Desi bayar uang masuk SMK dari tabungan jual slondok sejak SD
Merdeka.com - Desi, siswa SMKN 2 Yogyakarta ini tak pernah malu menjual slondok, cemilan khas Yogya, dengan membawa gerobok sepeda ke sekolah. Desi harus menjalani rutinitas seperti ini sejak SD demi membantu bapaknya yang sehari-hari menjadi kuli batu di Sleman.
Bagi Desi, dengan berjualan slondok, banyak membantu meringankan beban ekonomi keluarganya. Setiap bulannya paling tidak Desi bisa mengantongi uang sekitar Rp 250.000 dari berjualan slondok. Itu belum termasuk penghasilannya dari menjaga toko sembako sepulang sekolah.
Setiap harinya Desi bisa menjual sekitar 30-50 bungkus Slondok. Setiap bungkusnya dia menjual Rp 7.000 dengan keuntungan Rp 1.000 per bungkus.
"Ya nggak tentu, kadang ada pesanan banyak, lumayan buat bantu bapak, kan bapak juga kerja nggak tentu, kalau ada kerjaan baru kerja, kalau nggak ya nganggur di rumah," ujar anak pertama dari dua bersaudara kepada merdeka.com, Rabu (22/1).
Hasil keringatnya itu biasanya dia belikan sayuran untuk dimasak di rumah. Sebagian juga digunakannya untuk memberikan uang jajan pada adiknya yang juga masih bersekolah.
"Kalau adik juga masih sekolah, kadang yang ngasih uang jajan, tapi kan adik tinggal sama bude di Maguwo, karena sekolahnya dekat sana," ujarnya.
Selain untuk kebutuhan sehari-hari, hasil jualan Slondok juga digunakannya untuk membiayai sekolahnya sendiri. Bahkan saat mendaftar ke SMKN 2 Yogya, Desi menggunakan tabungannya hasil jualan sejak dari SD untuk biaya masuk sekolah. Waktu itu karena sang Bapak tak kunjung mendapatkan uang untuk biaya masuk sekolah, akhirnya Desi menggunakan uang tabungannya sendiri.
"Waktu itu bapak nggak ada uang, saya bilang bapak, ‘tak nganggo duitku wae pak mblebu sekolahe’ bapak tadinya bilang jangan, tapi karena gak ada uang jadi saya pakai tabungan sendiri," kenang Desi.
Tak hanya uang sekolah, dengan uang hasil keringatnya Desi juga membeli sepatu, seragam dan handphone merk China serta sepeda onthel yang kini ia gunakan.
"Dulu pakai sepeda bapak, sekarang pake sepeda sendiri, beli setahun yang lalu, dari teman, cuma Rp 250.000," ungkapnya.
(mdk/tts)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di tengah teman-temannya yang berlomba membeli jajanan, siswa ini harus duduk sendirian menikmati bekal nasi yang dibawanya.
Baca SelengkapnyaCara didikan orang tua menentukan keberhasilan anak di masa depan.
Baca SelengkapnyaPria ini bagikan kisah jadi anak tunggal bayi tabung. Semua keinginan tercapai.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Syahrul Yasin Limpo meminta pungutan di Kementan buat bayar cicilan Alphard hingga Kartu Kredit.
Baca SelengkapnyaPeristiwa ini terjadi saat ketiga anak yang berstatus pelajar SMP ini mengunjungi rumah salah satu temannya di Saptosari
Baca SelengkapnyaWalau usianya masih di bawah umur, mereka rela menyisihkan tabungannya demi membantu orang lain.
Baca SelengkapnyaIa ditemukan setelah ada laporan soal orang hilang dari Dinas Sosial.
Baca SelengkapnyaRela merantau, ia setiap harinya harus menjual dagangan baksonya.
Baca SelengkapnyaDia dibawa oleh seorang pria berinisial A (18) yang dikenal melalui media sosial.
Baca Selengkapnya