Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku akan melihat langsung kondisi nenek Nurhayati (63), penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Muara Baru, yang diusir dari huniannya. Ahok menduga nenek tersebut diusir karena ditengarai menyewakan unit kamar miliknya kepada orang lain.

"Aku nggak tahu, mesti cek dulu. Secara logika kalau dia bayar lancar, lengkap, enggak mungkin diusir. Ada kemungkinan dia nyewain ke orang," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka, Jakarta, Selasa (17/11).

Dia menambahkan, Pemprov DKI Jakarta tidak akan mengusir warganya yang telah kooperatif mau pindah ke Rusunawa, terlebih lagi jika mereka telah memiliki data administrasi lengkap dan bayar sewa.

"Jadi ada kemungkinan, kita enggak mungkin ngusir, kita bangun rusun untuk masyarakat masa kita mengusir dia, kita setengah mati membantu masyarakat supaya punya KTP, punya bank sesuai alamat rusun, kalau dia udah lengkap mana mungkin kita usir," tandasnya.

Selain itu, Ahok menjelaskan kemungkinan nenek tersebut tidak berada di lokasi saat razia yang dilakukan UPT Rusun. Hal tersebut, katanya, karena nenek tersebut telah menyewakan unit rusunnya.

"Itu pasti dalam razia, dia tidak ada di lokasi, malah di lokasi begitu kita periksa, dia sewain," ungkapnya.

Modusnya, lanjut Ahok, nenek tersebut diduga mendapat keuntungan dengan menyewakan unitnya sebesar Rp 750 ribu sampai 2 juta, sedangkan uang retribusi yang dibayarkan kepada Pemprov DKI Jakarta hanya Rp 150 ribu untuk biaya pemeliharaan.

"Dia bayar kita hanya Rp 150 ribu untuk biaya pemeliharaan, dia nyewain ke orang itu minimal sebulan bisa Rp 750 ribu sampai Rp 2 juta. Jadi ambil untung di situ, makanya begitu razia ketemu yang tinggal nya orang model kos ya kita usir," pungkasnya.