Jokowi bolak balik blusukan tinjau kebakaran hutan, apa hasilnya?
Merdeka.com - Sudah lebih dari dua bulan kabut asap menyelimuti wilayah Riau dan Kalimantan. Berbagai upaya termasuk mengerahkan tentara dan polisi untuk memadamkan kebakaran lahan telah dilakukan. Namun asap masih pekat dan terus memakan korban jiwa. Peran pemerintah pun dipertanyakan, termasuk Presiden Jokowi yang sudah berapa kali bolak-balik meninjau lokasi kebakaran lahan.
Kamis (8/10) kemarin, pesawat Kepresidenan yang membawa Presiden Jokowi dan rombongan gagal mendarat di Bandara Sultan Thaha, Jambi. Sebabnya karena jarak pandang (visibility) di bandara itu hanya di bawah seribu meter. Akibatnya, kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Jambi batal, dan pesawat diputuskan mendarat di Bandara Minangkabau, Padang.
Kepala Bagian Media dan Analisa Berita pada Sekretariat Presiden, Yudhi Wijayanto, saat jumpa pers di room VIP Bandara Jambi, mengatakan, Presiden Jokowi rencananya memang akan melawat ke Jambi. Namun karena jarak pandang terbatas, maka diputuskan pesawat Presiden mendarat di Padang.
Yudhi mengatakan, setibanya di Bandara Padang, Presiden Jokowi diagendakan kembali ke Jambi menggunakan helikopter. Namun lagi-lagi karena kabut asap masih tebal, Presiden Jokowi memutuskan membatalkan kunjungan ke Jambi dan melanjutkan kegiatan di Padang.
"Jika cuaca dan kondisi kabut asap di Jambi mulai membaik dalam dua hingga tiga hari ke depan, Presiden akan melanjutkan kunjungan kerjanya dari Sumbar ke Jambi. Kemungkinan hari Sabtu, tapi belum bisa kita pastikan," ucap Yudhi.
Terkait opsi kedatangan Presiden ke Jambi melalui jalur darat, Yudhi juga belum bisa memberikan keterangan secara pasti. Namun menurutnya, opsi perjalanan darat bisa saja dilakukan, karena Presiden Jokowi sangat ingin melihat kondisi kabut asap dari kebakaran lahan dan hutan, dan pembuatan kanal penahan api di lahan-lahan perkebunan, serta melihat langsung masyarakat yang terdampak kabut asap.
Jokowi pun sudah tiga kali dijadwalkan mengunjungi Jambi. Namun semua rencana itu batal karena pesawat kepresidenan tidak bisa mendarat di Bandara Jambi, lantaran jarak pandang terbatas akibat tebalnya kabut asap.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Luhut mengaku tak bisa membayangkan ajang balap FI air tersebut bisa digelar di kampung halamannya di tanah Batak, Danau Toba.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, hasil panen raya di daerah tersebut mencapai 6,2 ton per hektare.
Baca Selengkapnya"Kekeringan panjang, hujan yang juga terus menerus sehingga menyebabkan banyak gagal panen," kata presiden.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi menjelaskan kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Indonesia, namun seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaPresiden bercerita tentang banyak negara kesulitan beras karena perubahan iklim
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, banjir di Demak terjadi akibat curah hujan yang sangat ekstrem.
Baca SelengkapnyaSebanyak enam tanggul jebol pascahujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Jawa Tengah pada Rabu (13/3).
Baca SelengkapnyaJokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.
Baca SelengkapnyaTujuannya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.
Baca Selengkapnya