
Pemimpin Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Israel Semakin 'Dekat'
Sejak 7 Oktober lalu sudah lebih dari 13.000 warga Palestina tewas, termasuk anak-anak dan perempuan.
Sejak 7 Oktober lalu sudah lebih dari 13.000 warga Palestina tewas, termasuk anak-anak dan perempuan.
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan kelompoknya tengah "mendekati perjanjian gencatan senjata" dengan Israel setelah pertempuran berlangsung lebih dari sebulan di Jalur Gaza.
Dalam pernyataannya kepada kantor berita Reuters hari ini, Haniyeh menuturkan mereka menyampaikan respons kepada mediator Qatar mengenai upaya gencatan senjata ini.
Pernyataan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut, tetapi seorang pejabat Hamas mengatakan kepada Aljazeera negosiasi berpusat pada berapa lama gencatan senjata akan berlangsung, pengaturan untuk pengiriman bantuan ke Gaza dan pertukaran tawanan Israel yang ditahan oleh Hamas untuk tahanan Palestina di Israel.
Kedua belah pihak akan membebaskan perempuan dan anak-anak dan rinciannya akan diumumkan oleh Qatar, yang menjadi penengah dalam negosiasi tersebut, kata pejabat Hamas Ezzat el-Reshiq.
Perjanjian tersebut akan mencakup gencatan senjata, pengaturan truk bantuan untuk memasok seluruh wilayah di Gaza, dan pemindahan korban cedera ke negara lain untuk perawatan, kata el-Reshiq.
Pejabat Hamas mengatakan kesepakatan itu disetujui oleh semua brigade di Gaza melalui panggilan telepon, “karena kami selalu bersatu baik di medan perang atau dalam pengambilan keputusan politik”.
Secara terpisah, dalam sambutannya yang dikutip situs berita Walla Israel, pejabat senior Hamas Yahya Sinwar mengatakan perjanjian itu akan melarang aktivitas pesawat Israel di Gaza selama gencatan senjata.
Pembicaraan mengenai pertukaran tawanan telah berlangsung selama beberapa hari, dengan mediator Qatar berusaha mencapai kesepakatan antara Hamas dan Israel untuk memungkinkan pertukaran tawanan sebagai bagian dari gencatan senjata sementara.
Pada pekan sebelumnya, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menyerukan “jeda dan koridor kemanusiaan yang mendesak dan diperpanjang di seluruh Jalur Gaza” untuk memungkinkan pengiriman bantuan dan evakuasi medis setelah empat upaya sebelumnya gagal.
Resolusi tersebut, yang diperkenalkan oleh Malta pada hari Rabu, juga menyerukan “rute keluar dari Jalur Gaza selama beberapa hari” untuk melindungi warga sipil, khususnya anak-anak , kata Duta Besar Vanessa Frazier kepada Dewan.
Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan dunia sedang menyaksikan tingkat kematian warga sipil yang “belum pernah terjadi sebelumnya” di Gaza dibandingkan dengan konflik lainnya sejak ia menjadi sekretaris jenderal organisasi internasional tersebut pada tahun 2017.
“Yang jelas dalam beberapa pekan ini kita telah menyaksikan ribuan anak terbunuh,” kata Guterres di New York saat memaparkan laporan lingkungan hidup PBB yang baru.
Setidaknya 13.000 warga Palestina, termasuk ribuan anak-anak dan perempuan, telah tewas sejak dimulainya serangan udara dan darat Israel di Gaza sebagai respons terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober.
Reporter Magang: Jurnalia Sibunga
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Israel menyatakan akan kembali memerangi Gaza setelah kesepakatan ini usai.
Baca SelengkapnyaIsrael mengklaim jumlah tentara mereka yang tewas sekitar 53 personel.
Baca SelengkapnyaSerangan Israel menargetkan situs sekitar kawasan Sayyidah Zainab, di mana cucu Nabi Muhammad, Zainab bin Ali bin Abi Thalib dimakamkan.
Baca SelengkapnyaBegini Taktik Perang Cerdik Hamas, Kelabui Tentara Israel Hingga Masuk Perangkap untuk Dihabisi
Baca SelengkapnyaGencatan Senjata Hamas-Israel, Pertukaran Tawanan Dimulai Hari Ini
Baca SelengkapnyaAhmad Ibrahim Shabat dua kali dihantam bom Israel. Serangan pertama menewaskan semua keluarganya, dan serangan kedua menyebabkan dia kehilangan kakinya.
Baca SelengkapnyaSerangan dan penyerbuan dilakukan pada Rabu (15/11) dini hari.
Baca Selengkapnya