

Baru-baru ini, peneliti mengungkap fakta menarik dari penemuan fosil terbaru yang menunjukkan telur dinosaurus pertama kali diketahui memiliki cangkang kasar. Penemuan para peneliti dari Institut Paleontologi Vertebrata dan Paleoantropologi (IVPP), Akademi Ilmu Pengetahuan China (CAS) ini membawa pemahaman baru bahwa telur dinosaurus pertama bercangkang kasar, dan transisi utama dalam morfologi telur terjadi pada awal evolusi dinosaurus theropoda, bukan pada awal mula burung.
Sumber: Phys.org
Studi yang dipublikasikan dalam National Science Review melaporkan penemuan spesimen spesies dinosaurus sauropodomorph awal Jurassic di Guizhou, China—Qianlong shouhu, yang menampilkan tiga kerangka dewasa dan lima sarang telur. Penemuan ini mungkin mencerminkan catatan fosil paling awal tentang hubungan antara dinosaurus dewasa dan sarangnya, dimana nama spesiesnya mencerminkan hubungan ini: Qianlong berarti "naga Guizhou," sedangkan shouhu berarti "penjaga"— merujuk pada pelestarian fosil kerangka dewasa bersama fosil telur yang berisi embrio.
Qianlong adalah dinosaurus sauropodomorph basal berukuran sedang yang beratnya 1 ton dengan panjang sekitar 6 meter.
Foto: IVPP
Sumber: Phys.org
Analisis alometrik rasio anggota tubuh antara spesimen dewasa dan embrio menunjukkan Qianlong dewasa mampu berjalan dengan kaki belakang, tetapi bayinya kemungkinan berjalan dengan empat kaki. Ciri-ciri tafonomi dan sedimen menunjukkan Qianlong mungkin melakukan penetasan kolonial sebagai perilaku reproduksi, mirip dengan sauropodomorph basal lainnya termasuk Massospondylus dan Mussaurus.
Analisis struktur mikro telur menggunakan berbagai teknik mengungkapkan telur Qianlong memiliki struktur mikro mirip fosil telur dinosaurus Kapur lainnya, yang kemungkinan terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan mamiler dan lapisan kontinu, dan memiliki unit cangkang telur yang sepenuhnya berkembang.
Lapisan kalsium pada telur Qianlong jauh lebih tebal dibanding telur bercangkang lunak pada umumnya tetapi lebih tipis daripada telur bercangkang keras.
Foto: IVPP
Perbandingan fragmen cangkang telur di berbagai jenis telur juga menunjukkan bahwa permukaan cangkang telur Qianlong memiliki fragmen kecil, mirip dengan cangkang telur kasar, dan beda dengan permukaan lipat telur bercangkang lunak atau permukaan berfragmen besar pada telur bercangkang keras. Pengamatan ini menunjukkan bahwa Qianlong bertelur dengan cangkang kasar.
Pentingnya penemuan ini juga terletak pada pengujian tren evolusi pada ciri reproduksi dinosaurus dan burung. Data dari 210 fosil dan spesies hidup yang mewakili semua kelompok reptil mengungkapkan bahwa ukuran telur relatif menurun dari Diapsida ke Saurischia, tetapi meningkat dari theropoda awal hingga burung mahkota. Hal ini mengindikasikan peningkatan signifikan pada ukuran telur terjadi pada awal evolusi theropoda.
Selain itu, penelitian ini mengonfirmasi bahwa ketebalan cangkang telur cenderung berkurang dari archosaur ke Saurischia, diikuti peningkatan signifikan pada awal evolusi theropoda dan sauropodomorph. Ini mendukung gagagsan bahwa telur dinosaurus pertama kemungkinan memiliki cangkang kasar, ukuran relatif kecil, dan bentuk elips.
Sumber: Phys.org
Reporter Magang: Cindy Wijaya
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para peneliti berhasil mengidentifikasi dinosaurus baru yang dijuluki sebagai “dinosaurus raksasa” yang sebelumnya tidak pernah diketahui.
Baca SelengkapnyaSetiap tahun ilmuwan berhasil menemukan fosil jenis dinosaurus baru. Diperkirakan jumlahnya masih banyak.
Baca SelengkapnyaFosil ini ditemukan di selatan Prancis, berasal dari periode Jurassic, masa ketika dinosaurus masih berkeliraran di Bumi.
Baca SelengkapnyaHewan purba ini mempunyai ciri yang belum pernah ditemukan pada jenis dinosaurus sebelumnya, dengan kaki yang sangat panjang.
Baca SelengkapnyaSpesimen ini memberikan dukungan terbatas terhadap hipotesis bahwa dinosaurus megaraptorid mungkin berasal dari Australia.
Baca SelengkapnyaSejak lama ada gagasan yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dari fosil dinosaurus. Namun gagasan ini dibantah ilmuwan Norwegia.
Baca SelengkapnyaPenemuan spesies baru ini diidentifikasi dari analisis jejak kaki yang ditemukan sekitar 40 tahun yang lalu.
Baca Selengkapnya