Deretan Fakta Soal Awan Cumulonimbus yang Selimuti Makassar, Bentuknya Mirip Tsunami!
Merdeka.com - Sebuah fenomena alam berupa awan cumulonimbus muncul di langit kota Makassar, Sulawesi Selatan. Hal ini terjadi di hari pertama tahun baru 2019 kemarin, dan terlihat jelas di kawasan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar. Uniknya, Awan cumulonimbus ini memiliki bentuk seperti gelombang tsunami.
Foto-foto awan cumulonimbus berbentuk tsunami tersebut pertama kali diunggah akun media sosial Instagram @makassar_iinfo. Foto dan video yang diunggah tersebut langsung mengundang komentar peselancar dunia maya.
Seorang petugas salah satu maskapai penerbangan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Muhammad Fajrin mengatakan, fenomena awan unik tersebut berlangsung selama 15 menit.
"Awalnya muncul dari pukul 08.00 wita. Yah kurang lebih 15 menit berlangsungnya," kata Fajrin via pesan singkat.
Berikut 4 fakta munculnya awan cumulonimbus yang menyerupai gelombang tsunami yang dilansir Merdeka.com dari Liputan6.com.
1. Berlangsung Selama 15 Menit
Muhammad Fajrin, seorang petugas salah satu maskapai penerbangan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan mengatakan, fenomena awan unik tersebut berlangsung selama 15 menit.
"Awalnya muncul dari pukul 08.00 Wita. Yah kurang lebih 15 menit berlangsungnya," kata Fajrin via pesan singkat.
2. Cuaca Mendung Gelap
Menurut seorang petugas salah satu maskapai penerbangan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Muhammad Fajrin, kemunculan fenomena bentuk awan tersebut, tak hanya menggegerkan masyarakat pengguna jasa Bandara, melainkan para petugas Bandara pun tertarik untuk mengabadikan momen langkah di awal tahun 2019 itu.
"Awalnya hanya mendung biasa dan cuacanya gelap sekali. Tidak lama berselang, angin cukup kencang dan terbentuk awan ombak yang jalan, itu terjadi sekitar 10 sampai 15 menit sebelum awannya terbongkar," kata Fajrin.
Fenomena bentuk awan yang menyerupai gelombang tsunami itu, kata dia, hanya menghasilkan hujan gerimis.
"Saya melihat proses terjadinya awan membentuk ombak itu karena dorongan angin," tutur Fajrin.
3. Lazim Terjadi
Menanggapi fenomena awan tsunami tersebut, Forecaster on Duty Stasiun Meteorologi Raden Inten, Rahmat, saat dihubungi Liputan6.com mengatakan, bentuk awan tersebut sangat lazim terjadi.
"Itu awan kombinasi dari berbagai awan, awan cumulonimbus, awan rendah stratus, dan awan menengah dan tinggi," ungkap Rahmat.
Namun demikian, Rahmat menjelaskan, awan ini membawa potensi hujan lebat yang disertai angin kencang.
Bentuk awan yang menyerupai gelombang tsunami ini juga pernah terjadi di beberapa negara, salah satunya di Sydney, Australia pada 2015. Awan tsunami tersebut diabadikan fotografer Reuters di Pantai Bondi.
Meski bentuknya menyeramkan, namun awan ini dianggap tidak berbahaya lantaran hanya fenomena yang terjadi karena udara lembab bercampur dengan angin yang dingin.
"Kami sendiri belum menemukan literatur tentang awan berkaitan dengan gempa," ungkap Rahmat menambahkan.
4. Peristiwa Alam
Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar Dwi Lestari Sanur menjelaskan, fenomena awan yang menyerupai gelombang tsunami di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar tersebut merupakan peristiwa alam yang dikenal dengan nama cell awan cumulonimbus.
Cell awan cumulonimbus yang cukup besar, kata Dwi, biasanya menimbulkan hujan deras disertai kilat atau petir juga angin kencang.
"Untuk periode luruhnya awan tersebut tergantung besarnya bisa hingga 1-2 jam," kata Dwi via pesan singkat.
Menurutnya, dari hasil prakiraan BMKG, fenomena bentuk awan yang menyerupai gelombang ombak tinggi tersebut, saat ini pertumbuhannya juga berpotensi terjadi di beberapa wilayah di Sulsel.
"Khususnya pesisir barat dan selatan," sang prakirawan BMKG menyebut.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Devina Prastiwi
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berpotensi Picu Tsunami, Ini Fakta Erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara
Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) menetapkan Status Tanggap Darurat selama 14 hari terhitung mulai 16-29 April 2024.
Baca SelengkapnyaVIDEO: Cerita WNI di Jepang Ungkap Fakta Mencekam Gempa Dahsyat M 7,6 hingga Picu Tsunami
Wawan Supriyanto menceritakan momen, ketika gempa mengguncang Jepang.
Baca Selengkapnya8000 Tahun Lalu Pernah Ada Tsunami yang Membinasakan seluruh Penduduk di Negara Ini
Tsunami itu dikenal dengan nama Storegga. Begini kisahnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
TOP NEWS: Fakta Tornado Pertama di Indonesia Mirip Amerika | Kursi PDIP Turun Jauh di DPR
Angin kencang disertai hujan deras menerjang kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu sore kemarin.
Baca SelengkapnyaGunung Ruang Naik Status jadi Awas, Kekuatan Erupsi Makin Besar
Gunung Ruang Naik Status jadi Awas, Kekuatan Erupsi Makin Besar
Baca SelengkapnyaVIDEO: Detik-Detik Gunung Ruang Erupsi, Badan Geologi "Potensi Tsunami 25 Meter"
Gelombang tsunami yang diakibatkan erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara bisa mencapai 25 meter.
Baca SelengkapnyaKumpulkan Data Dugaan Kecurangan, Cak Imin Optimis AMIN Lolos Putaran Kedua
Ketua THN AMIN Ari Yusuf Amir menyatakan, saat ini pihaknya menemukan banyak fakta kecurangan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMengunjungi Pantai Pancer, Pernah Dihantam Tsunami Kini Jadi Penghasil Ikan Terbesar di Banyuwangi
Baru-baru ini, puluhan bahkan ratusan lumba-lumba kompak menampakkan diri di perairan Pantai Pancer
Baca SelengkapnyaKarutung Sulut Diguncang Gempa Bumi 6 Magnitudo
Pusat gempa tersebut berada di laut sebelah Barat Pulau Karatung atau berjarak 110 kilometer barat laut Karutung, Sulawesi Utara, di kedalaman 141 kilometer.
Baca Selengkapnya