Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pupusnya kemenangan Amerika di Afghanistan

Pupusnya kemenangan Amerika di Afghanistan Kelompok bersenjata serang kantor amal Inggris di Afghanistan. ©REUTERS/Parwiz

Merdeka.com - Setelah 16 tahun berperang di Afghanistan, sejumlah ahli mulai berhenti mempertanyakan kemenangan seperti apa yang bisa diraih Amerika. Mereka kini berbalik dan mulai menimbang kekalahan macam apa yang akan dialami Amerika.

Ambisi Amerika memenangkan perang di Afghanistan kini sudah pupus dan masa depan Afghanistan menjadi tak menentu.

"Saya kira sekarang ini tidak ada lagi pengamat yang melihat perang Afghanistan bisa dimenangkan (AS)," ujar Laurel Miller, pengamat politik di RAND Corporation dan perwakilan khusus Kementerian Luar Negeri AS untuk Afghanistan dan Pakistan.

Sejumlah pengamat menilai, setelah menghabiskan dana perang lebih dari USD 100 miliar dan ribuan nyawa melayang, setelah dua pekan paling berdarah di Kabul, Amerika kini tampaknya memilih status quo.

Miller menyebut strategi AS kini adalah 'mencegah kalahnya pemerintah Afghanistan dan mencegah kemenangan Taliban' selama mungkin. Cepat atau lambat, suka tidak suka, Amerika dan Afghanistan, akan menghadapi akhir perang.

Dilansir dari laman the New York Times, Kamis (1/2), menurut pakar Afghanistan dari Carnegie Endowment for International Peace, Frances Z Brown, ada beberapa skenario yang bisa terjadi.

Skenario pertama, koalisi Amerika akan mengabaikan upaya untuk membentuk negara terpusat dan memberikan kesempatan kepada rakyat Afghanistan untuk membangun negara mereka sendiri dari bawah.

Itu artinya pemerintah pusat hanya sebagai perantara di antara para pemimpin lokal dan pemimpin perang. Idealnya, seiring berjalannya waktu, Afghanistan akan menjalankan ekonominya kemudian merangkul demokrasi dan akhirnya mencapai perdamaian dan stabilitas.

"Tapi dari kasus yang sudah-sudah ini semua butuh waktu bergenerasi," ujar Brown.

Skenario ini menuntut toleransi bagi kehadiran Taliban di kawasan terpencil dan kondisi bisa memicu kemelut krisis lebih pelik.

militan taliban di afghanistan

militan taliban di afghanistan ©AP/Allauddin Khan

Yang berikutnya adalah skenario ala Somalia.

Pemerintah Afghanistan akan melepaskan kota-kota besar dan beralih menjadi sistem federal, seperti yang dilakukan Somalia pada 2012. Kekuasaan bisa diraih oleh para tokoh masyarakat dan para pemimpin perang, termasuk Taliban yang bisa bangkit dari kawasan pedalaman.

Model Somalia ini bisa 'membantu' terjadinya perpecahan. Warga lokal bisa berupaya sendiri untuk berdamai dengan Taliban dan di beberapa daerah terpencil hal inilah yang sedang terjadi.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Terungkap! Jutaan Orang Kaya di Amerika Pindah ke Negara Kecil Demi Alasan Ini
Terungkap! Jutaan Orang Kaya di Amerika Pindah ke Negara Kecil Demi Alasan Ini

Jutaan orang Amerika Serikat berlomba memiliki paspor dari negara lain demi menyelamatkan harta kekayaan mereka.

Baca Selengkapnya
Luar Biasa Kuat, Prajurit TNI ini Bikin Keok Petarung asal Amerika, Momennya Mendebarkan
Luar Biasa Kuat, Prajurit TNI ini Bikin Keok Petarung asal Amerika, Momennya Mendebarkan

Berikut prajurit TNI yang bikin keok petarung asal Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
Bukan Terusan Panama, Amerika Serikat Justru Ingin Bangun Terusan Nikaragua
Bukan Terusan Panama, Amerika Serikat Justru Ingin Bangun Terusan Nikaragua

Pada abad 18, Amerika ingin membangun terusan di Nikaragua yang menghubungkan Atlantik dan Pasifik karena alasan ekonomi dan militer.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
10 Tempat dengan Angka Kriminalitas Tertinggi di Amerika, Hati-Hati Jika Liburan ke Sana
10 Tempat dengan Angka Kriminalitas Tertinggi di Amerika, Hati-Hati Jika Liburan ke Sana

Beberapa bagian Amerika Serikat yang terkenal dengan kriminalitasnya, seperti, pencurian, perampokan, penganiayaan berat, dan seksual.

Baca Selengkapnya
Kisah Bisnis Budak Jadi Usaha Menguntungkan, Lahirkan Banyak Konglomerat
Kisah Bisnis Budak Jadi Usaha Menguntungkan, Lahirkan Banyak Konglomerat

Tren perbudakan di Amerika kemudian berhenti di abad ke-18.

Baca Selengkapnya
Tempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku
Tempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku

Simak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.

Baca Selengkapnya
Kerja di Amerika Serikat, Gaji Orang Indonesia Lebih Besar 5 Kali Lipat
Kerja di Amerika Serikat, Gaji Orang Indonesia Lebih Besar 5 Kali Lipat

Pendapatannya disebut bisa meningkat hingga 500 persen.

Baca Selengkapnya
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah

tetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).

Baca Selengkapnya
Mesir Pernah Diancam Amerika dan Eropa Akibat Tutup Jalur Penghubung Strategis Israel
Mesir Pernah Diancam Amerika dan Eropa Akibat Tutup Jalur Penghubung Strategis Israel

Terusan yang berada di Mesir itu sempat menjadi 'pusat konflik' antara Amerika, Eropa, dengan Mesir.

Baca Selengkapnya