Survei Indikator: 55 Persen Warga Nilai Kondisi Ekonomi Indonesia Buruk
Merdeka.com - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyebut sebanyak 55 persen masyarakat menilai bahwa kondisi ekonomi tanah air saat ini buruk. Buruknya kondisi ekonomi Indonesia sudah mulai terjadi pada Mei 2020 atau saat virus Covid-19 mewabah.
Hal ini disampaikan Burhanuddin dalam konferensi pers Rilis Survei Nasional tentang Mitigasi Dampak Covid-19. Survei digelar pada 24-30 September 2020.
"Per September 2020, mereka yang mengatakan Indonesia buruk itu sangat besar. Bahkan total mencapai 65 persen yang mengatakan buruk (55 persen) dan sangat buruk (10 persen)," ujar Burhanuddin dalam konferensi pers secara virtual, Minggu (18/10).
Lembaga Survei Indikator pernah melakukan survei tatap muka dengan responden pada Februari 2020 atau sebelum virus corona ditemukan di Indonesia. Hasilnya, hanya 24 persen responden yang menyebutkan kondisi ekonomi nasional buruk. Pada Mei, angka itu melonjak menjadi 81 persen.
"Sementara yang menyatakan baik turun drastis. Ini kondisi ekonomi terburuk sejak 2004," ucapnya.
Burhanuddin menuturkan, persepsi buruk berasal dari masyarakat berpendidikan tinggi yakni SMA dan kuliah. Mereka yang menyatakan ekonomi nasional buruk paling besar dari wilayah DKI Jakarta yaitu 87,4 persen.
"Warga Jakarta cenderung mengatakan bahwa ekonomi nasional buruk sekali ketimbang wilayah lain, meskipun yang lain juga buruk di atas 50 persen. Tetapi tidak seburuk persepsi ekonomi nasional menurut warga Jakarta," jelas dia.
Sebagai informasi, survei menggunakan kontak telepon kepada responden karena situasi pandemi corona. Survei menggunakan asumsi simple random sampling, dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Jumlah sampel yang dipilih secara acak untuk ditelpon sebanyak 5.614 data. Sedangkan, yang berhasil diwawancarai dalam durasi survei yaitu sebanyak 1200 responden dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Margin of Error pada survei ini +2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Reporter: Lizsa EgehamSumber: Liputan6.com
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Survei memotret penilaian masyarakat terhadap kondisi ekonomi, politik, keamanan hingga penegakan hukum nasional.
Baca Selengkapnyamargin of error yang diterapkan sebesar ±2,9%, pada tingkat kepercayaan 95%
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator ini dilakukan pada tanggal 18-21 Februari 2024 kemarin dengan wawancara dengan responden melalui sambungan telepon.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Burhanuddin menyebutkan, kepuasan terhadap kinerja Presiden mayoritas tercatat di tiap segmen demografi warga dan setiap wilayah.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaSebanyak 15 persen responden dengan pendapatan tinggi mengaku bahwa seringkali pengeluarannya melebihi anggaran bulanan.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator merilis Warga Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur cenderung mendukung Capres-Cawapres pilihan Jokowi.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca Selengkapnya