Demo anti-AS, massa di China keliru geruduk toko tiruan Apple
Merdeka.com - Kejadian kocak terjadi di China tiga hari lalu, ketika lebih dari 3 ribu orang menggelar unjuk rasa anti-Amerika Serikat. Niatnya ingin menggeruduk simbol korporasi Negeri Paman Sam, mereka malah salah sasaran.
Massa di Kota Jiangsu ini menggeruduk toko elektronik yang menjual produk-produk dengan logo apel berlubang, sekilas mirip cabang Apple Inc, perusahaan AS. "Boikot barang-barang Amerika, usir Apple dari China," kata koordinator aksi memakai pengeras suara.
Siapa sangka, yang mereka geruduk ternyata toko menjual barang palsu tiruan Apple, seperti dilansir Shanghaiist, Minggu (24/7). Sang pemilik toko, Zhu, ketakutan karena ribuan orang tiba-tiba memadati halaman tempat usahanya menjelang tengah malam. Mereka sempat menuntut masuk, tapi kemudian melakukan orasi selama kurang lebih 10 menit sebelum membubarkan diri.
"Saya bukannya tidak setuju dengan tuntutan orang-orang itu, tapi caranya salah," kata Zhu. Apple memiliki 36 toko resmi di seantero China, namun yang pasti mereka tidak membuka cabang di Jiangsu.
Pemerintah China menyadari sikap emosional warganya mulai meresahkan. Surat kabar corong pemerintah, Harian Rakyat, melalui kolom tajuk rencana meminta rakyat Tiongkok bersikap lebih rasional jika ingin mengekspresikan patriotisme. "Aksi seperti ini lebih tepat disebut mengganggu alih-alih patriotik," tulis Harian Rakyat.
Demonstran salah geruduk toko Apple tiruan di Jiangsu (c) 2016 Merdeka.com/Shanghaiist
Selama dua pekan terakhir, ribuan orang di pelbagai kota Negeri Tirai Bambu menggelar unjuk rasa. Mereka merespon keputusan Badan Arbitrase Internasional pada 12 Juli terkait Laut China Selatan, yang menolak klaim Beijing sebagai pemilik sah 80 persen perairan kaya sumber daya alam itu. Seperti diberitakan sebelumnya, banyak warga Tiongkok kini membenci AS. Mereka menduga pemerintah AS mempengaruhi keputusan Badan Arbitrase agar mengalahkan Beijing dalam sengketa Laut China Selatan.
Kemarahan warga menyasar produk-produk simbol AS, di antaranya gerai restoran cepat saji KFC, produk sepatu Nike, hingga toko menjual gawai buatan Apple Inc. Minggu lalu gerai KFC di Hangzhou, Zhejiang, Changsa, Yangzhou, hingga Hunan diboikot serta didemo ratusan orang.
Dilaporkan pula seorang pria di Kota Dalian menyerang penumpang di kereta bawah tanah karena menggunakan sepatu merek Nike. Si pelaku pemukulan menuding korban simpatisan Amerika Serikat. Nike adalah sepatu olah raga buatan AS. Dilaporkan pula ratusan warga China sengaja merusak ponsel besutan AS, iPhone 6 di beberapa kota.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
Baca SelengkapnyaChina Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.
Baca SelengkapnyaChina Mengerahkan “Manusia Bersayap” Misterius ke Luar Angkasa, Seluruh Dunia Was-was
Disebut-sebut ada upaya untuk memantau pesawat luar angkasa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Apple Tawarkan Diskon Besar-besaran hingga Jutaan Rupiah, Termasuk iPhone 15 Pro Max
Ini lokasi Apple berikan diskon besar-besaran gadget besutannya.
Baca SelengkapnyaFOTO: Penampakan Kepadatan Arus Mudik Jelang Imlek di China yang Akan Pecahkan Rekor, Stasiun Kereta bak Lautan Manusia
Diperkirakan, lonjakan mudik warga China akan memecahkan rekor 9 miliar perjalanan.
Baca SelengkapnyaApple Digosipkan Hentikan Pengembangan iPhone Layar Lipat?
Mengapa Apple memutuskan hal itu jika mereka benar-benar menghentikan pengembangan iPhone layar lipat?
Baca SelengkapnyaIzin Acara Desak Anies di Mataram Sempat Dibatalkan Sepihak
Pemerintah diminta memberikan arahan kepada seluruh aparat sipil negara untuk netral.
Baca SelengkapnyaTren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun
Jjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaMedia Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca Selengkapnya