Rekor Terburuk, 20,5 Juta Warga AS Jadi Pengangguran karena Pandemi Corona
Merdeka.com - Tingkat pengangguran akibat karantina wilayah di Amerika Serikat meroket hingga ke angka tertinggi sejak Depresi Besar, krisis ekonomi terparah dalam sejarah AS pada 1930.
Dua hari lalu angka-angka pemerintah AS menunjukkan rekor 20,5 juta orang Amerika kehilangan pekerjaan pada April 2020.
Data dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) juga menunjukkan tingkat pengangguran meroket ke 14,7 persen bulan lalu atau yang tertinggi sejak Depresi Besar di AS pada 1930, demikian seperti dilansir dari laman Aljazeera, Sabtu (9/5).
Data-data itu lebih jauh menegaskan ekonomi AS berada dalam pergolakan resesi yang tajam. Tetapi dalam kenyataan di lapangan angka-angka itu kemungkinan mengecilkan skala kerusakan sebenarnya.
"Meskipun tingkat pengangguran hanya naik menjadi 14,7 persen, sedikit di bawah ekspektasi, itu terutama karena BLS masih mengalami masalah dengan kesalahan klasifikasi pekerja yang absen yang seharusnya dicatat sebagai PHK sementara," tulis kepala ekonom Ekonomi AS Paul Ashworth dalam sebuah catatan untuk klien.
"Tanpa distorsi itu, tingkat pengangguran akan mendekati 20 persen bulan lalu."
Meski bersejarah, data itu tidak mengejutkan. Sekitar 33,5 juta orang Amerika mengajukan tunjangan pengangguran dalam tujuh pekan yang berakhir 2 Mei 2020. Hal itu memberi gambaran awal kerusakan bulanan akibat pandemi di AS.
Tetapi angka-angka bulan April memang memberikan rincian lebih lanjut tentang pekerja mana dan sektor ekonomi mana yang paling terpukul oleh kebijakan lockdown dan stay-at-home virus corona.
Dipecah berdasarkan ras dan jenis kelamin, tingkat pengangguran mencapai 13 persen untuk pria dewasa dan 15,5 persen untuk wanita dewasa; 14,2 persen untuk kulit putih, 16,7 persen untuk orang kulit hitam, 14,5 persen untuk orang Asia dan 18,9 persen untuk orang Hispanik.
Semua kelompok ini, kecuali orang kulit hitam, membukukan rekor tingkat pengangguran yang tinggi.
Setiap sektor utama ekonomi mengalami kemerosotan bulan lalu, tetapi kerugiannya terparah di sektor layanan jasa hiburan dan perhotelan, di mana lapangan kerja anjlok hingga 7,7 juta, atau 47 persen. Hampir tiga perempat dari kemerosotan itu--sekitar 5,5 juta kehilangan pekerjaan di sektor layanan makanan dan tempat minum.
Layanan pendidikan dan kesehatan kehilangan 2,5 juta pekerjaan pada bulan April, sementara layanan kesehatan merosot 1,4 juta, dipimpin oleh kerugian di layanan dokter gigi.
Pekerjaan dalam layanan profesional dan bisnis, dan perdagangan ritel masing-masing turun 2,1 juta.
Sekitar 1,3 juta pekerja manufaktur kehilangan pekerjaan pada April, dengan hampir dua pertiga dari total itu berasal dari layanan pribadi dan binatu.
Reporter: Hariz Barak
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaAnies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Naik, Mentan: Kita Menunggu Panen Bulan Maret
Akibat kondisi tersebut, awalnya Kementan yang getol menolak untuk impor beras, akhirnya menyetujui. I
Baca SelengkapnyaKonglomerat Indonesia Ini Pernah Rasakan Hilang Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Melansir Forbes, orang terkaya Indonesia ini masuk sebagai orang terkaya peringkat enam, se-Asia.
Baca SelengkapnyaJokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca SelengkapnyaAirlangga Sebut Resesi Ekonomi Jepang Malah Untungkan Indonesia, Begini Penjelasannya
Sebagai negara maju, Inggris dan Jepang resmi masuk jurang resesi.
Baca SelengkapnyaJokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca Selengkapnya