10 Mitos tentang Asal-usul Gempa dari Berbagai Negara, dari Skandinavia sampai Indonesia

Gempa adalah getaran atau guncangan di permukaan bumi akibat gelombang seismik yang dipicu pelepasan energi dari bawah permukaan.

Fenomena alam ini disebabkan oleh pergeseran lempeng bumi atau erupsi gunung berapi.

Sebelum ilmu pengetahuan bisa menjelaskan fenomena gempa bumi dengan akurat, orang-orang zaman dulu mengaitkan gempa dengan berbagai mitos.

Ada yang meyakini getaran dahsyat bumi dipicu amarah dewa.

Ada pula yang mengira peristiwa alam itu dipicu pergerakan makhluk gaib penyangga dunia.

Berikut ini sederet mitos unik tentang asal-usul gempa bumi dari berbagai belahan bumi.

Poseidon dikenal sebagai dewa laut saudara kandung Zeus dan Hades.

Ia juga dijuluki "Sang Pengguncang Bumi".

Poseidon kerap menimbulkan gempa bumi dan tsunami dahsyat dengan hantaman trisula miliknya.

Biasanya bencana alam ini terjadi saat suasana hati sang dewa sedang buruk.

Pada mitologi Nordik, ada kisah Loki yang disebut sebagai penyebab gempa bumi.

Konon, sang dewa keonaran yang dikurung di gua di tengah laut gara-gara membunuh Balder, dewa kecantikan dan cahaya.

Seekor ular berbisa ditempatkan di atas kepalanya.

Setiap ular itu meneteskan bisa yang pedih ke wajahnya, Loki meronta-ronta dan menggetarkan bumi.

Orang-orang Mesir kuno menyembah dewa bumi yang bernama Geb.

Geb adalah sesosok pria berjenggot dengan seekor angsa bertengger di kepalanya.

Ia dipuja sebagai kekuatan alam yang mampu menyuburkan bumi.

Orang Mesir di zaman kuno meyakini kalau gempa bumi disebabkan oleh tawa menggelegar Geb.

Menurut mitologi Jepang, gempa bumi yang kerap mengguncang Negeri Sakura disebabkan oleh gerakan Namazu.

Namazu adalah seekor lele raksasa yang disegel Dewa Kashima di lapisan lumpur di bawah permukaan tanah.

Apabila segel Kashima melemah, Namazu akan berontak.

Gelepar tubuhnya inilah yang memicu gempa dahsyat.

Menurut mitologi dari suku Maori dari Selandia Baru, bumi adalah seorang ibu yang tengah mengandung dewa bernama Ru.

Saat Ru menendang-nendang perut ibunya, bumi akan terguncang hebat.

Di Rusia dan Siberia, ada kisah dewa bernama Tuli yang mengendarai kereta luncur berisi planet bumi.

Kereta itu ditarik anjing-anjing berkutu milik Tuli.

Kereta bakal berguncang hebat setiap binatang-binatang tersebut menggaruk badan mereka.

Akibatnya, bumi pun ikut bergoyang.

Selanjutnya, ada mitos dari India tentang babi hutan, kura-kura, sapi, gajah, dan ular yang bekerja sama untuk menyanggga keseimbangan bumi.

Babi hutan menyangga bumi dengan taringnya, ular dengan tujuh kepalanya, sapi dengan tanduknya, dan delapan ekor gajah yang menopang bumi di punggung mereka sambil berdiri di atas tempurung kura-kura.

Saat salah satu hewan ini berganti posisi, bumi akan bergeser dan terjadilah gempa.

Menurut legenda bangsa Rumania, bumi bersandar di atas pilar-pilar yang terbangun dari harapan, kepercayaan, dan amal manusia.

Saat ketiga amalan baik itu makin berkurang, pilar-pilar itu akan melemah.

Jika salah satu pilar itu retak, saat itulah gempa bumi terjadi.

Orang Mozambik mempunyai kepercayaan kalau bumi adalah makhluk hidup seperti manusia.

Saat sedang demam, bumi yang menggigil akan menggetarkan tubuhnya.

Begitu juga saat sedang riang, aliran semangat yang membuat tubuhnya menggelenyar bakal dirasakan oleh makhluk-makhluk renik yang hidup di atasnya.

Terakhir, ada mitos dari tanah Sulawesi yang tak kalah unik.

Konon, bumi berdiri di punggung seeekor babirusa raksasa. Bumi akan bergetar jika si babirusa menggosok-gosokan tubuhnya yang terasa gatal di pohon palem.

Itulah deretan mitos tentang asal-usul gempa dari berbagai kebudayaan.