PLN Gandeng CEIA Dorong Inovasi Pengembangan Energi Baru Terbarukan
Merdeka.com - PT PLN (Persero) bekerja sama dengan Clean Energy Investment Accelerator (CEIA) yang diwakili oleh World Resources Institute (WRI) Indonesia. kerjasama tersebut akan mengkaji potensi permintaan produk Energi Baru Terbarukan (EBT) di sektor komersial dan industri.
Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, renewable energy certificate ini akan menjadi salah satu produk layanan PLN ke depan, guna mendukung perkembangan penggunaan EBT di Indonesia. Sebab, banyak perusahaan multinasional yang memiliki komitmen kuat untuk berpartisipasi menggunakan EBT dengan standar dan kualifikasi internasional.
"Melalui Nota Kesepahaman PLN dan CEIA Indonesia, kami berharap apa yang menjadi standar kualifikasi yang diharapkan pelanggan dapat dipenuhi oleh PLN. Sehingga partisipasi dari banyak pelanggan PLN terhadap penggunaan renewable energy semakin meningkat," kata Darmawan, di Jakarta, Kamis (23/1).
Hingga Desember 2019, PLN telah mengoperasikan pembangkit EBT sebesar 7.681 Megawatt (MW). Ke depan PLN juga akan terus mendorong penggunaan EBT hingga lebih dari 15.000 MW pada tahun 2028.
"Dalam rangka mengembangkan kapasitas dan kemanfaatan renewable energy, PLN dan CEIA Indonesia bekerjasama melakukan studi dan penelitian terkait renewable energy certificate yang sesuai dengan lanskap ketenagalistrikan di Indonesia," imbuhnya.
Pendampingan Teknis
Direktur WRI Indonesia Nirarta Samadhi menambahkan, pihaknya akan melakukan pendampingan teknis lain seperti penyiapan standar sistem pelacakan atribut energi, atau yang dikenal sebagai renewable energy attribute tracking system.
Renewable energy attribute tracking system adalah suatu platform perdagangan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan penjual dan pembeli yang terlibat dalam pasar renewable energy certificate. Setiap renewable energy certificate yang dikeluarkan oleh sistem ini mencakup informasi spesifik mengenai atribut energi baru terbarukan yang diwakilinya.
Melalui Nota Kesepahaman ini, diharapkan seluruh perusahaan yang telah bergabung dengan CEIA Indonesia dapat mendorong penggunaan EBT, salah satunya melalui renewable energy certificate.
"Termasuk dalam hal ini adalah sistem pencatatan, pelaporan, dan pengakuan atas kepemilikan, sesuai standar internasional," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia merupakan mitra penting China dalam bersama-sama membangun dan berkontribusi terhadap target NZE 2060 di Indonesia.
Baca SelengkapnyaProyek ini diharapkan bisa mengembangkan portofolio dalam pengelolaan energi hijau atau green energy.
Baca SelengkapnyaRumah bersama ini merupakan komitmen pemerintah untuk memperkuat kolaborasi antar kementerian/lembaga terkait untuk percepatan transisi EBT.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
T Artha Daya Coalindo juga menjalin kerja sama perjanjian jual beli batu bara dengan Glonnex Commodities PTE dari Singapura.
Baca SelengkapnyaSalah satu produk hasil program SDG's, yang dilaksanakan PT PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Kamojang.
Baca SelengkapnyaSistem kelistrikan Nusa Penida akan ditambah kembali dengan pembangkit hijau sebesar 14,5 MW.
Baca Selengkapnyadalam proyek Hijaunesia 2023, PLN IP memprioritaskan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga kini mempersiapkan diri untuk memenuhi lonjakan konsumsi energi saat Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaFokus pemerintah dalam percepatan transisi energi Indonesia masih mengarah pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Baca Selengkapnya