Abdul tak kooperatif, polisi sulit buru pelaku pemotong kelamin
Merdeka.com - Kepolisian menemui kesulitan untuk mengungkap pelaku pemotong kelamin Abdul Muhyi (22) lantaran korban tidak kooperatif. Bahkan, korban sempat meminta kasus tersebut dihentikan.
"Korban tidak kooperatif, keterangannya berubah-ubah dan cenderung tertutup. Bahkan korban pernah meminta untuk tidak diproses," ujar Kapolsek Pamulang Kompol Muhammad Nasir, saat dihubungi, Kamis (16/5).
Kendati korban meminta kasusnya dihentikan, pihak kepolisian tidak serta merta langsung mengabulkannya.
"Ada apa ini, masa korban minta tidak diproses. Kita tetap akan proses karena ini sudah masuk penganiayaan," tambahnya.
Sejauh ini, lanjut Nasir, pihaknya sudah memeriksa lima orang saksi.
"Kelimanya yakni dua keluarga korban, seorang dari pihak rumah sakit, satpam di tempat kejadian, dan saksi yang ditunjuk korban. Mereka dalam pemeriksaan intensif dan diharapkan ada pengembangan saksi-saksi lainnya," tandasnya.
Sebelumnya, alat kelamin Abdul Muhyi (22) warga Depok, diketahui telah dipotong oleh seseorang, pada Selasa (14/5) sekitar pukul 04.00 WIB.
Kejadian memalukan tersebut terjadi di Jalan Jalur Gas, dekat Kampus UNPAM di kawasan Pamulang, Tanggerang Selatan. Muhyi pun harus menjalani masa kritis di RSUD Tangerang Selatan, dan kondisi emosinya masih belum stabil.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rasa kesepian bisa kita alami secara tiba-tiba, penting untuk mengenalinya secara tepat walau kadang kondisi ini tidak disadari.
Baca SelengkapnyaPraka RM sempat berbicara dengan ibu korban dan perkataannya sungguh kejam dan tak punya hati.
Baca SelengkapnyaDi hari pertambahan usia ia justru mendapatkan kado terindah atas keberhasilan anaknya yang menjadi seorang polisi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Doa ini termasuk langkah kepolisian mengawal dan mengamankan Pemilu
Baca SelengkapnyaPerempuan ini membagikan kisah pahit asmaranya di masa lalu yang diremehkan ibu dari kekasihnya.
Baca SelengkapnyaKenali penyebab sakit kepala yang dialami agar bisa melakukan penanganan yang tepat.
Baca SelengkapnyaKepala bayi terputus dan tertinggal dalam rahim sang ibu saat melahirkan di puskesmas Bangkalan.
Baca SelengkapnyaKata Cak Imin, kader HMI diminta jangan menyesal tidak ikut gerbong perubahan.
Baca SelengkapnyaMuhaimin atau Cak Imin pada siang harinya juga mencuitkan soal slepet.
Baca Selengkapnya