Wanita kesepian hingga lesbian di Jakarta ketagihan alat bantu seks

Merdeka.com - Alat bantu seks atau lebih dikenal dengan sebutan mainan seks kini mulai menjalar di Indonesia. Alat bantu seks, juga sudah marak dijual bebas di Internet. Bahkan ada juga toko yang khusus menjual alat tersebut di Jakarta, dengan bentuk yang beragam dan harga yang berbeda-beda.

Penelusuran merdeka.com salah satu toko yang menjual alat bantu seks tersebut berada di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur. Toko kecil berukuran, 3 x 3 meter tersebut menjual berbagai jenis kebutuhan seks, dari obat kuat hingga hingga berbagai jenis merek kontrasepsi dan alat bantu seks.

Nando seorang penjaga toko mengatakan, bisnis yang dilakukan oleh bosnya (pemilik toko) mulai dirintis sejak tahun 2012 lalu. Dijelaskan dirinya, sejak awal berdiri hingga kini, permintaan alat bantu seks mulai mengalami peningkatan.

"Awal-awal kan hanya jual obat kuat doang sama kondom. Terus mulai tahun 2012 baru dah coba-coba jualan alat bantu seks [editor-Red]. Awalnya nggak laku, tapi sekarang-sekarang udah mulai banyak yang nyari," kata Nando, saat berbincang dengan merdeka.com, Sabtu (30/8).

Nando mengatakan, alat bantu seks yang ada di toko tersebut adalah hasil import dari negeri sakura Jepang. Alat tersebut awalnya dijual melalui media internet, sebagai bentuk promosi.

"Di iklan di internet. Kalau ada yang mau beli dia telepon kita, dari situ baru kita kasih tahu alamatnya. Kalau dia mau sistem kirim juga kita bisa," katanya.

Toko yang berada di tengah-tengah kios-kios suku cadang mobil dan motor ini memang tidak terlihat mencolok. Bentuknya yang terlihat seperti kios pedagang pil biru ini ternyata menyimpan bermacam-macam jenis alat bantu seks di dalam sebuah lemari.

Harganya bervariasi, tapi rata-rata berkisar Rp 300.000-Rp 500.000.

Nando mengatakan, dalam sehari biasanya tokonya tersebut dapat menjual sekitar 3-5 alat bantu seks dari jenis yang berbeda-beda. Sedangkan para pembeli menurut Nando kebanyakan adalah para wanita setengah baya dan juga perempuan penyuka sesama jenis (lesbi).

"Kalo yang dateng minimal sehari tiga. Tapi kadang ada juga yang minta kirim barang ke luar kota. Biasanya banyak ibu-ibu, yang ngaku kesepian, ada juga cewek-cewek muda, ada juga laki-laki kantoran, terus yang lesbian juga banyak," paparnya.

Nando menjelaskan, biasanya para pembeli yang sudah menjadi langganan di tokonya tersebut akan membeli dan menjualnya kembali kepada teman-teman lain yang penasaran.

"Mereka kayak ketagihan, beli satu terus entar beli lagi lebih dari satu. Katanya sih buat dijual lagi tapi ada juga yang buat koleksi," tandasnya.