Panglima TNI sebut penyergapan pesawat di Medan sesuai protap
Merdeka.com - Sebuah pesawat kecil disergap dua unit F-16 TNI Angkatan Udara, pagi tadi, Kamis (10/4), di wilayah udara Sibolga, Sumatera Utara. Sang pilot, pria berkebangsaan Swiss yang mengaku masuk wilayah Indonesia karena terhadang cuaca buruk, langsung dipaksa mendarat di Lapangan Udara Soewondo Medan dan diamankan.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko menilai tindakan anak buahnya sudah tepat. Dia menganggap pengerahan dua unit jet tempur buat mengamankan pesawat kecil itu tidak berlebihan. Apalagi kejadian serupa pernah terjadi, dengan skala berbeda-beda.
"Sudah sesuai prosedur, memang seperti itu. Sebelumnya ada satu dua (pelanggaran wilayah udara)," ujarnya kepada merdeka.com selepas mengikuti makan malam bersama Asosiasi Pemilik Kapal Indonesia (INSA) di Hotel Indonesia Kempinsky, Jakarta, Kamis (10/4).
Sebaliknya, aksi pengamanan tersebut membuktikan kesiapan armada udara Indonesia mengamankan wilayah. Moeldoko mengaku bangga dengan respons cepat anak buahnya. "Itu kan menunjukkan kesiagaan kita tinggi," cetusnya.
Di luar itu, motif dan tujuan sebenarnya dari sang pilot terus didalami. Moeldoko mengaku belum mendapat laporan terbaru hasil pemeriksaan dari anak buahnya. Karenanya, dia enggan berspekulasi apakah langkah sang pilot murni manuver darurat, atau ada niatan lain.
"Ya nanti kita lihat, harus diperiksa dulu, pokoknya kita periksa dulu, pasti ada alasan pasti," tegasnya.
Sang pilot Heinz Peier menerbangkan pesawat jenis Swearingen SX-300. Sekitar pukul 12.00 WIB, dia dipaksa mendarat oleh TNI AU karena tidak memiliki izin terbang saat melintas di pesisir barat Sumatera.
Dari informasi yang dihimpun merdeka.com, pesawat ini hendak terbang ke Bali. Awalnya, pesawat itu terbang dari Sri Lanka menuju Malaysia. Setelah dari Malaysia, rencananya Hing Peir ingin terbang ke Bali, Indonesia.
Menurut pengakuan Heinz, karena cuaca buruk di Samudera Hindia, ia kemudian mengalihkan rutenya menuju Sumatera. Karena tidak memiliki izin, pesawat itu mengundang kecurigaan TNI AU. Kepada petugas, dia mengaku hanya seorang turis.
Pesawat itu langsung dihampiri dua pesawat F16 yang ketika itu sedang latihan. Pesawat F16 itu dipiloti Mayor Penerbang Bambang bersama Lettu Yusuf dan Lettu Ferry. Kebetulan pesawat yang terbang dari Iswahyudi Madiun memang sedang melakukan latihan di Medan.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam operasional, ternyata pesawat udara membutuhkan perawatan dan perbaikan berkala dan rutin guna menjaga kelaikannya terbang.
Baca SelengkapnyaSelain meninjau kesiapan pesawat tempur, Presiden Jokowi juga menyaksikan penampilan atraksi udara.
Baca SelengkapnyaMaskapai ini meminta penumpangnya untuk menaiki timbangan beserta barang bawaan mereka untuk mencatat berat badan mereka di gerbang keberangkatan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mentan menyebut ketersediaan pangan saat ini dalam kondisi yang aman.
Baca SelengkapnyaMaskapai memiliki kebijakan yang bebeda terhadap penumpang yang tertinggal pesawat, ketahuilah hak Anda untuk menerima kompensasi.
Baca SelengkapnyaLuas hamparan panen di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa seluas 266 hektar.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Pesawat Polri Ditembak KKB saat Mendarat di Intan Jaya, Berujung Baku Tembak
Baca SelengkapnyaAlshad Ahmad melakukan perjalanan dari Bandung menuju Pangandaran menggunakan pesawat milik mantan Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinet Kerja 2014-2019,
Baca Selengkapnya