Mendag Ingin Perhiasan dan Otomotif Indonesia Kuasai Pasar Uni Emirat Arab
Merdeka.com - Pemerintah Indonesia dengan Uni Emirat Arab (UEA) resmi menjalin Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Emirat Arab (Indonesia–United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement/IUAE-CEPA), Kamis (2/9).
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengatakan, dalam menjalin kemitraan dengan UAE ada beberapa komoditas yang menjadi fokus pemerintah untuk ekspor ke Timur Tengah. Salah satunya komoditas basic metal seperti stainless steel.
"Kita ingin bekerjasama untuk bagaimana kolaborasi untuk aluminium dan alumina," kata Mendag dalam konferensi pers IUAE-CEPA.
Menurutnya, selama ini Indonesia sudah sering mengekspor mobil ke beberapa negara negara Asia Tenggara, seperti Toyota Avanza dan Mitsubishi Xpander. Kendati begitu, ekspor ke pasar Timur Tengah dan Afrika belum dikelola dengan optimal.
Mendag melihat berkat kemitraan IUAE-CEPA ini, tentu pihaknya akan memanfaatkan peluang pasar otomotif di UAE. Dia pun berharap ke depannya otomotif Indonesia bisa merajai pasar otomotif di UEA.
"Terpenting kita ingin pasar UEA, pasar Afrika melalui UEA juga bisa menikmati industri otomotif. Sekarang sudah liat tanda-tanda otomotif masuk UEA tapi harapannya ke depan otomotif atau mobil akan juga merajai pasar otomotif UEA," ujar Mendag.
Tidak hanya sisi otomotif saja yang menjadi incaran Indonesia, melainkan ada beberapa komoditas lainnya yang akan dibidik untuk ekspor ke Timur Tengah, yakni perhiasan dan emas.
"Jadi ada beberapa item karena Indonesia sedang berevolusi dari negara penjual barang mentah setengah jadi menjadi negara penjual barang industri dan industri berteknologi tinggi. Saya bisa lihat beberapa item yang sangat penting, contoh perhiasan dan emas, dan perhiasan emas HS 82," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaMentan Sentil Dirut Bulog: Jangan Terlalu Bersemangat Impor Daging Kerbau, tapi Lupa Serap Gabah dan Jagung Petani
Saat ini, Kementan tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas jagung dan padi.
Baca SelengkapnyaUMKM Otomotif Bakal Dikasih Modal Rp2 Triliun untuk Rakit Komponen Mobil Listrik
Dengan pendanaan itu, UMKM otomotif nantinya bisa dipertemukan dengan pelaku industri kendaraan listrik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja
Impor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.
Baca SelengkapnyaPemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah
Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaBeras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia Butuh Suntikan Modal Asing untuk Percepatan Transisi Energi Baru dan Terbarukan
Dampak perubahan iklim global tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, melainkan juga seluruh negara di dunia.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bidik Afrika dan Amerika Latin buat Impor Minyak dan Gas
Negara Afrika dan Amerika Latin dipilih menjadi alternatif karena rute pengiriman tidak melintasi Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaPemerintah Izinkan Lagi Bulog Impor Beras 1,6 Juta Ton di 2024, Ini Alasan Kemendag
Tambahan kuota impor ini jadi pelengkap izin impor sebanyak 2 juta ton yang sudah diproses lebih dahulu.
Baca Selengkapnya5 Fakta Masjid Istiqlal yang Tidak Banyak Orang Tahu
Lima fakta Masjid Istiqlal yang tidak banyak orang tahu
Baca Selengkapnya