,” terang Delli.
Agar usahanya terus berkah, keduanya selalu menyisihkan penghasilan untuk disedekahkan. Biasanya sedekah yang dilakukan juga dalam bentuk kue sehingga masyarakat bisa turut merasakan produknya.
“Alhamdulillah sih empat tahun ini gak pernah berhenti sedekah, jadi kita kayak bikin makanan atau minuman yang dibagikan di depan kedai untuk siapapun,” terang Delli.
Adapun produk-produk yang dijual Delli dan Aulia adalah kue ulang tahun, brownis kekinian, es teller, kue kacang tradisional, roti dan sejenisnya.
Cerita eks karyawan BUMN bangun bisnis keripik kentang rumahan.
Baca SelengkapnyaSeorang mantan karyawan bank swasta di Gresik memutuskan untuk resign dan berjualan sabun di rumahnya, kini sukses raih omzet puluhan juta selama satu bulan.
Baca SelengkapnyaAwalnya tak punya kemampuan menjahit, kini hasil karyanya diminati orang dari berbagai penjuru Indonesia hingga luar negeri.
Baca SelengkapnyaCerita bermula ketiga Ega lulus sekolah. Dia memutuskan untuk bekerja di ritel di salah satu Mal di Bekasi selama 1,5 tahun.
Baca SelengkapnyaDia memilih usaha bisnis penggergajian kayu di Majenang, Jawa Tengah bersama dengan salah satu rekannya.
Baca SelengkapnyaIjazah aslinya masih di tahan perusahaan, wanita ini putuskan jadi penjual bakso.
Baca SelengkapnyaPria ini memutuskan resign dari pekerjaannya saat sudah punya empat anak
Baca SelengkapnyaUntuk pemasaran, Diah melakukan rekrutmen secara daring. Hingga kini, terdapat 100 orang marketing, agen dan reseller Me Time yang dibinanya.
Baca SelengkapnyaPolres Lebak menangkap pembunuh pasangan suami istri (pasutri) Kemend (92) dan Satimah (72). Tersangka pelaku ternyata cucu tiri korbam, ZN (44).
Baca Selengkapnya